139
4.4. Model Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo, Gunungkidul,
Yogyakarta 4.4.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam
Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo
Penentian faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan wawancara mendalam dengan stakeholder terkait.
Selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk menentukan nilai skala peringkat faktor-faktor SWOT. Hasil kajian di lapangan dan analisis data dengan SWOT
dapat menggambarkan kemungkinan adanya potensi dan permasalahan yang ada, yaitu gambaran yang komprehensif mengenai faktor-faktor internal yang
merupakan kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman dalam pengembangan ekowitasa kawasan kars di
Wediombo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Identifikasi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan lingkungan internal, peluang dan ancaman
lingkungan eksternal berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang mendalam dengan tokoh masyarakat, ahli ekowisata, penyelenggara kebijakan
wisata dan BAPEDA. Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 46. Tabel 46. Hasil Indentifikasi Faktor-faktor Kekuatan Strengths
No. Faktor-faktor
Kekuatan Keterangan
1. Potensi sumberdaya
alam yang menonjol: a. Pantai
b. Goa c. Hutan alam
d. Flora dan Fauna e. Pegunungan Kars
Kawasan Wediombo mempunyai potensi yang menonjol berupa pantai teluk yang paling luas di Selatan
Gunungkidul, Goa-goa yang masih alami dengan stalagtit dan stalagmitnya, hutan alam khas kawasan kars
2. Tempat pemijahan
ikan laut alami
karena bentuk pantainya yang berupa teluk yang luas, arus yang cenderung lemah dan tebingnya masih alami, maka
kawasan ini menjadi tempat pemijahan ikan alami. Banyak ikan panjo, kakap dan ikan besar lainnya ditemukan.
3. Kondisi pantai
memungkinkan untuk kegiatan surving, diving
dan memancing secara tradisional.
Bentuk pantai yang cenderung landai, maka sudah dilakukan kegiatan surving oleh beberapa wisatawan
mancanegara. Potensi lain adalah diving karena karang nya masih alami.
4. Kaya flora dan fauna
Kawasan Wediombo merupakan kawasan yang paling hijau dibandingkan dengan kawasan lain di Gunungkidul.
Banyak tanamn endemi yang ditemukan di kawasan ini antara lain segawe, lo, lowo, nyamplung dan lain-lain,
sedangkan faunanya kera
5. Variasi budaya lokal dan
keamanan yang baik Budaya wayang kulit, jatilan, reog, ngalangi, rosulan,
campursari
140 Tabel 47. Hasil Indentifikasi Faktor-faktor Kelemahan Weaknesses
No. Faktor-faktor
Kelemahan Keterangan
1. Jauh dari pusat
pemerintahan Kondisi jalan sangat bagus dan mudah dilalui oleh
kendaraan, hanya kondisi jalan berliku dan naik dan turun secara mendadak, sehingga perlu ekstra hati-hati. Lokasi
dari pemukiman penduduk kurang lebih 4.2 km, dan jika dibandingkan dengan wisata lain di Kabupaten
Gunungkidul terletak paling timur dan jauh dari pusat kegiatan pemerintahan.
2. Sarana dan
prasarana yang kurang memadai
Sarana ibadah, penginapan, mandi belum tersedia secara baik
3. Pendanaan, Sumberdaya
Manusia SDM dan promosi kurang
Masalah pendanaan untuk membangun sarana dan prasarana kawasan sangat terbatas, dan sumberdaya
manusia masyarakat lokal masih rendah dan kegiatan promosi yang hampir tidak ada. Maka mengakibatkan
potensi yang ada tidak menarik, daya dukung masyarakat lokal dalam membantu pengembangan ekowisata sangat
kurang dan tidak dikenalnya potensi wisata yang ada karena tidak adanya promosi.
4. Musim kering
kekurangan air Kawasan Wediombo merupakan kawasan yang paling hijau
dibandingkan dengan kawasan lain di Gunungkidul. Banyak tanaman endemi yang ditemukan di kawasan ini
antara lain segawe, lo, lowo, nyamplung, kina dan lain-lain, sedangkan faunanya kera ekor panjang
5 Kelembagaan
Belum ada secara khusus kelembagaan yang khusus mengembangkan kawasan Wediombo sebagai daerah
ekowisata, hanya dikelola oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul yang hanya menarik restribusi, tetapi
pengelolaan dari kebersihan pantai hingga penataan pantai maupun prasarana kebersihan belum ada.
