mencakup beberapa aktivitas yang luas namun penekanan dasar dari peserta didik adalah memiliki karakteristik yang khas.
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
Penjabaran dari ranah ini sering kali tumpang tindih antara ranah afektif dan psikomotorik. Ranah psikomotorik menurut Simpson sebagimana dikutip oleh
Rifa’i 2011 mempunyai berbagai kategori diantaranya 1 persepsi percepsion berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan, 2 kesiapan set
yaitu mengacu pada tipe kegiatan tertentu, 3 gerakan terbimbing guided response berkaiatan dengan tahap-tahap awal didalam belajar keterampilan
kompleks, 4 gerakan terbiasa kemahiran mechanism berkaitan dengan tindakan kinerja dimana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan
gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir, gerakan komplek complex overt response, 5 penyesuaian adaptasion berkaitan dengan
keterampilan yang dikembangkan dan dapat memodifikasi pola – pola gerakan
sesuai dengan persyaratan baru dan 6 kreativitas originality mengacu pada penciptaan pola
– pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah
– masalah tertentu.
2.7 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian Vikagustanti et al. 2014, pembelajaran menggunakan media monopoli mendapatkan tanggapan baik dari peserta didik
karena sesuai dengan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik yaitu menyenangkan. Pada penelitian ini, juga membuktikan bahwa pembelajaran
menggunakan media monopoli dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebanyak 88,5. Hasil belajar yang diukur pada penelitian Vikagustanti et al. adalah dilihat
dari ranah kognitif berupa pemahaman konsep. Penelitian menggunakan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Hasil belajar peserta meningkat karena mereka menggunakan model pembelajaran PBL. Model Pembelajaran menggunakan PBL dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika sebesar 16,42 pada siklus I dan II
Gunantara et al., 2014. Berdasarkan penelitian ini, PBL dapat merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan
pembelajaran secara kritis dan aktif. Menurut Afrizon 2012, pembelajaran IPA- Fisika menggunakan model pembelajaran PBL dapat memberikan sumbangan
positif terhadap peningkatan perilaku berkarakter dan keterampilan berpikir kritis. Peningkatan berpikir kritis peserta didik melalui model PBL dilakukan dengan tes
yaitu dengan ketuntasan 63,91. Science comic berbasis PBL sebagai media pembelajaran pada tema bunyi dan pendengaran untuk siswa SMP dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 0,62 masuk dalam kategori sedang dan juga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan media science comic berbasis PBL Fatimah Widiyatmoko, 2014
Menurut Astika, et al. 2013, pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkat keterampilan berpikir kritis dari pada menggunakan model
ekspositoris. Berdasarkan hasil penelitian Sujiono Widiyatmoko 2014, modul IPA terpadu berbasis PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik. Maka berdasarkan beberapa penelitian, model PBL berpengaruh pada peningkatan hasil belajar kemampuan berpikir kritis peserta didik.
2.8 Kerangka Berpikir