Tinggi Batang Utama Dan Percabangan
rata bunga muncul adalah pada 27,8 HST. Masing-masing varietas membutuhkan waktu yang berbeda untuk mencapai 50 populasi berbunga, dimana Mahesa
paling lama mencapai 50 populasi berbunga, yaitu pada hari ke-33 setelah tanam. Selisih waktu antara periode bunga dengan waktu panen menggambarkan
waktu pengisian polongbiji. Waktu pengisian yang pendek dapat mengakibatkan polong-polong menjadi kurang terisi.
Waktu bunga muncul berkorelasi negatif dengan persentase polong penuh r = -0,65 dan berkorelasi positif dengan
persentase polong kurang terisi penuh r = 0,59, tetapi tidak ditemukan adanya korelasi antara waktu 50 populasi berbunga dengan hasil dan kualitas polong
per tanaman. Hal ini dapat diartikan bahwa varietas yang lambat memunculkan bunga cenderung menghasilkan persentase polong penuhnya lebih rendah
daripada varietas yang lebih cepat memunculkan bunga. Tabel 15. Waktu bunga muncul, waktu 50 populasi berbunga, periode
reproduktif dan persentase polong penuh kacang tanah pada MT-2010
Varietas Bunga muncul
HST 50 populasi
berbunga HST
Periode Reproduktif
a
polong penuh
Badak 28.3 31.0 abc 69.0 abc
66.7 Gajah 27.0 29.0 c 71.0 ab
72.8 Garuda3 27.0 29.3 bc 70.7 ab
71.3 Jerapah 27.0 29.0 c 72.0 a 79.2
Kancil 27.0 28.3 c 72.0 a 73.7
Kelinci 30.3 32.0 ab 68.0 bc 65.7
Kidang 26.7 28.3 c 72.0 a 75.7
Mahesa 28.3 33.0 a 67.0 c 72.3 Panter 27.7 29.3 bc 71.3 a
64.1 Pelanduk 27.7
28.3 c 71.0 ab 68.3
Sima 28.7 31.0 abc
69.0 abc 60.1
Turangga 28.0 31.0 abc 69.0 abc
67.7 KK 8.3 10.1 1.2
6.21
Keterangan:angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
a dihitung dari selisih waktupanen 100HST dengan waktu 50 populasi berbunga
Periode reproduktif dimulai dari saat populasi mencapai 50 berbunga hingga panen Jogloy et al. 2011. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa
lamanya periode reproduktif berbeda nyata antar varietas. Mahesa merupakan
varietas dengan periode reproduktif paling pendek dibandingkan varietas lain, meskipun perbedaannya hanya terpaut 5 hari.
Berdasarkan rataan jumlah bunga yang muncul pada setiap varietas yang dihitung dari 26 HST hingga 68 HST diperoleh bahwa periode terbanyak
menghasilkan jumlah bungatanaman adalah pada kisaran 29 – 45 HST, seperti yang terjadi pada Badak, Garuda3, Jerapah, Kancil, Pelanduk, Gajah, Kidang dan
Panter Lampiran 2. Pada varietas Kelinci, Mahesa, Turangga dan Sima bunga- bunga awal terbentuk lebih lambat dan periode pembentukan pembungaan sedikit
lebih panjang pada kisaran 31-58 HST dibandingkan dengan varietas lain. Pembentukan bunga terus berjalan walaupun tanaman memasuki periode
pengisian biji. Pertambahan jumlah bunga meningkat cepat pada kisaran 26-42 HST, kemudian laju pertambahannya mulai berkurang pada saat memasuki
periode pembentukan dan pengisian polong. Pada varietas Gajah, Jerapah, Kancil, Kidang, Mahesa, Pelanduk dan terutama Garuda3, hampir tidak terjadi
penambahan laju jumlah bunga selama periode pembentukan polong dan pengisian biji 42-70 HST Gambar 5a. Laju pertambahan bunga pada Badak,
Kelinci, Panter, Sima dan Turangga baru mulai terjadi pada awal periode pengisian polong 56 HST, walaupun mulai melambat, pertambahan jumlah
bunganya masih cukup besar Gambar 5b.
a b Gambar 5 Pertambahan jumlah bunga duabelas varietas kacang tanah pada
MT-2010.
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0
26 42
56 68
Jumlah bunga
HST
Gajah Garuda3
Jerapah Kancil
Kidang Mahesa
Pelanduk 0.0
10.0 20.0
30.0 40.0
50.0 60.0
70.0 80.0
26 42
56 68
Jumlah bunga
HST
Badak Kelinci
Panter Sima
Turangga
Berdasarkan hasil uji ragam Lampiran 5, diperoleh bahwa jumlah bunga yang dihasilkan kacang tanah di pengaruhi oleh sifat genetiknya. Pelanduk
menghasilkan rata-rata jumlah bungatanaman yang lebih tinggi daripada sebagian besar varietas lain, sementara Mahesa menghasilkan rata-rata bunga total per
tanaman paling sedikit. Pelanduk menghasilkan bunga paling banyak, tetapi persentase bunga yang tumbuh menjadi polong hanya 26,3, sedangkan pada
Mahesa sejumlah 34,6 dari total bunga yang dihasilkan tumbuh menjadi polong. Persentase bunga yang menjadi polong untuk semua varietas rata-rata hanya
sebesar 25,4 . Efisiensi pembungaan kacang tanah memang rendah, yaitu hanya 10-20 Cahaner dan Ashri 1974. Tabel 16 menyajikan data rata-rata jumlah
bunga tiap periode, persentase bunga yang menjadi polong dan jumlah polongtanaman pada MT-2010.
Jumlah bunga berkorelasi positif dengan tinggi batang utama r = 0.74, yang berarti bahwa tanaman yang habitusnya tinggi akan cenderung menghasilkan
lebih banyak bunga daripada yang rendah. Lebih banyak bunga berarti ada kemungkinan menghasilkan lebih banyak ginofor. Tidak semua bunga menjadi
ginofor dan tidak semua ginofor menjadi polong. Tabel 16. Rata-rata jumlah bunga tiap periode, persentase bunga yang menjadi
polong dan jumlah polong per tanaman pada MT-2010
Varietas Jumlah bunga
bunga jadi
polong Jumlah
polong tanaman
42 HST 56 HST
68 HST Badak 32.0
b-e 54.1
63.9 a-e
30.7 19.54 Gajah 38.3
b-e 47.7
50.5 de
26.3 13.38 Garuda3 44.3
a-d 48.1 49.4 de 25.7 11.90
Jerapah 39.1 b-e 50.1 55.5
b-e 22.2 12.51 Kancil 48.3
abc 60.6
67.0 a-d
25.5 16.24 Kelinci 22.0
e 44.5 52.5
cde 26.5 14.36
Kidang 49.3 ab 62.8
66.3 a-d 15.6 10.38
Mahesa 27.9 de 37.6 42.6
e 34.6 14.41 Panter 35.5
b-e 65.1
73.9 abc
26.2 18.22 Pelanduk 57.9 a
74.6 81.6 a 26.3
19.86 Sima 30.9
cde 59.7
76.0 ab
22.3 17.18
Turangga 30.0 de 51.9 61.4 a-e 20.1 11.87
KK 23.8 21.9
19.8 29.5
14.0 Keterangan:angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT pada taraf 5