141 Tabel 48. Hasil Indentifikasi Faktor-faktor Peluang Opportunities
No. Faktor-faktor
Peluang Keterangan
1. Sebagai wisata
minat khusus Karena ditemukan beberapa potensi wisata berupa pantai,
goa, hutan, flora dan fauna merupakan potensi untuk mengembangkan wisata khusus yang berupa pendidikan,
maupun petualangan dan pengembangan hiking.
2. Wisata alam pantai dan
pengembangan permainan dan rekreasi
theme park Pantai Wediombo merupakan kawasan pantai yang mudah
dijangkau, menyajikan pemandangan yang alami, berpotensi untuk diving, wind surving dan sudah terdapat
sarana dan prasarana walaupun dalam kategori sederhana. Sekeliling kawasan pada radius hingga 200m dapat
dikembangkan sebagai theme park.
3. Konservasi
Karena sifat kars yang fragile, maka dengan konsep ekowisata akan menumbuhkembangkan nilai alam makin
dijaga akan makin tinggi nilai jualnya, maka pelestarian alam akan dapat diwujudkan baik oleh masyarakat lokal
maupun wisatawan
4. Meningkatkan PAD
Dengan potensi-potensi alam yang ada, maka pengembangan ekowisata akan dapat mendatangkan
pemasukan daerah yang pada akhirnya memberikan peluang untuk PAD
5 Dukungan stakeholder
Jika potensi yang ada dikelola dengan baik, dan sarana prasarana ditingkatkan, variasi budaya ditonjolkan,
keterlibatan masyarakat lokal, pemerintah, dan stakeholder terkait secara aktif, disertai dengan promosi yang baik,
maka berpotensi akan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan menghasilkan devisa daerah.
Tabel 49. Hasil Identifikasi Faktor-faktor Ancaman Treaths
No. Faktor-faktor
Ancaman Keterangan
1. Pencurian pasir
putih Karena kawasan pantai di dominasi oleh pasir putih, maka
banyak masyarakat yang memanfaatkan pasir putih untuk dijual, sehingga pengerukan pasir putih disepanjang pantai
pernah dilakukan, yang akan menyebabkan hancurnya ekosistem pantai.
2. Pembukaan ladang
dilereng kawasan lindung
Beberapa pegunungan di Wediombo selain sebagaian berupa gunung kars, tetapi di sebelah selatan berupa
pegunungan yang tersusun tanah. Karena terbatasnya lahan tanah, maka sebagian petani membuka ladang di pinggiran
pegunungan kawasan lindung yang akan berakibat terjadinya erosi yang menyebabkan kerusakan.
3. Perburuan satwa
langka dan penebangan hutan
Sebagian penduduk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjual pohon yang ditanam di hutansebagian hutan
rakyat, dan berburu satawa langka yang ada di kawasan Wediombo.
4. Penambangan batu
gamping yang tidak terkontrol
Karena kars batu gamping mempunyai nilai jual yang cukup baik, maka banyak terjadi penambangan pada
kawasan yang seharusnya dilindungi, yang akan berakibat kerusakan kars dan keindaha kars akan terdegradasi.
5 Kalah bersaing
dengan kawasan wisata lain
yang lengkap variasi wisata maupun sapras
Dibandingkan dengan kawasan wisata lain di Gunungkidul, Wediombo paling kurang sarana dan prasarananya,selain
itu variasi atraksi alam yang masih sedikit, akan mengurangi minat kunjungan wisatawan.
