BAB VII ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN SIMPLISIA PT X
7.1 Klasifikasi Bahan Baku
Simplisia berupa tanaman obat merupakan bahan baku utama pada industri jamu tradisional. Simplisia yang digunakan dalam proses produksi jamu PT X
berjumlah 21 jenis. Pengawasan persediaan sebanyak 21 jenis simplisia membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu perusahaan
perlu menerapkan suatu kebijakan dengan mempertimbangkan segi efisiensi dan efektivitas, yaitu dengan membedakan bahan baku yang memerlukan pengawasan
ketat dan bahan baku yang pengawasannya dapat dilakukan agak longgar. Bahan baku yang membutuhkan pengawasan ketat adalah jenis bahan baku yang
membutuhkan nilai investasi yang cukup tinggi. Sebaliknya pengawasan agak longgar dapat diberikan pada bahan baku yang mempunyai investasi rendah.
Dalam penelitian ini persediaan simplisia yang akan dianalisis dibatasi dengan sistem klasifikasi ABC yang menerapkan “Pareto Analysis”, dimana
untuk sistem persediaan yang memiliki jenis yang cukup banyak akan lebih efektif bila dilakukan pengelompokkan berdasarkan nilai pembeliannya. Biasanya untuk
bahan baku yang relatif sedikit jumlahnya, tetapi memiliki nilai pembelian yang cukup tinggi diberikan perhatian yang lebih besar dalam pengendaliannya.
Berdasarkan klasifikasi ABC diperoleh dua jenis simplisia yang tergolong kelas A. Simplisia yang tergolong kelas B sebanyak lima jenis. Sedangkan simplisia
yang tergolong dalam kelas C berjumlah 14 jenis. Pada penelitian ini persediaan simplisia yang akan dianalisis adalah simplisia yang tergolong dalam kelas A
yaitu jahe merah dan adas soa. Perhitungan untuk menentukan kelas-kelas simplisia ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
7.2 Biaya Persediaan
Biaya persediaan merupakan biaya yang terjadi akibat perusahaan mengadakan persediaan bahan baku. Biaya persediaan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
akibat adanya pemesanan bahan baku. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah pesanan yang dilakukan perusahaan. Komponen biaya pemesanan
simplisia PT X terdiri atas biaya telepon dan biaya administrasi. Biaya telepon diperlukan saat bagian keuangan memesan simplisia kepada pihak pemasok.
Besarnya biaya telepon dipengaruhi oleh jarak pemasok. Semakin jauh jarak pemasok dari perusahaan maka semakin besar besar biaya yang diperlukan.
Sedangkan biaya administrasi diperlukan untuk pembuatan faktur dan biaya administrasi bank. Pihak pemasok mengambil kebijakan menetapkan harga
simplisia yang dibeli di dalamnya sudah termasuk biaya transportasi. Secara terperinci komponen biaya pemesanan perusahaan untuk simplisia jahe merah dan
adas soa dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Komponen Biaya Pemesanan per Pesanan Simplisia Jahe Merah dan Adas Soa Rp PT X, 2004
Komponen Biaya Jenis Simplisia
Jahe Merah Adas Soa
Biaya Telepon 50.000
50.000 Biaya Administrasi
25.000 25.000
Total 75.000
75.000 Sumber : PT X, 2004 diolah
Berdasarkan Tabel 8 biaya pemesanan kedua simplisia tersebut adalah sama karena kedua simplisia tersebut dipesan dari pemasok yang sama di daerah
Yogyakarta. Biaya telepon merupakan komponen biaya terbesar yaitu sebesar 66,67 persen dari total biaya pemesanan. Sedangkan biaya administrasi hanya
sebesar 33,33 persen dari total biaya pemesanan. Biaya persediaan selanjutnya adalah biaya penyimpanan. Biaya ini
dikeluarkan perusahaan akibat menyimpan bahan baku. Biaya ini terdiri atas opportunity cost, biaya penyusutan simplisia dan biaya pemeliharaan bahan baku
Tabel 9. Opportunity cost adalah biaya yang dikorbankan dengan adanya persediaan dibandingkan apabila dana untuk persediaan tersebut disimpan di
bank. Besarnya opportunity cost dipengaruhi oleh harga pembelian simplisia dan besarnya tingkat suku bunga tahun 2004 yaitu 7,38 persen. Biaya penyusutan
simplisia diperhitungkan sebesar 1,5 persen dari harga pembelian simplisia. Angka ini diperoleh dari bagian produksi yang menyatakan rata-rata penyusutan
bobot simplisia sebesar 1,5 persen dari bobot semula. Biaya pemeliharaan dikeluarkan untuk memelihara bahan baku dari serangan tikus atau jamur. PT X
hanya menggunakan bahan alami yaitu cabai yang dimasukkan dalam wadah kedap udara yang berisi simplisia. Cabai yang mulai layu atau tidak segar lagi
akan diganti dengan yang baru untuk menjaga kualitas simplisia selama dalam proses penyimpanan.
Tabel 9. Komponen Biaya Penyimpanan Simplisia Jahe Merah dan Adas Soa PT X, 2004
Jenis Simplisia
Komponen Biaya Penyimpanan Biaya
Penyimpanan Setahun
Rpkg Biaya
Penyimpanan Seminggu
Rpkg Opportunity
Cost Rpkg
Penyusutan Rpkg
Pemeliharaan Bahan Baku
Rpkg
Jahe Merah
5.535 1.125
150 7.406,08
131,32
Adas Soa
14.760 3.000
150 18.506,08
337,92 Sumber : PT X, 2004 diolah
Biaya penyimpanan per minggu yang paling besar adalah untuk simplisia adas soa yaitu sebesar Rp 337,92 sedangkan untuk jahe merah sebesar Rp 131,32.
Perbedaan ini disebabkan karena kedua simplisia tersebut memiliki harga per kilogram yang berbeda.
Dalam penelitian ini biaya pemeliharaan fasilitas gudang tidak dianalisis. Biaya ini bersifat tetap karena nilainya tidak tergantung pada banyaknya jumlah
persediaan yang disimpan. Biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun persediaan ada dalam jumlah yang sedikit.
7.3 Pemakaian Bahan Baku