Sidik Lintas Indeks Panen
6. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source pada awal pertumbuhan yang
cenderung lambat. Kapasitas dan aktivitas source terus meningkat dengan cepat selama fase pengisian hingga masuk fase pemasakan. Kemampuan sink
rendah karena menghasilkan ginofor menjadi polong kurang serempak, ginofor terus terbentuk selama fase pengisian. Indeks panen rendah,
persentase pengisian yang relatif rendah sehingga produksi polong juga rendah. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Turangga.
7.
Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source yang lebih rendah daripada varietas lainnya pada awal fase generatif, pertambahan bahan kering tidak
terlalu cepat sehingga pada akhir fase pengisian akumulasi bahan kering relatif sedang. Tanaman mampu menghasilkan banyak ginofor dan polong
sehingga jumlah polongtanaman lebih dari 15 polong. Distribusi asimilat kedalam polong tidak banyak terganggu oleh persaingan asimilat dengan
tajuk sehingga persentase polong penuh dan Indeks Panen tinggi 0,38. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Badak, Panter dan Kelinci.
Tanaman kacang tanah membutuhkan kapasitas dan aktivitas source tinggi untuk menghasilkan banyak asimilat. Daun-daun kacang tanah harus tahan
penyakit yang menyerang daun seperti bercak daun, karat daun dan virus, terutama pada periode pengisian biji hingga 70-84 HST. Munculnya penyakit
dapat menyebabkan produksi asimilat terganggu dan pada akhirnya mengganggu pengisian biji.
Selama periode utama pengisian biji 56-70 HST, fotosintesis selama periode ini merupakan penyedia utama asimilat untuk pengisian biji. Selama
periode ini tanaman juga masih terus meningkatkan akumulasi bahan kering dalam tajuk. Adanya peningkatan jumlah dan luasan daun apabila terlalu besar
menjadi tidak menguntungkan karena daun-daun akan saling menaungi yang menyebabkan daun-daun bagian bawah tidak lagi aktif berfotosintesis dan hanya
berfungsi sebagai pesaing asimilat bagi polong yang sedang mengisi. Untuk dapat menghasilkan asimilat tinggi dan meminimalkan daun-daun
yang saling menaungi maka luasan daun perlu diperhatikan. Tanaman kacang tanah diharapkan menghasilkan ILD pada fase awal generatif 42 HST mencapai
2, memasuki fase pengisian 56HST diharapkan kanopi sudah menutup dan ILD
mencapai nilai 3-4 sehingga sebagian besar daun dapat menerima radiasi matahari secara maksimal. Pertambahan tajuk baru selama fase pengisian tidak diharapkan
karena akan mengurangi asimilat untuk pengisian biji, akan tetapi karena sifat tanaman kacang tanah yang semideterminate maka nilai ILD mencapai 5-6 pada
akhir fase pengisian biji 70 HST sudah cukup baik. ILD 5-6 diharapkan cukup baik untuk mempertahankan kebutuhan asimilat pada fase-fase selanjutnya
Polong dan biji kacang tanah terbentuk di dalam tanah. Lokasi yang relatif jauh dari tajuk source sehingga, tajuk yang terus tumbuh dapat menjadi
kompetitor kuat bagi polong dan biji dalam memperebutkan asimilat. Karena polong dan biji tidak dapat menjadi kompetitor asimilat yang kuat bagi tajuk,
diduga mengakibatkan tajuk terus tumbuh selama fase pengisian biji, yang kemudian berakibat banyak daun menjadi saling menutupi, dan pada akhirnya
distribusi asimilat ke polong dan biji makin terganggu. Untuk mencegah pertumbuhan tajuk yang terlalu dominan sebaiknya tinggi batang utama kacang
tanah diupayakan untuk tidak terlalu tinggi. Tampaknya tinggi batang utama yang mencapai 70 cm sudah mencukupi. Pembatasan tinggi batang utama ini
diharapkan dapat menekan pertumbuhan daun, bunga dan ginofor baru sehingga tidak menjadi pesaing asimilat bagi polongbiji yang sedang mengisi.
