Bobot Kering Tajuk Kapasitas Source

Gambar 4 Pertambahan luas daun pada duabelas varietas kacang tanah a dan b pada MT-2010.

4.2.2.2. Laju Asimilasi Bersih LAB

Akumulasi bahan kering merupakan Laju Asimilasi Bersih LAB menggambarkan efisiensi fotosintesis dauntajuk dalam menghasilkan bahan kering Gardner et al. 1991. Nilai LAB tinggi terjadi pada saat tanaman masih muda dan sebagian besar tajuknya mendapatkan sinar matahari langsung. Nilai LAB menurun seiring dengan pertambahan jumlahluasan daun yang mengakibatkan makin banyak daun saling menaungi. Daun-daun yang ternaungi tidak dapat berfotosintesis dengan baik, apabila hal ini terjadi pada saat tanaman memasuki periode pengisian biji, maka suplai asimilat untuk pengisian biji dapat terganggu. 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 42HST 56HST 70HST 84HST Indeks Luas Daun Badak Gajah Garuda3 Jerapah Kancil Kelinci 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 42HST 56HST 70HST 84HST Indeks Luas Daun Kidang Mahesa Panther Pelanduk Sima Turangga a b Tabel 13. Rata-rata Laju Asimilasi Bersih kacang tanah pada MT-2007 dan MT- 2010 Varietas MT2007 MT2010 LAB 26-42 HST LAB 42-70 HST LAB 70-91 HST LAB 42-56 HST LAB 56-70 HST LAB 70-84 HST Badak 22.86 12.95 8.45 5.55 6.65 0.12 Gajah 14.74 18.30 2.56 3.85 2.61 -0.13 Garuda3 29.16 14.89 2.10 5.38 3.15 -2.29 Jerapah 15.37 13.18 4.45 6.17 1.34 0.36 Kancil 14.21 14.74 2.69 4.68 6.70 -0.34 Kelinci 20.32 15.26 4.24 7.05 7.87 -2.53 Kidang 15.33 13.58 3.28 7.10 3.02 1.17 Mahesa 19.93 9.64 5.89 7.93 5.93 -1.53 Panter 28.60 17.75 3.51 8.35 4.98 1.61 Pelanduk 21.77 16.25 6.93 6.36 7.22 -0.31 Sima 26.37 13.27 5.00 10.05 5.52 -0.72 Turangga 30.68 14.71 4.26 9.00 5.48 -0.80 KK 23.7 20.1 70.4 51.8 49.3 48.6 Pada Tabel 13 terlihat bahwa tidak ditemukan perbedaan antar varietas dalam nilai LAB. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi tajuk kanopi dalam menghasilkan bahan kering tidak berbeda antar varietas. Luasan daun yang makin meningkat dan tidak ditunjang dengan tata letak daun yang memungkinkan penetrasi cahaya yang lebih baik menyebabkan efisiensi tajuk dalam menghasilkan bahan kering tidak meningkat.