142 Setelah penentuan faktor-faktor internal dan eksternal seperti di atas
berdasarkan elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka langkah selanjutnya adalah menyusun berbagai alternatif faktor strategi yang dapat
dilakukan dalam mengembangkan produk wisata alam berbasis ekologi di Kawasan Kars Wediombo. Strateginya mencakup strategi S-O Strengths-
Opportunities , strategi W-O Weaknesses-Opportunities, strategi S-T Strengths-
Threats dan strategi W-T Weaknesses-Threats. Uraian Formulasi Rancangan
Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo disusun pada Tabel 50 sebagai berikut:
143 Tabel 50. Formulasi Rancangan Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo
Matrik SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
Strengths – S
1. Pantai teluk luas, kaya biota laut, keberadaan goa
2. tempat pemijahan ikan laut alami
3. kondisi pantai memungkinkan diving, surving dan
memancing. 4. kaya flora dan fauna
5. variasi budaya lokal dan keamanan yang baik
Weaknesses –W
1. jauh dari pusat pemerintahan.
2. sarana dan prasarana yang kurang memadai
3. SDM masih rendah 4. pendanaan dan promosi
kurang 5. kelembagaan
Opportunities – O
1. wisata minat khusus 2. wisata alam pantai dan
pengembangan permainan dan rekreasi
theme park. 3. konservasi
4. peningkatan PAD 5. dukungan stakeholder
Strategi S – O
1. memanfaatkan potensi kawasan kars Wediombo
sebagai kawasan wisata berbasis alam untuk konservasi
dan meningkatkan PAD S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2,O3.
2.memanfaatkan sumberdaya pantai sebagai wisata alam
pantai dan pengembangan permainan dan
rekreasiS1,S3,O1,O2 3.memanfaatkan kondisi pantai
membudidayakan hasil ikan untuk peningkatan PAD
S2,O4,05. 4.Keberadaan budaya lokal yang
bervariasi dan didukung keamanan yang baik untuk
wisata khusus dan menarik investor S5, O1, O4,05.
Strategi W-O
1. meningkatkan sarana dan prasarana untuk menjaring
wisatawan perlu dukungan stakeholder S2,S5,O4,O5
2. meningkatkan sumberdaya manusia untuk memandu
kegiatan wisataS3, O1, O2,O3.
3. meningkatkan pendanaan dan peningkatan promosi
tentang ODTW W4,O1,O2.
4. meningkatkan peran serta pemerintah daerah
untuk pengembanganwisata W5,O1,O2,O5
Threats –T
1. pencurian pasir putih. 2. pembukaan ladang
dilereng kawasan lindung
3. perburuan satwa langka dan penebangan hutan.
4. penambangan batu gamping yang tidak
terkontrol. 5. kalah bersaing dengan
kawasan wisata lain yang lebih lengkap sarana dan
prasarananya.
Strategi S-T
1. mengembangkan potensi wisata alam untuk membuka
kesempatan kerja, masyarakat lokalS1,S3,S4,T1,T2,T3,T4
2. memaksimalkan keunggulan sumberdaya alam untuk
menarik wisatawan S1,S3,S4,S5,O5
3. mengenalkan potensi diving, surving dengan melengkapi
perlengkapan yang dibutuhkan untuk dapat bersaing dengan
kawasan wisata lain S3, T5
4. adanya variasi budaya lokal yang dipadu dengan kearifan
alam, merupakan unggulan yang sulit ditemukan di
kawasan lain dan didukung oleh keamanan yang baik
S1,S5,T5.
Strategi W – T
1. menaikkan pendanaan dan promosi wisata agar
masyarakat sadar pentingnya pelestarian
sumberdaya alam
sebagai
modal wisata W1,T1,T2,T3,T4.
2. membenahi dan menambah sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi keinginan wisatawan supaya dapat
bersaing dengan kawasan yang lebih maju W2,T5.
3. meningkatkan keterlibatan masyarakat secaralangsung
maupun tidak langsung untuk mendukung wisata
W3, T4
144 Hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dari setiap komponen
SWOT, selanjutnya ditentukan prioritas komponen SWOT dan faktor-faktor yang perlu segera ditangani ke depan dalam rangka pengembangan kawasan kars
sebagai kawasan ekowisata yang berkelanjutan. Penentuan komponen dan faktor- faktor prioritas dilakukan dengan menggunakan analisis AHP yang diuraikan pada
sub bab berikut.