Varietas yang menghasilkan jumlah polong tinggi sebagian besar ditandai pula dengan kemampuan menghasilkan ginofor yang tinggi. Varietas-varietas ini
cenderung memiliki habitus tinggi tegakkurang bercabang. Pada tanaman kacang tanah, bunga dan ginofor terus muncul selama pertumbuhan tanaman kacang
tanah, padahal ginofor merupakan kompetitor asimilat pula. Apabila ginofor terbentuk pada lokasi yang terlalu jauh dari permukaan tanah akibatnya ginofor ini
tidak akan terbentuk menjadi polong. Sumarno dan Slamet 1993 menyatakan apabila tangkai ginofor tumbuh lebih dari 15 cm, maka ginofor akan berhenti
tumbuh dan tidak akan membentuk polong. Munculnya ginofor pada fase pengisian akan menjadi pesaing bagi polong yang sedang mengisi dalam
mendapatkan asimilat. Akan tetapi hasil sidik lintas menunjukkan bahwa, ada hubungan pengaruh langsung positif karakter jumlah ginofor dengan karakter
produksi bobot polongtanaman. Hal ini memunculkan dugaan bahwa terbentuknya bunga dan ginofor mengakibatkan lebih banyak asimilat disediakan
oleh source untuk menyuplai kebutuhan ke bagian bawah tanaman pengisian polong daripada ke bagian atas tanaman untuk pertumbuhan tunas. Diduga pada
tanaman yang habitus tinggi dan kurang bercabang munculnya banyak bunga dan ginofor yang terbentuk pada fase pengisian akan lebih menguntungkan untuk
pengisian polongbiji. Varietas yang membentuk percabangan sejak awal fase pertumbuhannya
cenderung cepat menghasilkan daun yang dapat digunakan untuk menopang kebutuhan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman seawal
mungkin. Ginofor banyak terbentuk pada buku-buku batang utama yang dekat permukaan tanah sehingga memudahkan ginofor untuk masuk kedalam tanah
membentuk polong. Karena polong banyak terbentuk pada batang utama maka daun-daun pada batang utama merupakan penyuplai utama asimilat untuk
pengisian polongbiji. Daun-daun yang tumbuh pada cabang merupakan penyuplai asimilat utuk kebutuhan sink-sink lain selain biji. Polong dan biji dapat
menjadi sink yang kuat sehingga hanya sedikit bunga dan ginofor terbentuk pada periode pengisian biji terutama pada puncak pengisian yaitu sekitar 56-70 HST.
Hasil sidik lintas menunjukkan bahwa tanaman dengan bobot batang pada awal fase generatif 42 HST berpengaruh walaupun tidak langsung terhadap
bobot polongtanaman dan persentase polong penuh. Tanaman yang bercabang banyak bobot batangnya juga tinggi karena jumlah cabang berkorelasi positif
dengan bobot batang, dan data juga menunjukkan bahwa varietas kacang tanah yang bercabang pengisian polongbijinya lebih baik daripada tanaman yang
sedikit bercabang, lebih banyak polong terisi penuh dengan bobot 100 butir tinggi. Hal ini karena polong tidak banyak bersaing dengan tajuk dan ginofor selama fase
pengisian. Walaupun demikian terdapat kekurangan dari tanaman bercabang yaitu apabila bunga, ginofor dan polong tidak terbentuk cukup serempak sehingga
hanya sedikit polong yang dapat terbentuk. Polong yang terbentuk lebih dahulu ini akan menjadi sink kuat dan mengakibatkan perkembangan ginofor dan polong
yang terbentuk kemudian menjadi terhambat. Apabila diharapkan butir kacang tanah yang besar bobot 100 butir 50
gram dan kualitas polong yang baik polong penuh terisi biji, tanaman kacang tanah sebaiknya bercabang karena asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan