Persentase pengisian polong Kekuatan Sink Sink Strength

Tabel 28. Nilai 13 C atom excess dan selisih perubahannya dalam tiap bagian tanaman Varietas Waktu Batang Daun Akar Polong Pengamatan 13 C Δ 13 C Δ 13 C Δ 13 C Δ Sima 1 hari 0,44 0,27 0,14 0,31 2 hari 0,36 0,08 0,15 0,11 0,12 0,02 0,20 0,10 4 hari 0,32 0,04 0,10 0,05 0,10 0,01 0,17 0,03 Jerapah 1 hari 0,64 0,43 0,13 0,32 2 hari 0,52 0,12 0,37 0,05 0,10 0,02 0,27 0,05 4 hari 0,29 0,23 0,31 0,06 0,09 0,01 0,19 0,08 Perubahan 13 C dalam bagian tanaman dapat dilihat pula dengan menggunakan perhitungan kandungan 13 C berdasarkan berat gram, seperti disajikan pada Gambar 10. Pada Gambar 10a, kadar 13 C dalam daun, batang dan polong Sima meningkat pada pengamatan hari ke 2, walaupun perbandingan 13 C dan 12 C atom 13C excess menurun. Pada pengamatan hari ke 4, kadar 13 C dalam kandungan karbon daun, batang dan polong Sima berkurang. Hal ini mengindikasikan adanya translokasi 13 C antara daun, batang dan polong, akan tetapi karena tidak ada penambahan 13 C lagi, maka pada hari ke 4 kandungan 13 C menurun. Kandungan 13 C dalam batang Sima sedikit lebih tinggi daripada polongnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa batang masih merupakan pesaing polong dalam mendapatkan asimilat dari daun. Pada akar Sima, kadar 13 C dalam kandungan karbonnya terus menurun, yang kemungkinan dikarenakan kegiatan respirasi. Pada varietas Jerapah, laju penurunan nilai 13 C atom excess pada batang dan polong pengamatan hari 2-4 hampir 2 kali lebih tinggi daripada laju penurunan hari 1-2 Gambar 10b. Kadar 13 C di dalam karbon daun, batang, akar dan polong Jerapah terus meningkat selama pengamatan Gambar 10b. Kandungan 13 C dalam polong Jerapah lebih tinggi daripada batang walaupun pada pengamatan hari ke 4 kandungan 13 C dalam polong dan batang hampir sama. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa translokasi 1 3C antar bagian masih terus terjadi, dan bagian bawah tanaman akar dan polong mampu mendapatkan 13 C lebih banyak. Gambar 10 Kandungan 13 C g dalam bagian tanaman kacang tanah varietas Sima a dan Jerapah b. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa aktivitas fotosintesis selama periode pengisian biji merupakan penyuplai utama kebutuhan asimilat untuk pengisian biji kacang tanah, baik pada Sima maupun Jerapah. Perbedaan pola penurunan kadar 13 C kemungkinan lebih disebabkan Jerapah memiliki lebih banyak cabang dan tinggi batang utamanya lebih rendah dibandingkan Sima.

4.5. Peran Source dan Sink dalam Mendukung Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Kedua belas varietas kacang tanah yang diuji kemudian dibandingkan berdasarkan karakter-karakter yang ditunjukkan pada dua MT. Data gabungan dari kedua MT yang memiliki ragam homogen, hasil korelasi dan analisis ragam gabungan seperti yang disajikan pada Lampiran 6 dan 7 digunakan sebagai acuan untuk menentukan karakter-karakter yang akan diperbandingkan. Karakter produksi tanaman yang digunakan adalah bobot polongtanaman, Indeks Panen dan persentase polong penuh. Terdapat korelasi nyata positif antara bobot polong 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 1 2 4 Kadar 13 C g hari Batang Daun Akar Polong 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 1 2 4 Kadar 13 C g hari Batang Daun Akar Polong a b dan bobot bijitanaman r = 0.78, tetapi tidak ditemukan adanya korelasi antara karakter produksi lainnya.

4.5.1. Perbandingan Varietas Berdasarkan Bobot Polong Per Tanaman

Bobot polongtanaman diketahui berkorelasi positif dengan karakter kapasitas sink yaitu jumlah polong, jumlah polong penuh, dan bobot bijitanaman dengan koefisien korelasi berturut-turut 0.83, 0.72 dan 0.78 Lampiran 7. Karakter jumlah polongtanaman berkorelasi negatif dengan ILD 42 HST r = - 0.66 dan berkorelasi positif dengan jumlah polong penuh r = 0.86, sedangkan bobot bijitanaman berkorelasi positif dengan jumlah polong pada 70 HST r = 0.71. Hasil sidik ragam dari karakter ILD 42 HST dan jumlah polongtanaman dari dua musim tanam menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan perbedaan antar varietas PrF 0.062 dan 0.074 Lampiran 6. Tabel 29 menyajikan data rataan nilai ILD 42 HST, jumlah polong, bobot polong dan bobot bijitanaman dari dua musim tanam. Tabel 29. Rata-rata nilai ILD 42 HST, jumlah polong per tanaman, bobot polong dan bobot biji per tanaman dari dua musim tanam Varietas ILD 42 HST Jumlah polong 70HST Jumlah polong tanaman Bobot polong tanaman Bobot biji tanaman Badak 1.02 11.33 cd 18.49 17.74 9.25 Gajah 2.02 15.08 a-d 14.45 15.23 10.12 Garuda3 2.29 15.08 a-d 12.14 13.27 8.84 Jerapah 1.95 14.08 a-d 14.35 13.89 9.32 Kancil 1.91 19.83 a 16.20 16.76 11.30 Kelinci 1.01 15.83 abc 14.89 14.45 9.59 Kidang 1.95 15.17 a-d 12.34 13.93 8.18 Mahesa 1.78 9.92 d 14.06 13.80 8.46 Panter 1.37 17.17 abc 15.41 16.29 10.57 Pelanduk 1.80 18.00 ab 17.74 17.74 11.07 Sima 1.59 13.55 bcd 15.53 16.95 10.48 Turangga 1.48 13.25 bcd 11.31 13.64 9.15 KK 14.9 29.2 9.7 31.3 35.4 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5