4.4.2. Model Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo
Model pengembangan wisata alam berbasis ekologi ekowisata yang dapat diterapkan di Kawasan Kars Wediombo dilakukan analisis AHP. Responden
yang diambil adalah tenaga ahli yang pernah mengadakan pengembangan tanaman di Kawasan Wediombo UGM, Kepala Bagian Pengembangan
Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Kepala Bapeda Gunungkidul, Ahli Geologi Kars dan Tokoh Masyarakat Wediombo, karena
responden dianggap mengetahui permasalahan yang ada di Kawasan Kars Wediombo.
Model pengembangan kawasan ekowisata kars Wediombo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta disusun dalam enam level yang terdiri fokus
pengembangan sebagai level pertama; komponen SWOT strength, weaknesses, opportunitis, dan threats sebagai level kedua; faktor SWOT masing-masing lima
sub level sebagai level ketiga, yaitu a. Strengths dengan sub elemen : 1 potensi sumberdaya alam yang menonjol
2 tempat pemijahan ikan laut alami, 3 kondisi pantai memungkinkan untuk kegiatan surving, diving dan memancing secara tradisional, 4 kaya flora dan
fauna, dan 5 variasi budaya lokal dan keamanan yang baik b. Weaknesses dengan sub elemen : 1 jauh dari pusat pemerintahan, 2 sarana
dan prasarana yang kurang memadai, 3 pendanaan, Sumberdaya Manusia SDM dan promosi kurang, 4 musim kering kekurangan air, dan 5
kelembagaan yang belum jelas topuksinya. c. Opportunities dengan sub elemen : 1 sebagai wisata minat khusus, 2 wisata
alam pantai dan pengembangan permainan dan rekreasi theme park,
145 3 konservasi, 4 meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD, dan 5
dukungan stakeholder d. Threats dengan sub elemen : 1 pencurian pasir putih, 2 pembukaan ladang
di lereng kawasan lindung, 3 perburuan satwa langka dan penebangan hutan, 4 penambangan batu gamping yang tidak terkontrol, dan 5 kalah bersaing
dengan kawasan wisata lain yang lengkap variasi wisata maupun sarana dan prasarananya
Level keempat adalah aktor yang berperan dalam pengembangan kawasan yaitu pemerintah, masyarakata, swasta, perguruan tinggi, dan Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM; dan level kelima adalah tujuan yang diharapkan tercapai dalam pengembangan kawasan ekowisata kars yaitu tercapainya efektivitas, biaya,
dan keberlanjutan dalam pengembangan kawasan; serta level keenam adalah alternatif strategi pengembangan kawasan kars yaitu wisata spiritual, wisata
penelitian, wisata petualang, wisata pendidikan, dan wisata massa. Berdasarkan hasil analisis AHP maka dapat diketahui masing-masing
bobot level dan tingkat konsistensi rasionya CR. Nilai CR menunjukkan informasi yang diperoleh terdapat pada tingkat kepercayaan sangat tinggi, cukup
baik dan dapat diterima jika nilainya kurang dari 10 Marimin, 2004. Adapun bobot masing-masing elemen dan sub elemen pada setiap level seperti pada
Gambar 34.
146 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN
EKOWISATA KARS WEDIOMBO 1,00
STRENGTH 0,565
WEAKNESSES 0,055 OPPORTUNITIES 0,118
THREATS 0,262
WISATA SPIRITUAL
0,058 WISATA
PETUALANG 0,195
WISATA MASSA
0,058 WISATA
PENELITIAN 0,168
WISATA PENDIDIKAN
0,521 Fokus
Komponen SWOT
Faktor SWOT
Strategi Pengembangan
Ekowisata Kars Wediombo
Pemerintah 0,402
Masyarakat 0,145
Aktor Perguruan Tinggi
0,116 LSM
0,056
Tujuan Biaya 0,352
Efektivitas 0,201 Keberlanjutan
0,447 a
0,415
b
0,310
c
0,118
d
0,118
e
0,040
f
0,123
g
0,238
h
0,191
i
0,296
j
0,153
k
0,039
l
0,287
m
0,287
n
0,272
o
0,116
p
0,220
q
0,242
r
0,242
s
0,242
t
0,054
Swasta 0,281
146
Gambar 34. Hierarkhi Model Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars Wediombo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta
147
Keterangan : 1. Faktor Strengths
a. Potensi sumberdaya alam SDA yang menonjol b. Pemijahan ikan laut alami
c. Kondisi pantai selain pasir putihnya yang luas, juga potensi untuk diving, surving, dan penelitian
d. Kaya akan flora dan fauna e. Variasi budaya lokal dan keamanan yang baik
