Kapasitas dan Aktivitas Source

Gambar 2 Rak tempat feeding dengan isotop 13 C.

3.2.3. Pelaksanaan

Benih kacang tanah sebelumnya direndam dalam larutan fungisida kemudian disemai terlebih dahulu dalam kotak semai berisi kompos. Metode ini digunakan untuk menyeragamkan umur tanaman yang akan diberi label 13 C. Setelah berumur 5 hari dipilih tanaman-tanaman dari kedua varietas yang berkecambah pada hari yang sama dan pertumbuhannya relatif seragam. Didapat 12 tanaman dari masing-masing varietas yang pertumbuhannya relatif seragam. Bibit kemudian dipindahkan ke pot dengan dua bibit per pot yang kemudian dijarangkan menjadi satu bibit pada minggu berikutnya. Didapat 12 tanaman dari masing-masing varietas yang pertumbuhannya relatif seragam. Ke dalam setiap pot dicampurkan kapur Dolomit sebanyak 20 grampot dan 5 gram pupuk majemuk NPK. Pot-pot berisi bibit kemudian diletakkan di tempat terbuka dan dijaga pertumbuhannya hingga siap diberi label isotop 13 C. Sebanyak 6 tanaman dari masing-masing varietas akan digunakan dalam penelitian sedangkan sisanya sebagai cadangan. Tanaman dipelihara dalam pot hingga berumur 10 MST, yaitu fase pengisian biji. Pada umur 10 minggu setelah transplanting, masing-masing 3 pot dari tiap varietas dipindahkan ke dalam rak plastik. Rak kemudian ditutup dengan sungkup plastik Gambar 2. Di dalam sungkup plastik itu 10 gram Ba 13 CO 3 dicampur dengan H 2 SO 4 pekat sehingga menghasilkan gas 13 CO 2 . Feeding atau pelabelan dengan isotop 13 C berjalan selama 90 menit. Agar gas 13 CO 2 menyebar merata digunakan kipas angin kecil yang digantungkan diatas sungkup plastik. Setelah 90 menit pot dikeluarkan dari sungkup dan dipindahkan ketempat semula. Pengukuran Photosynthetic Active Radiation PAR dan CER dilakukan pada tanaman contoh yang tidak di feeding. Pengukuran dilakukan di laboratorium fisiologi tanaman Biotrop Bogor. Tanaman dari tiap varietas didestruksi pada 1, 2 dan 4 hari setelah feeding. Tanaman dibongkar dari dalam pot, dicuci dan dikeringanginkan selama ± 24jam. Tanaman dipisahkan menjadi batang, daun, akar dan polong. Masing-masing bagian kemudian dimasukkan dalam kantong kertas dan dikeringkan dalam oven bersuhu 70 o C selama tiga hari dan dihaluskan. Sebagian contoh kemudian diukur kandungan karbon dalam tiap bagian tanaman. Sebagian contoh lagi 10 mg dibawa ke laboratorium Badan Tenaga Atom Nasional BATAN untuk dilakukan analisis kandungan isotop 13 C dengan menggunakan metode mass spektrofotometri. Pengukuran kandungan isotop adalah dengan mengukur pengayaan 13 C 13 C- enrichment = δ 13 C pada tanaman. Pengukuran δ 13 C menggunakan rumus yang tercantum dalam Zhang et al. 2009 yaitu : δ 13 C = R sample – 1 X 1000 ‰ Rstandard Keterangan: R sample = rasio 13 C 12 C pada sample ; R standar = rasio 13 C 12 C standar batu kapur PDB South Carolina Persentase 13 C atom excess diukur dengan menggunakan formula dari Inanagi dan Yoshihara 1997 yaitu : 13 C atom excesss = 13 C atom - 13 C dalam atmosfir 1,106 Kadar 13 C dalam bagian tanaman diukur dengan formula : Kadar 13 C bagian tanaman g = 13 C atom x kadar karbon bagian tanaman, g 1 + 13 C atom