Pejalan Kaki Pedestrian TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor rangsangan yang datang dari objek maupun peristiwa, dan faktor individu yang bersangkutan dengan karakteristiknya. Oleh karena itu, dapat diasumsikan dari persepsi ini bahwa individu akan menyimpulkan pendapat dan kesan berupa senang atau tidak senangnya, baik ataupun buruk dan adanya kesiapan untuk menerima ataupun menolak rangsangan yang diterimanya.

2.2 Pejalan Kaki Pedestrian

Pejalan kaki atau pedestrian adalah setiap orang yang bergerak menggunakan kaki, kursi, roda, atau alat dengan tenaga manusia diluar pengguna sepeda Washington State Departement of Transportation, 1997. Sedangkan istilah pedestrian berasal dari bahasa latin pedesterpedestris atau pedos yang berarti kaki. Pedestrian juga dapat diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang dari satu tempat titik asal origin ketempat lain sebagai tujuan destination dengan berjalan kaki Rubenstein, 1992. Pejalan kaki sebagai istilah aktif adalah seseorang yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat titik tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat lain, kecuali mungkin penutup alas kaki dan tongkat yang tidak bersifat mekanis. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan maka pejalan kaki dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai orang yang melakukan perjalanan atau aktivitas di ruang terbuka publik tanpa menggunakan kendaraan. Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Karakteristik perjalanan Pada umumnya perjalanan yang dilakukan oleh pejalan kaki relatif dekat, karena biasanya pejalan kaki berjalan dari tempat parkir atau dari tempat pemberhentian umum yang tidak terlalu jauh pula. Jika maksud perjalanan purpose trip dan tipe perjalanan pejalan kaki dipahami maka suatu fasilitas pejalan kaki yang lebih baik dapat dikembangkan atau dibangun. Maksud pejalan kaki terkait dengan tipe pengguna lahan yang dikaitkan dengan asal dan tujuan perjalanan. Sejumlah perjalanan ditarik oleh aktifitas berdasarkan tipe dan skala, pertokoan eceran biasanya menarik lebih banyak pejalan kaki pada suatu kawasan. Menurut Weisman 1981 kenyamanan adalah suatu keadaan lingkungan yang memberi rasa yang sesuai kepada panca indera dan antropemetry disertai fasilitas yang sesuai dengan kegiatannya. Antropemetry adalah proporsi dan dimensi tubuh manusia serta karakter fisiologis lain-lainnya dan sanggup berhubungan dengan berbagai kegiatan manusia yang berbeda-beda dan mikro lingkungan. Kenyamanan terjadi setelah ditangkap menurut panca indera. Ukuran penting lainnya menurut Utterman 1984 adalah tingkat kenyamanan comfort level dan kapasitas sistem ruang pejalan kaki. Namun terpenuhinya kriteria menurut Richard Utterman tersebut dipengaruhi oleh latar belakang kondisi dan persepsi pejalan kaki. Tingkat Kenyamanan pejalan kaki dalam melakukan aktifitas dipengaruhi oleh faktor cuaca dan jenis aktivitas, kondisi ruang pejalan. Tingkat kenyamanan dihubungkan dengan kondisi kesesakan dan kepadatan, dipengaruhi oleh keamanan dan persepsi manusia dan kemudahan untuk bergerak. Kapasitas jalur pejalan kaki meliputi jumlah pejalan kaki Universitas Sumatera Utara persatuan waktu seperti orang berjalan, orang perhari. Adapun kapasitas jalur pejalan kaki walkway capasity dipengaruhi oleh penghentian, lebar jalur pedestrian, ruang pejalan kaki, volume, tingkat pelayanan, harapan pemakai dan jarak berjalan. 2.2.2 Pola pergerakan pejalan kaki Pergerakan penduduk berdasarkan tempat kegiatan dalam hubungannya dengan jaringan lalu lintas digolongkan dalam tempat kegiatan yang terbebas dari jaringan lalu lintas dan tempat kegiatan yang tidak terbebas dari jaringan lalu lintas. Pola pergerakan dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu pergerakan rutin dan pergerakan tidak rutin. Terkait dengan pola jaringan jalan dan adanya perbedaan tingkat penggunaan moda angkutan berjalan sebagai moda utama dan moda antara, maka pengguna moda berjalan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok utama Syaifudian dalam BS Kusbiantoro, 2007, yaitu: 1. Kelompok pejalan penuh adalah mereka yang menggunakan moda angkutan berjalan sebagai moda utama dan digunakan sepenuhnya dari tempat asal ke tempat tujuan, sehingga jarak yang ditempuh relative lebih besar. 2. Kelompok pejalan pengguna kendaraan umum, yaitu mereka yang menggunakan moda angkutan jalan kaki sebagai moda antara pada jalur-jalur berikut: a. Dari tempat asal ke tempat pemberhentian kendaraan umum. b. Pada jalur perpindahan rute kendaraan umum. c. Di dalam terminal atau di dalam stasiun. d. Dari tempat perhentian kendaraan umum ke tempat tujuan akhir pepergian. Universitas Sumatera Utara 3. Kelompok pejalan pemakai kendaraan umum dan kendaraan pribadi adalah mereka yang menggunakan moda berjalan sebagai moda antara dari: a. Tempat parkir kendaraan pribadi ke tempat perhentian kendaraan umum. b. Di dalam terminal atau stasiun. c. Dari tempat perhentian kendaraan umum ke tempat tujuan akhir pepergian. 4. Kelompok pejalan pemakai kendaraan pribadi penuh adalah mereka yang menggunakan atau memiliki kendaran pribadi dan hanya menggunakan moda angkutan berjalan sebagai moda antara dari tempat parkir kendaraan pribadinya ke tempat akhir pepergian yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan.

2.3 Kebutuhan Pejalan Kaki