2. Faktor Opportunities
f. Sebagai wisata minat khusus g. Wisata alam pantai dan pengembangan permainan dan rekreasi theme park
h. Kawasan konservasi i. Peningkatan PAD
j. Dukungan yang penuh dari stakeholder
3. Faktor Weaknesses
k. Jauh dari pusat pemerintahan l. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, termasuk jaringan listrik belum
ada m. Pendanaan, SDM rendah dan promosi kurang
n. Musim kering kekuarangan air o. Kelembagaan yang tidak jelas tupoksinya
4. Faktor threats
p. Pencurian pasir putih q. Pembukaan ladang di lereng kawasan lindung
r. Perburuan satwa langka dan penebangan hutan s. Penambangan batu gamping yang tidak terkontrol
t. Kalah bersaing dengan kawasan wisata lain yang lebih lengkap sarana dan prasarana maupun variasi wisata
148
1. Level Komponen SWOT
Hasil analisis AHP, memperlihatkan bahwa komponen SWOT yaitu strengths memiliki nilai skoring tertinggi yaitu sebesar 56,5 dan selanjutnya
komponen threats, opportunities, dan weaknesses, dengan nilai skoring masing- masing 26,2 ; 11,8 ; dan 5,5 dengan nilai konsistensi rasio sebesar 4,3
seperti Gambar 35.
Gambar 35. Prioritas Komponene SWOT dalam Pengembangan Kawasan
Ekowisata Kars Wediombo Pada gambar terlihat komponen SWOT kekuatan strength menduduki
prioritas pertama dan komponen ancaman menduduki prioritas kedua. Ini berarti bahwa kekuatan yang dapat dimanfaatakan secara maksimal untuk mengatasi
ancaman dan kelemahan yang dihadapi selama ini dengan memanfaatkan peluang yang ada. Jika dikaitkan dengan hasil analisis penyusunan strategi seperti pada
Tabel 35 di atas menunjukkan bahwa dalam pengembangan kawasan ekowisata kars Wediombo maka diversifikasi strategi strength dan threats strategi ST
merupakan strategi yang tepat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan produk ekowisata dan banyak
melibatkan masyarakat lokal. Meskipun dalam mengembangkan Kawasan Kars Wediombo mengalami ancaman Threats, tetapi Kawasan Wediombo
mempunyai kekuatan dari sisi internal. Oleh karena itu strategi yang harus
11,8 5,5
26,2 56,5
Tsrenghts Threats
Opportunities Weaknesses
Strength
149 diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi produk wisata alam berbasis ekologi dan berkelanjutan.
Untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh Kawasan Kars Wediombo untuk mengatasi ancaman atau tantangan yang dihadapi dalam
mengembangkan produk ekowisata, maka perlu dilakukan beberapa faktor strategi berdasarkan posisi S-T diversifikasi sebagai berikut:
1. Pantai Wediombo merupakan kawasan andalan wisata Kawasan Wediombo dan mempunyai akses jalan yang cukup baik, maka semua infrastruktur,
sarana dan prasarana sebaiknya dipusatkan dibangun di sekitar kawasan Pantai Wediombo dengan tetap berwawasan lingkungan, untuk mendukung
berkembangnya kantong-kantong potensi wisata. 2. Mengembangkan potensi wisata alam dan potensi agrowisata untuk membuka
kesempatan kerja kepada masyarakat lokal, sehingga potensi ancaman pencurian pasir, penebangan hutan dan perburuan satwa langka dan
penambangan batu gamping dapat di minimumkan, sehingga potensi kerusakan kawasan kars Wediombo dapat dikurangi S1, S3, S4, S5, T1,T2,
T3, T4. 3. Memaksimalkan keunggulan sumberdaya alam untuk menarik wisatawan,
dengan menambah variasi atraksi alam dan budaya masyarakat lokal, sehingga akan memberikan kepuasan tersendiri bagi wisatawan untuk mendapatkan
pengalaman wisata S1, S3, S4, S5, O5. 4. Mengenalkan potensi diving, surving dengan melengkapi sarana dan prasarana
yang berhubungan dengan kegiatan tersebut untuk dapat menjadi daya tarik tersendiri yang tidak ditemukan pada kawasan wisata lain sehingga dapat
bersaing S3, T5. 5. Adanya variasi budaya lokal yang dipadu dengan kearifan alam, merupakan
unggulan yang sulit ditemukan di kawasan wisata lain, maka potensi ini perlu dilestarikan secara berkelanjutan, disamping adanya dukungan keamanan yang
baik S1, S5, T5.