4.2.2.3. Laju Akumulasi Bahan Kering

Laju akumulasipertambahan bahan kering tanaman per unit luas area per unit waktu atau Laju Tumbuh Tanaman LTT gm 2 hari diukur dari selisih bobot bahan kering yang dikumpulkan tanaman pada saat panen dengan bobot bahan kering pada fase pengisian biji 42 dan 70 HST. Nilai LTT pada MT-2007 dan MT-2010 disajikan pada Tabel 14. Pada MT-2007 terdapat perbedaan antar varietas dalam kecepatan mengumpulkan bahan kering, tetapi pada MT-2010 perbedaan tersebut tidak tampak secara signifikan. Varietas Sima pada periode 42 HST hingga panen menunjukkan akumulasi bahan kering yang lebih cepat daripada Garuda3, Badak, Gajah, Jerapah, Kelinci dan Mahesa. Nilai LTT pada periode 70 HST hingga panen tampak lebih kecil daripada LTT periode 42 HST hingga panen. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman tidak banyak menambah bahan kering setelah 70 HST hingga panen. Pada MT-2010, nilai LTT pada periode 70 HST hingga panen lebih tinggi daripada LTT periode 42 HST hingga panen yang menunjukkan semua varietas setelah 70 HST masih terus menambah bahan kering dalam jumlah yang cukup besar. Tabel 14. Laju Tumbuh Tanaman pada dua periode tumbuh kacang tanah pada MT-2007 dan MT-2010 Varietas MT-2007 MT-2010 ………………….gm 2 hari………………… LTT 42-panen LTT 70-panen LTT 42-panen LTT 70-panen Badak 6.45 bc 6.14 48.92 71.85 Gajah 6.65 bc 0.80 31.67 46.92 Garuda3 4.32 c 1.71 31.13 41.83 Jerapah 6.30 bc 2.84 34.74 49.79 Kancil 7.42 abc 2.54 38.53 49.46 Kelinci 6.84 bc 3.07 36.82 46.51 Kidang 9.32 ab 4.80 37.00 47.00 Mahesa 6.38 bc 5.02 33.18 33.77 Panter 7.51 abc 1.93 45.72 67.40 Pelanduk 8.62 ab 7.41 50.41 58.68 Sima 10.50 a 6.81 55.29 73.71 Turangga 8.85 ab 5.55 37.46 46.04 KK 23.6 82.3 28.6 35.3 Rata-rata 7.4±1.7 3.8±2.7 40.1±8.0 52.8±12.5 Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5 Nilai rata-rata LTT pada MT-2007 yang diperoleh dari periode 42 HST hingga panen hanya mencapai 7,4±1,66 gm 2 hari. Nilai LTT ini lebih rendah daripada nilai rata-rata LTT kacang tanah menurut Ketring et al. 1982, yaitu sebesar 19,8±4,2 gm 2 hari. Hal ini menunjukkan rendahnya bahan kering yang mampu diakumulasikan oleh tanaman. Pada MT-2010, laju pertambahan bahan keringnya sangat tinggi 40.1 ± 8.0 gm 2 hari dan 52.8±12.5. Populasi tanaman yang lebih banyak dan kondisi agroklimat tampaknya mengakibatkan tanaman mampu menghasilkan bahan kering yang lebih banyak. Walaupun nilai LAB, kandungan klorofil dan kerapatan stomata tidak menunjukkan adanya perbedaan antar varietas, akan tetapi nilai LTT berbeda nyata antar varietas. Hal ini diduga karena LAB, kandungan klorofil dan kerapatan stomata hanya mengukur kemampuan fotosintesis daun tunggal, sedangkan LTT menunjukkan kemampuan kanopi menghasilkan bahan kering. Nilai LTT pada periode 42 HST dan periode 70 HST hingga panen berkorelasi negatif dengan indeks panen yang ditunjukkan dengan nilai r sebesar -0.94 dan -0.79. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa makin cepat laju akumulasi bahan kering, makin banyak asimilat untuk pertumbuhan tajuk dan semakin sedikit bahan kering yang didistribusikan ke dalam polongbiji.

4.3. Sink

Dalam penelitian ini sink produktif yang diamati adalah bobot polong dan bijitanaman. Untuk memahami dan membandingkan kemampuan varietas- varietas kacang tanah dalam menghasilkan sink tersebut dilakukan dengan mengamati kemampuan menghasilkan sink reproduktif, kapasitas sink, aktivitas sink dan kekuatan sink. Kapasitas sink diartikan sebagai ukuran sink yang dapat diisi oleh asimilat. Aktivitas sink diartikan sebagai laju pengisian polongbiji atau Laju Tumbuh Polong LTP. Kekuatan sink menggambarkan dominansi sink untuk mendapatkan asimilat.

4.3.1. Sink Reproduktif

Sink reproduktif merupakan sink yang berpotensi untuk menjadi sink produktif. Bagian tanaman yang masuk dalam kategori sink reproduktif adalah bunga dan ginofor. Pengamatan yang dilakukan meliputi jumlah bunga dan ginofor, waktu berbunga, lamanya periode reproduktif dan laju pertambahan ginofor. Pada MT-2007 pengamatan bunga tidak dilakukan.

4.3.1.1. Bunga

Tabel 15 menyajikan data waktu bunga muncul dan saat 50 populasi berbunga. Banyaknya bunga yang muncul dihitung setiap hari mulai 26 HST hingga 70 HST. Waktu bunga muncul tidak berbeda nyata antar varietas. Rata-