Strategi Pengembangan Ekowisata TINJAUAN PUSTAKA

28 Analisis prioritas manfaat bertujuan untuk mengetahui manfaat yang dihasilkan jika dikembangkan ekowisata dengan mengidentifikasi beberapa variabel yang mendukung pengembangan ekowisata dan manfaat yang dihasilkan. Menurut Weaver 2001 bahwa manfaat langsung ekowisata dari segi lingkungan memberikan insentif untuk melindungi dan merehabilitasi lingkungan alam. Untuk faktor biaya dengan melihat variabel-variabel yang kemungkinan akan terpengaruh dengan kegiatan ekowisata karena perilaku wisatawan. Untuk mendapatkan nilai pendapat pakar, variabel manfaat dan biaya dibuat matrik dan dikelompokkan sesuai dengan kriteria ekonomi, sosial budaya dan lingkungan ekologi. Tujuan mengetahui prioritas manfaat dan prioritas biaya apabila kawasan kars Wediombo dikembangkan sebagai kawasan ekowisata, akan bermanfaat untuk mendukung menyusun rancangan pengembangan ekowisata dengan melihat faktor-faktor manfaat maupun faktor-faktor pengeluaran biaya yang harus ditindaklanjuti dengan melihat urutan ranking yang dihasilkan.

2.7. Strategi Pengembangan Ekowisata

Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya serta nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat PP 6 tahun 1996. Selain itu penyelenggaraan pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya wajib menyediakan sarana dan fasilitas keselamatan dan keamanan serta menjaga kelestarian objek dan daya tarik wisata budaya serta tata lingkungannya PP 67 tahun 1996 pasal 50. Beberapa strategi pengembangan wisata kars antara lain penelitian yang dilakukan di kawasan kars Belize di Amerika Tengah dan Caribia membahas mengenai peningkatan tekanan penduduk dan menekankan kepada perlindungan lingkungan Day, 1996. Ekowisata di kepulauan Ogasawara yang membahas mengenai identifikasi kawasan yang potensial sebagai kawasan wisata Ichiki, 2002. Penelitian lain adalah sistem keberlanjutan kars dilihat dari sisi manajemen kebiasaan masyarakat dan lingkungan fisik, yang ditekankan pada kemampuan 29 masyarakat utnuk menyelaraskan kehidupan sesuai lingkungannya Arzyana, 2004. Beberapa penelitian tersebut, ternyata hanya menekankan kepada perlindungan lingkungan, kemampuan masyarakat bertahan dan menyesuaikan diri dengan kondisi alamnya dan identifikasi kawasan, tanpa membahas mengenai maksimalisasi kesempatan berekreasi pada kantong kawasan yang potensial untuk pengembangan wisata sehingga dapat meningkatkan ekonomi. Penelitian di Kawasan Wediombo ini selain membahas konservasi juga memaksimalkan kantong-kantong potensi kawasan wisata sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah. Pengembangan kawasan kars sebagai kawasan ekowisata, maka perlu dilakukan inventarisasi secara internal yang meliputi kekuatan maupun kelemahan yang terdapat di kawasan kars, dilihat secara biofisik, ekonomi dan sosial budaya. Sedangkan dari sisi eksternal dapat dilihat peluang maupun ancaman. Kedua faktor tersebut akan memberikan dampak yang positif berupa peluang dan kekuatan, sedangkan yang berdampak negatif yaitu kelemahan dan ancaman. Dengan menggunakan fungsi internal dan eksternal, maka akan diberikan bobot dan skala peringkat pada parameter-parameter yang telah ditentukan, sehingga akan didapat nilai skor. Nilai tersebut akan memberikan arahan tentang prospek pengembangan pariwisata sehingga akan memberikan konsep yang terarah dalam merancang pengembangan ekowisata di kawasan kars Wediombo. Untuk menentukan prioritas kawasan wisata, dilakukan analisis viabilitas berdasarkan konsep micro-ROS. Hasil yang didapatkan adalah prioritas urutan zone wisata sebagai kawasan ekowisata. Penentuan nilai faktor, aktor, tujuan dan alternatif dilakukan dengan menggunakan cara perbandingan berpasangan yang akan mendapatkan prioritas masing-masing tujuan. Dengan cara tersebut maka alternatif pengembangan wisata dapat diurutkan berdasarkan prioritas yang didapat. Sebagai alat pembangunan, ekowisata dapat mewujudkan tiga tujuan dasar dari konservasi keanekaragaman hayati yaitu: a melindungi keanekaragaman hayati dan budaya dengan penguatan sistem manajemen kawasan lindung, b meningkatkan nilai ekosistem mendukung penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, dengan menaikkan pendapatan, kesempatan berusaha dalam 30 ekowisata dan usaha yang sesuai dengan kawasan, c keuntungan dari hasil ekowisata juga dapat dinikmati oleh masyarakat lokal, melalui partisipasi aktif dalam perencanaan dan pengelolaan dari kegiatan ekowisata UNEP, 2003. Ketersediaan dan kualitas komponen produk wisata sangat ditentukan oleh para pelaku wisata yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2002. Tempat tujuan wisata merupakan elemen yang penting, karena tempat tujuan tersebut umumnya merupakan alasan utama bagi wisatawan untuk berkunjung Cooper dan Fletcher, 1993. Beberapa komponen yang penting akan sangat mempengaruhi jumlah wisatawan antara lain: atraksi wisata, fasilitas, aksesibilitas, pelayanan dan keamanan . World Tourism Organization WTO dan United Nation Environment Programe UNEP dalam Stecker, 1996 menetapkan kriteria-kriteria untuk suatu kawasan ekowisata. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan wisata yaitu: 1 Kekhasan atraksi alam yang berfungsi sebagai andalan atau pembawa bendera flagship attraction bagi atraksi lainnya; berupa a tipe hutan, sungai, danau, b keanekaragaman hayati, c keunikan spesies tertentu berupa kemudahan mengamati flora dan fauna. 2 Atraksi pendukung pelengkap yang dapat berfungsi sebagai penyangga buffer atau pemberi variasi, mencakup a berenang pantai, sungai, air terjun, b kegiatan olah raga jalan kaki, memancing, mendayung, c budaya lokal kebiasaan tradisional, kesenian, d peninggalan sejarah. 3 Infrastruktur dan aksesibilitas terhadap a bandara atau pusat-pusat wisata, b jalan raya, penerbangan, kereta, pelabuhan, c fasilitas kesehatan, d komunikasi. 4 Iklim seperti a cuaca yang mendukung rekreasi, b banyaknya curah hujan dan distribusinya. 5 Kondisi politik dan sosial seperti a adanya stabilitas sosial dan politik, b masyarakat lokal dapat menerima kedatangan wisatawan, c terjaminnya keamanan wisatawan.

III. METODE PENELITIAN