perhitungan uji coba soal dengan korelasi product moment diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Validasi Soal Kriteria
Nomor Butir Soal Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 13, 14. 15, 16, 17, 18,
19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 39,40
28 Tidak Valid
7, 8, 10, 12, 16, 20, 23, 26, 27, 30, 36, 37, 38 12
Data selengkapnya disajikan pada lampiran 5. Hasil analisis uji coba soal diperoleh bahwa terdapat 28 soal yang valid
dan 12 soal tidak valid. Soal yang mempunyai kriteria valid yang akan digunakan untuk soal pretest dan posttest namun masih harus berdasarkan kriteria daya beda
soal dan tingkat kesukaran. Soal yang dipakai juga harus memenuhi indikator pembelajaran.
3.5.2.2 Analisis Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto 2012 indeks kesukaran difficulty index merupakan bilangan yang menunjukkna sukar mudahnya suatu soal, dimana besarnya indeks
kesukaran antara 0,0 – 1,0 indek kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.
Penelitian ini menggunakan perhitungan taraf kesukaran tiap soal adalah sebagai berikut:
Keterangan : P
: Tingkat kesukaran B
: Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Maka dengan adanya tingkat kesukaran dapat diklasifikasi tingkat kesukaran soal Arikunto, 2012 pada Tabel 3.4.
0,1 mudah
0,0 sukar
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Taraf Kesukaran Indeks Taraf Kesukaran
Kriteria 0,00 - 0,30
Sukar 0,30 - 0,70
Sedang 0,70 - 1,00
Mudah Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang
Arikunto, 2012. Hasil perhitungan uji coba soal pada kriteria tingkat kesukaran dapat
dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Taraf Kesukaran Soal Uji Coba
Butir Soal Kriteria
Keterangan 2, 3, 4, 19, 27
Mudah Dipakai
6, 7, 8, 12, 16, 20, 23, 26, 30, 35, 36, 37, 38
Mudah Dibuang
5, 9, 11, 14, 15, 17, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35
Sedang Dipakai
1, 10, 40 Sedang
Dibuang 13, 18
Sukar Dipakai
Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 5. Hasil analisis uji coba soal tingkat kesukaran diperoleh taraf kesukaran
soal mudah, sedang dan sukar. Soal Uji coba tersebut ada yang dipakai dan dibuang, hal ini sesuai dengan validitas soal, soal yang tidak valid tidak dapat
dipakai.
3.5.2.3 Analisis Daya Pembeda
Daya beda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah Arikunto,2012. Daya pembeda ditunjukkan oleh indeks diskriminasi yang diberi simbol D. Rumus yang untuk menyatakan indeks
diskriminasi adalah :
Keterangan : JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Maka dengan adanya nilai diskriminasi dapat diklasifikasikan daya
pembeda Arikunto, 2012 pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda Kriteria Penilaian
0,00 – 0,20
Jelek 0,21
– 0,40 Cukup
0,41 – 0,70
Baik 0,71
– 1,00 Sangat baik
Soal yang baik merupakan soal yang mempunyai daya pembeda baik Arikunto, 2012.
Hasil analisis uji coba soal berdasarkan daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba Butir Soal
Kriteria Keterangan
9, 11, 17, 18, 28, 32, 33 Sangat Baik
Dipakai 1
Sangat Baik Dibuang
5, 13, 14, 19, 21, 22, 25, 29, 31, 34, 35
Baik Dipakai
6, 40 Baik
Dibuang 2, 3, 4, 15, 24, 27, 39
Cukup Dipakai
8, 16 Cukup
Dibuang 7, 10, 12, 20, 23, 26, 30, 36,
37, 38 Jelek
Dibuang Data selengkapnya disajikan pada lampiran 5.
Hasil analisis uji coba soal berdasarkan daya pembeda soal terdapat soal yang sangat baik dan baik yang tidak dipakai hal ini karena soal tersebut dalam
kategori tidak valid, sedangkan soal yang jelek semua dibuang karena soal tersebut tidak valid.
3.5.2.2 Analisis Reliabilitas Tes