150 6. Perlu melibatkan semua stakeholder untuk mewujudkan pengembangan
ekowisata Kawasan Wediombo dan harus melibatkan masyarakat lokal untuk ikut membangun kawasan menjadi Kawasan Ekowisata.
7. Dari hasil alternatif wisata, pemilihan semua metode mendukung untuk mengembangkan alternatif-alternatif wisata yang telah dihasilkan.
Strategi-strategi pengembangan ekowisata kars Kawasan Wediombo diterapkan pada zone-zone potensi wisata yang ditunjukkan pada Tabel 51.
Tabel 51. Matriks Strategi pengembangan dengan pewilayahan zone
Pewilayahan Zone F
Strategi Zone
A Zone
B Zone
C Zone
D Zone
E F1 F2 F3 F4
Strategi-1 v
v v
Strategi-2 v
v v
v Strategi-3
v v v v v v v
Strategi-4 v
Strategi-5 v v v
v Strategi-6
v v v v v v v v v Strategi-7
v v v v v v v v v
Keterangan: Zone A= Pantai Wediombo
Zone F: Zone B= Goa dan Pantai
F1= sendang puring dan Nyadran Zone C= Goa Lowo
F2= Conical kars Zone D= Hutan Alam
F3=ladang tradisional dan hutan Zone E= Pusat Budaya
F4= titik peristirahatan untuk kuliner
Adapun penjelasan strategi seperti Tabel 53 adalah sebagai berikut : Strategi-1 adalah pembangunan sarana dan prasarana dipusatkan di kawasan
Pantai Wediombo Zone A, tetapi bisa dikembangkan di zone F1 sendang puring khusus membangun tempat pemandian dan
penampungan air maupun sistem drainase. Kawasan datar di pinggir jalan menuju Pantai Wediombo dapat dibangun titik point untuk
peristirahatan dan kuliner yang dekat dengan perladangan untuk dapat mengoptimalkan hasil pertanian masyarakat lokal F4.
Strategi-2 adalah mengembangkan potensi alam dan agrowisata, Pantai Wediombo dan sekitarnya ZoneA dan kawasan pantai dan goa Zone
B mempunyai potensi besar untuk dioptimumkan dan ladang tradisional dan hutan Zone F1, titik peristirahatan untuk kuliner
Zone F4.
151 Strategi-3 adalah memaksimalkan keunggulan sumberdaya alam dan menambah
variasi atraksi budaya yang dapat dikembangkan meliputi, kawasan Pantai Wediombo Zone A, kawasan pantai dan goa Zone B, Dusun
Budaya Zone E, dan kawasan lain Zone F. Strategi-4 adalah hanya dapat dikembangkan di Pantai Wediombo, karena letak
teluk dan luasnya maupun keaslian karangnya masih terjaga dengan baik selain keunggulan keanekaragaman hayatinya.
