136
karoten yang sebenarnya dengan mengalikan persen kemurnian dengan konsentrasi beta karoten semu tersebut.
Konsentrasi beta karoten standar mgml
= A x 10mgml x FP x kemurnian puncak
2592 A
= nilai absorbansi standar FP
= faktor pengenceran 2592 = nilai E
1
1 cm beta karoten
Lampiran 3 Contoh perhitungan beta karoten Erawati 2006
a. Beta karoten standar
Standar = 10
x A x FP x 1000 x K
E
1
1 cm 100
Keterangan: Standar
= Konsentrasi beta karoten standar μgml.
10 = Faktor konversi dari persen kadar beta karoten standar menjadi
satuan mgml. E
1
1 cm = Nilai koefisien
estingasi beta
karoten dalam
asetonitril:methanol:diklorometan 80:10:10
pada panjang
gelmbang 450 nm Howe et al 2006. A
= Nilai absorbansi standar pada panjang gelombang 450 nm. FP
= Faktor pengenceran pada saat pengukuran absorbansi untuk standar.
K = Persen kemurnian standar, dilihat dari kromatogram HPLC.
1000 = Faktor konversi beta karote
n dari mgml menjadi μgml.
Diketahui: E
1
1 cm = 2592 Howe et al 2006. A
= 0.150 FP
= 100 K
= 62.6 Standar =
10 x 0.150 x 100 x 1000 x
62.6 = 36.23 μgml
2592 100
137
b. Beta karoten sampel
Standar = L
1
x FP
1
x S x V
L
2
FP
2
B Keterangan:
Sampel = Konsentrasi beta karoten standar μgg atau ppm.
L
1
= Luas area sampel yang memiliki waktu retensi yang mirip dengan waktu retensi beta karoten standar, dilihat pada hasil histogram
HPLC. L
2
= Luas area standar, dilihat pada hasil histogram HPLC. FP
1
= Faktor pengenceran sampel pada saat akan disuntikan. FP
2
= Faktor pengenceran standar pada saat akan disuntikan. S
= Konsentrasi beta karoten standar μgml.
V = Volume sampel akhir yang siap disuntikan pada HPLC.
B = Berat sampel yang diekstrak g bk.
Diketahui contoh sampel tepung jagung tanpa HMT: L
1
= 1238982 L
2
= 43286 FP
1
= 1 FP
2
= 1 S
= 36.23 μgml
V = 3 ml
B = 0.5020 g bk
Standar = 43286
x 1
x 36.23 μgml x 3 ml
= 6.99 ppm 1238982
1 0.5432 g
Histogram hasil analisis HPLC
138
Lampiran 4 Hasil analisis beta karoten standar dengan HPLC
139
Lampiran 5 Prosedur analisis nilai biologis a.
Analisis kadar pati resisten
Sampel setara 1 gram pati ditambahkan 25 ml buffer posfat 0.08 M pH 6, kemudian ditambahkan 0.2 ml enzim termamil dan diinkubasi T = 95
o
C selama t = 30 menit sambil dilakukan pengadukan setiap 5 menit. Sampel didinginkan
hingga suhu ruang, kemudian pH diatur hingga 6.8 dengan larutan NaOH dan tambahkan 125 µl enzim pankreatin. Sampel diinkubasi T = 40
o
C selama t = 60 menit, setelah itu dinginkan hingga suhu ruang. Sampel diatur kemabali pH nya
hingga 4.5 dengan HCL, kemudian ditambahakan 400µl enzim amiloglukosidase dan diinkubasi T = 60
o
C selama t = 30 menit. Sampel disaring, kemudian residu dicuci dengan aquades 2 kali dan aseton:alkohol 1:1 2 kali. Filtrat dipisahkan,
kemudian residu dicuci kembali dengan 100 ml KOH 2 M untuk melarutan pati resisten. Filtrat diatur pH nya dengan HCL, kemudian ditambahkan 100 µl enzim
amiloglukosidase dan diinkubasi T = 60
o
C selama t = 30 menit. Filtrat diambil 2 ml untuk analisa glukosa dengan metode glukosa oksidase.
Penentuan glukosa dengan metode glukosa oksidase Rohman dan Sumantri, 2007
Penentuan glukosa dengan metode glukosa oksidase menggunakan campuran enzim glukosa oksidase sebanyak 0.4 ml 1000 unitml dalam baffer
asetat pH 5, peroksidase sebanyak 40 mg, dan odianisidin sebanyak 40 mg. Campuran tersebut dilarutkan dalam 100 ml buffer asetat pH 5
Pembuatan kurva baku Larutan baku induk Li glukosa disiapkan dengan konsentrasi 1mgmL.
Li dibuat seri konsentrasi dengan mengencerkan larutan induk dalam labu takar 100mL hingga diperoleh konsentrasi akhir glukosa sebesar 2;4;6;8; dan 10
mg100mL. Tiap 2mL larutan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi sebagai blanko digunakan 2mL aquades. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam
penangas air yang dijaga suhunya 30
o
C selama 5 menit, kemudian masing-masing tabung yang masih dalam penangas air ditambahkan 1mL larutan enzim dan
diinkubasi selama 30 menit. Larutan ditambahkan dengan larutan asam sulfat asam sulfat:air = 1:3. Larutan dikocok dan didinginkan sampai suhu ruang lalu
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540nm. Kurva baku dibuat dengan menghubungkan antara konsentrasi glukosa x dengan absorbansi y.
140
Penentuan glukosa pada sampel Sampel ditimbang dan dilarukan secukupnya hingga mengandung glukosa
antara 2.5-9 mg100mL aquades. Sampel sebanyak 2mL dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu dimasukkan dalam penangas air yang dijaga suhunya pada 30
o
C selama 5 menit. Tabung yang masih dalam penangas air ditambahkan 1mL larutan
enzim dan diinkubasi selama 30 menit. Larutan ditambahkan dengan larutan asam sulfat asam sulfat:air = 1:3. Larutan dikocok dan didinginkan sampai suhu ruang
lalu diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540nm. Kadar glukosa dihitung dengan menggunakan persamaan kurva baku yang telah di peroleh di
atas. Pati resisten = kadar glukosa mg x 0.9
b. Analisis kadar serat pangan