Laju Pertambahan Luas Daun
Berdasarkan hasil uji ragam Lampiran 5, diperoleh bahwa jumlah bunga yang dihasilkan kacang tanah di pengaruhi oleh sifat genetiknya. Pelanduk
menghasilkan rata-rata jumlah bungatanaman yang lebih tinggi daripada sebagian besar varietas lain, sementara Mahesa menghasilkan rata-rata bunga total per
tanaman paling sedikit. Pelanduk menghasilkan bunga paling banyak, tetapi persentase bunga yang tumbuh menjadi polong hanya 26,3, sedangkan pada
Mahesa sejumlah 34,6 dari total bunga yang dihasilkan tumbuh menjadi polong. Persentase bunga yang menjadi polong untuk semua varietas rata-rata hanya
sebesar 25,4 . Efisiensi pembungaan kacang tanah memang rendah, yaitu hanya 10-20 Cahaner dan Ashri 1974. Tabel 16 menyajikan data rata-rata jumlah
bunga tiap periode, persentase bunga yang menjadi polong dan jumlah polongtanaman pada MT-2010.
Jumlah bunga berkorelasi positif dengan tinggi batang utama r = 0.74, yang berarti bahwa tanaman yang habitusnya tinggi akan cenderung menghasilkan
lebih banyak bunga daripada yang rendah. Lebih banyak bunga berarti ada kemungkinan menghasilkan lebih banyak ginofor. Tidak semua bunga menjadi
ginofor dan tidak semua ginofor menjadi polong. Tabel 16. Rata-rata jumlah bunga tiap periode, persentase bunga yang menjadi
polong dan jumlah polong per tanaman pada MT-2010
Varietas Jumlah bunga
bunga jadi
polong Jumlah
polong tanaman
42 HST 56 HST
68 HST Badak 32.0
b-e 54.1
63.9 a-e
30.7 19.54 Gajah 38.3
b-e 47.7
50.5 de
26.3 13.38 Garuda3 44.3
a-d 48.1 49.4 de 25.7 11.90
Jerapah 39.1 b-e 50.1 55.5
b-e 22.2 12.51 Kancil 48.3
abc 60.6
67.0 a-d
25.5 16.24 Kelinci 22.0
e 44.5 52.5
cde 26.5 14.36
Kidang 49.3 ab 62.8
66.3 a-d 15.6 10.38
Mahesa 27.9 de 37.6 42.6
e 34.6 14.41 Panter 35.5
b-e 65.1
73.9 abc
26.2 18.22 Pelanduk 57.9 a
74.6 81.6 a 26.3
19.86 Sima 30.9
cde 59.7
76.0 ab
22.3 17.18
Turangga 30.0 de 51.9 61.4 a-e 20.1 11.87
KK 23.8 21.9
19.8 29.5
14.0 Keterangan:angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT pada taraf 5
Ginofor yang berkembang menjadi polong kebanyakan adalah yang terbentuk dari bunga-bunga awal Cahaner dan Ashri 1974 atau pada awal
pembentukan ginofor, yaitu pada 42 HST Trustinah 1993. Waktu yang dibutuhkan untuk pembungaan hingga polong masak adalah sekitar 2 bulan
Trustinah 1993; Maria 2000. Berdasarkan peubah bunga yang muncul setiap hari, persentase bunga jadi polong dan jumlah polongtanaman, maka diduga
polong-polong yang dihasilkan berasal dari bunga yang mekar dari awal berbunga hingga 30-40 HST. Bunga dan ginofor yang muncul setelah periode tersebut
kemungkinan tidak berkembang menjadi polong sempurna.