Strategi-5 adalah dapat diterapkan di Pantai Wediombo Zone A untuk pusat kegiatan budaya Ngalangi yang berhubungan ke Pantai Jungwok untuk
mengambil ikan dengan gawar terletak di Zone B pada acara budaya Ngalangi, selain itu perladangan tradisional merupakan salah satu ciri
budaya masyarakat Wediombo, selain budaya lainnya Zone F1. Strategi-6 adalah semua kawasan berpotensi untuk pengembangan kawasan
ekowisata, dan semua stakeholder dilibatkan sesuai dengan yang telah direncanakan oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul dengan pengelolaan
terpadu. Strategi-7 adalah alternatif wisata berdasarkan prioritasnya meliputi wisata
pendidikan, wisata petualang, wisata penelitian, wisata spiritual dan wisata massa semua potensi kantong-kantong kawasan wisata
mendukung alternatif wisata yang telah ditentukan. Dalam mendukung salah satu strategi pengembangan produk wisata
melalui strategi S-T berupa diversifikasi produk wisata alam berbasis ekologi, maka perlu disusun alternatif produk wisata alam dengan meminimalisir
kemungkinan terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan yang dapat terjadi akibat adanya kegiatan wisata. Oleh karena itu, mengelola wisatawan
merupakan cara yang sangat penting untuk memperkecil dampak terhadap lingkungan termasuk dampak sosial budaya dan ekonomi karena kegiatan wisata
Mason, 2003. Salah satu cara untuk mencapai tujuan adalah dengan menggabungkan aturan dan pendidikan terhadap wisatawan.
Poon 1993 menyimpulkan bahwa, permintaan wisata adalah pengalaman budaya baru, lingkungan fisik dan aktifitas. Hal pokok adalah budaya asli dan
lingkungan fisik yang khusus seperti hutan alam, pegunungan kars, karang, goa,
152 pantai dan lainnya yang menjadi tujuan wisata. Dalam mengembangkan produk
wisata seharusnya diusahakan dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu sebagai langkah awal, kemungkinan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan di
Kawasan Wediombo sesuai dengan hasil usulan permintaan dan supply dari wisatawan Tabel 37.
Daya tarik atraksi yang terdapat di Kawasan Kars Wediombo dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga aspek utama yaitu estetika-geofisik, ekologi-
biologi dan sosial budaya. Aspek estetika-geofisik yang dapat dikembangkan sesuai dengan hasil micro-ROS meliputi pantai, goa, sinhole, sungai bawah tanah,
pegunungan, lokasi camping ground, panorama alam dan ladang penduduk. Sedangkan aspek ekologi-biologi yang menjadi daya tarik wisata adalah jenis
flora dan fauna khas di Kawasan Wediombo. Aspek sosial-budaya yang terdapat di Kawasan Wediombo yang berpotensi untuk dikembangkan adalah mitos
tenggelamnya tujuh kapal Tentara Belanda oleh perlawanan gusti wora-wari salah satu pejuang dari kerajaan yogyakarta yang mengusir Tentara Belanda di
Kawasan Pantai Wediombo Pantai Jungwok, kesenian ngalangi, rosulan, memancing tradisional, lahan perladangan dengan proses tradisional maupun
budaya-budaya lain hasil identifikasi. Tabel daya tarik dan alternatif kegiatan ekowisata di Kawasan Kars Wediombo diuraikan dalam Tabel 52.
153 Tabel 52. Daya Tarik dan Alternatif Kegiatan Ekowisata di Kawasan Kars
Wediombo
No. Daya Tarik Atraksi
Kegiatan Keterangan
A. Estetika-Geofisik 1.
Pantai :
a. Wediombo
b. Jungwok
c. Dadapan
2. Pegunungan 3. Panorama Alam
4. Ladang penduduk 5. Goa
a. Bentis
b. Banyusumurup
c. Pertapan
d. Greweng
e. Lowo
f. Luweng Sumbon
g. Sinhole
6.Lokasi camping ground 7.Pemancingan
tradisional 8. Hutan alam
1.Menikmati pemandangan pantai
2. Menikmati hidangan ikan laut
2. Diving potensi dan wind surfing
3.Trekking dan hiking pegunungan dan
menyusuri pantai 4. Memancingtradisi-
onal 5. Penelusuran Goa
dan Sungai Bawah tanah
6.Keunikan penduduk lokal
bertani dengan cara tradisional
pada kawasan yang tandus
Dapat dilakukan di Pantai Wediombo, Jungwok dan Dadapan, hampir semua
wisatawan menikmati keindahan Pantai Wediombo
Dapat dinikmati dipantai Wediombo langsung dari tangkapan nelayan dan
dapat di lakukan pemesanan menggoreng di setiap warung dengan sambal bawang.
Wind surving pernah dilakukan di Pantai Wediombo dan hanya pada bulan
purnama oleh orang asing. Sedangkan diving belum dikelola.
