Tabel 2 Hasil analisis tanah sebelum penelitian Analisis Cikarawang
MT-2007 Leuwikopo
MT-2010 Nilai Kriteria
Nilai Kriteria pH H2O
5,90 Agak masam
6,40 Agak masam
C-organik 1,44
Rendah 3,19
Tinggi N-total
0,15 Rendah
0,28 Sedang
Ca me100g 7,73
Sedang 5,25
Rendah P ppm
1,70 Sangat rendah
18,80 Sangat tinggi
K me100g 0,26
Rendah 0,38
Sedang
Keterangan : Kriteria berdasarkan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1983
Pengamatan-pengamatan lanjutan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, Laboratorium Teknik Mikro dan Laboratorium Biologi Molekuler di Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Analisis kandungan karbohidrat non-structural dilakukan di Laboratorium Jasa Analisis Pangan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Tabel 3 Rata-rata kondisi agroklimat per bulan pada saat penelitian
Bulan Curah Hujan
mmbulan Hari
Hujan hari
Lama Penyinaran dalam 8 jam
Suhu Rata- rata
o
C MT2007
Juni Juli
Agustus September
274 134
248 206
21 12
15 12
76 86
89 90
25,6 25,6
25,4 26,0
MT2010 Februari
Maret April
Mei Juni
461 673
527 331
303 23
26 21
18 18
68 54
54 54
50 25,9
25,1 25,8
26,7 25,9
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor
3.1.2. Bahan dan Alat
Untuk mendapatkan keragaman pola pertumbuhan digunakan 12 varietas nasional yang telah dilepas dalam kurun waktu 1950 hingga 2003 sebagai bahan
tanam. Deskripsi varietas-varietas yang digunakan disajikan dalam Lampiran 1. Untuk menyediakan tambahan hara digunakan 100kgha Urea, 200 kgha
SP18, 100 kgha KCL dan 500 kgha Dolomit. Pestisida berbahan aktif
karbofuran, deltametrin dan mankozeb digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Peralatan yang digunakan selain peralatan budidaya adalah mistar, timbangan analitik dan oven pengering. Untuk pengamatan klorofil digunakan
gunting dan kotak pendingin untuk membawa daun segar, sedangkan pengamatan stomata menggunakan kaca preparat, pewarna kuku transparan, selotip dan
mikroskop.
3.1.3. Pelaksanaan
Sehari sebelum penanaman lahan ditaburi Dolomit. Benih ditanam dengan jarak tanam 40cm x 20cm MT-2007 dan 40cm x 10cm MT-2010. Seluruh
dosis pupuk Urea, SP36 dan KCl diberikan saat tanam. Serangan hama dan penyakit diupayakan serendah mungkin dengan
penggunaan pestisida pada awal tanam serta penyemprotan 2 minggu sekali mulai dari 5 Minggu Setelah Tanam MST hingga 10 MST. Pertanaman juga
diupayakan bersih dari gulma selama 5 minggu pertama dengan melakukan penyiangan secara manual. Setelah 5 minggu, pertanaman tidak disiang lagi
karena dikhawatirkan ginofor yang telah masuk ke dalam tanah akan terganggu dengan kegiatan penyiangan ini. Pada umur tanaman 4 MST dilakukan
pembumbunan dalam upaya agar ginofor yang terbentuk dapat dengan mudah menembus tanah dan membengkak membentuk polong.
Panen dilakukan serempak pada umur 100 MST. Tanaman dipanen dalam ubinan berukuran 1m
2
yang diambil 2 kali pada tiap unit petak percobaan.
3.1.4. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pada karakter kapasitas dan aktivitas source serta kapasitas, aktivitas dan kekuatan sink. Enam varietas
dengan kapasitas dan aktivitas source-sink berbeda kemudian digunakan untuk pengamatan kandungan karbohidrat non-struktural Total Non-struktural
Carbohydrate = TNC dalam batang dan daun untuk mengukur pengaruh kadar TNC pada pengisian biji.
3.1.4.1. Kapasitas dan Aktivitas Source
Kapasitas source adalah banyaknya bagian tanaman yang mampu berfotosintesis sebelum dan selama periode pengisian biji, sedangkan aktivitas
source adalah lajukecepatan tanaman menghasilkan asimilat yang kemudian
disimpan atau terukur dalam bobot keringnya. Yang dimaksud dengan periode pengisian biji dalam percobaan ini mengacu pada fase pertumbuhan kacang tanah
R2 hingga R8 Trustinah 1993. R7 dan R8 dimasukkan kedalam periode pengisian biji dikarenakan pola pertumbuhan kacang tanah yang semi determinate
sehingga diduga ada pengisian biji setelah fase R6 fase biji penuh. Pengamatan kapasitas source dilakukan dengan melakukan pengukuran bobot kering batang,
daun, kandungan klorofil, kerapatan stomata, Indeks Luas Daun ILD, percabangan dan tinggi batang utama. Pengamatan aktivitas source dilakukan
dengan menghitung laju pertambahan luas daun, Laju Akumulasi Bersih LAB dan laju pertambahan bahan kering atau Laju Tumbuh Tanaman.
Pengukuran kandungan klorofil dilakukan pada MT-2007. Satu contoh daun yang terletak pada buku ketiga dari tunas batang utama daun ketiga, yang
terbuka dan tidak terserang hama dan penyakit dipetik pada 42 dan 70 HST. Pengambilan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 8.00 – 9.00. Kandungan
klorofil total diukur dengan metode Mass-Spektrofotometri. Pengukuran kerapatan stomata pada permukaan bagian atas dan bawah
daun dilakukan pada MT-2010. Pengamatan karakter ini dilakukan pada umur tanaman 70HST pada 5 tanaman contoh per petak percobaan. Untuk pengamatan
stomata ini, dipilih satu anak daun dari daun ketiga yang tidak terserang penyakit. Permukaan daun atas dan bawah diolesi cairan aseton kemudian ditempeli selotip.
Selotip kemudian dilepas dengan cepat dan dilekatkan pada gelas preparat. Stomata yang tercetak pada selotip dihitung dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Jumlah stomatamm
2
diperoleh dengan menkonversi jumlah stomata dalam luasan bidang pandang ke milimeter persegi.
Pengukuran bobot kering batang, daun, akar, ginofor, polong, Indeks Luas Daun ILD dilakukan dengan melakukan destruksi dua hingga tiga tanaman
contoh dari bagian tengah petak. Destruksi pada MT-2007 dilakukan pada 26 HST R1, periode sebelum berbunga, 42 HST R3, periode pembentukan