Dilakukan anak-anak sekolah secara berkelompok dan pada musim liburan
sekolah. Semua trakjalan dari Pantai Wediombo
menuju ke semua goa, dapat dijadikan komoditas trekking dan hiking, dengan
berkesempatan melihat ladang penduduk dan pegungan kars.
Dapat dilakukan di Pantai Wediombo, Jungwok dan Dadapan, hampir semua
wisatawan menikmati keindahan Pantai Wediombo
Hanya beberapa mahasiswa dan peneliti yang masuk ke goa dengan melihat
keindahan stalagtit dan stalagmite, dapat dilakukan di semua goa, kecuali Goa
Lowo. Sedangkan penelitian sungai bawah tanah dilakukan di Sendang
Puring Dapat dikembangkan disekitar Pantai
Wediombobelum dikelola dan dipromosikan
154 Tabel 52 lanjutan
No. Daya Tarik Atraksi
Kegiatan Keterangan
B. C.
Biologi-Ekologi
1.Flora Segawe, Lowo, Legaran, Lo,
Ketos,Nyamplung,Pule, Timoho, Pudakan, Areng-
areng pohon endemik 2.Fauna fauna
a Kera ekor panjang b Kijang
c Landak Goa d Kelelawar
e Ular Phyton f Ayam hutan
g Trenggiling h Bajing Goa
i Penyu laut Sosial-Budaya
7. Melihat keindahan bukit-bukit kars
8. Camping ground
9. Menikmati pohon- pohon endemik
10.Menikmati keindahan
matahari tenggelam.
11.Menikmati perge- rakan kelelawar
dan ditemukan bajing goa
maupun ular phyton
12. Melihat habitat Kijang
13. Melihat habitat kura-kura
14. Melihat habitat Landak
15. Ngalangi Dapat dilakukan di Pantai Wediombo,
bukit sekitar Pantai Wediombo dan beberapa bukit kars di Pantai Jungwok
maupun pegunungan Batur Dapat dilakukan di kawasan lembah
terbuka di sebelah timur Pantai Wediombo menuju ke Goa Bentis dan
Banyusumurup atau disekitar Pantai Wediombo belum dikelola
Dapat dilakukan di sepanjang pinggiran Pantai Wediombo dan sekitarnya, dan
kawasan lain di hutan alam dan bukit- bukit kapur belum dikelola dan
dipromosikan Dapat dilakukan di bukit menuju Pantai
Wediombo, atau di bukit pemancingan Pantai Jungwok
Dilihat di Goa Lowo dan dapat melihat sinhole dan pemandangan pegunungan
kars yang masih sangat alamiah. Terdapat di sebelah utara Pantai
Wediombo maupun bukit manjung, hanya dapat dilihat melalui teropong,
karena sulit didekati. Terdapat diseluruh kawasan pantai, tetapi
sudah jarang terlihat Dapat dilihat di sekitar Goa Bentis dan
Banyusumurup pada malam hari belum dikelola
Dilakukan di Pantai Jungwok dan berakhir di Pantai Wediombo, dengan
iring-iringan jalan kaki dengan pakaian tradisional, dan melabuh sesajian di
Pantai Wediombo. Waktu diadakan setelah musim panen tiba.
155 Tabel 52 lanjutan
No. Daya Tarik Atraksi
Kegiatan Keterangan
D. Makanan Khas
16. Nyadran 17.Wayang kulit, reog,
Jatilan dan Campursari
18. ampyang, timel, puli, gatot, krecek,
cemplon, jatah, getuk, wajik, apem
dan lainnya. Dilakukan di kawasan ladang penduduk
berupa sebuah pohon dan berjarak 2 km dari Pantai Wediombo, yang menurut
cerita penduduk tempat peristirahatan gusti wora-wari, salah satu pejuang
kerajaan Yogyakarta. Dapat di nikmati di 3 dusun berdasarkan
hasil identififikasi sebagai pusat budaya yaitu: Dusun Karang Lor, Senggani dan
Manukan. Semua penduduk mampu membuat
makanan tradisonal dan dapat memesan jika menginginkan untuk mencoba.
Hingga saat ini belum dikembangkan
2. Level Faktor SWOT
2.1. Faktor Strengths