Keberadaan Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Tinjau dari Aspek Keamanan dan

lanjut usia dan penyandang cacat berjalan lebih lambat dengan kecepatan sekitar 3,2 kmjam hingga 3,6 kmjam.

5.4 Keberadaan Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Tinjau dari Aspek Keamanan dan

Kenyamanan Keberadaan jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto tidak memiliki kesinambungan atau kontiniutas rute sampai tempat tujuan hal ini disebabkan karena banyaknya persimpangan sehingga rute pejalan kaki menjadi sebidang dengan ruas jalan. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya memiliki kesinambungan atau kontiniutas rute sampai tempat tujuan 32, sebagian besar pejalan kaki merasa tidak memiliki kesinambungan atau kontiniutas rute sampai tempat tujuan 68 Gambar 5.28. Rapoport 1977, Adanya kontinuitas Jalur Pejalan Kaki, yang menghubungkan antara tempat asal ke tempat tujuan, dan begitu juga sebaliknya. 68 32 10 20 30 40 50 60 70 80 Jumlah Responden A B Keterangan A. Ya B. Tidak Gambar 5.28 Persepsi pengguna jalan terhadap keberadaan jalur pejalan kaki di jalan Gatot Subroto Medan memiliki kesinambungan atau Kontiniutas rute sampai tempat tujuan Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Rambu-rambu yang ada di Jalan Gatot Subroto berupa rambu penunjuk arah, rambu pelarangan berhenti dan rambu lalu lintas lainnya, tidak ada rambu yang berkenaan dengan jalur pejalan kaki. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya rambu-rambu tersebut memberikan informasi tentang rute perjalanan 42. Ada juga yang merasa rambu-rambu tersebut memberikan informasi tentang identitas jalan 14. Dan juga menimbulkan persepsi bahwa pemasangan rambu-rambu tersebut tidak ada manfaatnya karena sulit dibaca dari arah jalur pejalan kaki 44 Gambar 5.29. Keberadaan rambu-rambu yang ada di Jalan Gatot Subroto yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Medan. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya rambu- rambu tersebut semrawut karena tidak ditata dengan baik 73. Ada juga yang mengatakan penempatan rambu-rambu tersebut mengganggu kontinuitas pengguna jalur pejalan kaki 15. Dan juga menimbulkan persepsi penggunanya bahwa keberadaan Keterangan A. Memberikan informasi tentang rute perjalanan B. Memberikan informasi tentang identitas jalan C. Tidak ada manfaatnya karena sulit dibaca dari arah jalur pejalan kaki Gambar 5.29 Persepsi pengguna jalan terhadap manfaat rambu-rambu yang ada di Jalan Gatot Subroto Medan Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara rambu-rambu sudah baik 12 Gambar 5.30. Pemasangan rambu masih ada yang tidak sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.63 tahun 1993 tentang penempatan rambu- rambu lalu lintas pada sisi jalan memiliki ketinggian minimum 1,75 meter dan maksimum 2,65 meter, sedangkan pada kawasan pedestrian minimum 2 meter dan maksimum 2,65 meter. Lampu penerangan di jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto tidak berfungsi selayaknya lampu penerangan untuk pejalan kaki akan tetapi lebih kepada penerangan laju lalu lintas kendaraan. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunaan lampu penerangan sudah memadai untuk memberikan rasa aman untuk berjalan kaki di malam hari 19. Walaupun sebagian besar menimbulkan perpsepsi bahwa penggunaan lampu penerangan belum memadai untuk memberikan rasa aman untuk berjalan kaki di malam hari 81 Gambar 5.31. Bertentangan dengan teori Penerangan jalan yang bertujuan untuk Keterangan A. Semrawut karena tidak ditata dengan baik B. Penempatannya mengganggu kontiniutas pengguna jalur pejalan kaki C. Keberadaan rambu-rambu sudah baik Gambar 5.30 Persepsi pengguna jalan terhadap keberadaan rambu-rambu yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Medan di jalan Gatot Subroto Medan Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Keterangan A. Ya B. Belum Gambar 5.31 Persepsi pengguna jalan terhadap lampu penerangan yang ada pada jalur pejalan kaki jalan Gatot Subroto Medan sudah memadai untuk memberikan rasa aman bagi pejalan kaki di malam hari Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 mengakomodir pergerakan pejalan kaki dan kendaraan agar menjadi lebih aman Harris dan Dinnes, 1988, Penerangan pada jalur pedestrian sebaiknya di desain tidak seragam sepanjang jalan dan distribusi pencahayaan harus mencapai 2 meter agar penglihatan ke arah pejalan kaki lain tetap jelas. Kualitas permukaan jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto merupakan cor semen dengan kemiringan longitudinal 3, material yang baik adalah unpolish cramic, atau grass paving block. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya material permukaan pejalan kaki licin 7. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya banyak terdapat genangan air di permukaan jalur pejalan kaki 25. Ada juga menimbulkan perpsepsi penggunanya permukaan jalur pejalan banyak berlubang 65. Bertentangan dengan teori Gallin, 2001, pelayanan fasilitas pejalan kaki dimaksudkan untuk mengembangkan pedoman dalam memperkirakan level atau tingkatan pelayanan fasilitas pejalan kaki yang berhubungan langsung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas, kenyamanan dan keamanan yang mencerminkan tingkat persepsi pengguna mengenai fasilitas pejalan kaki yang 81 19 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Jumlah Responden A B Universitas Sumatera Utara bersahabat. Hanya 3 Gambar 5.32 yang menyatakan permukaan pejalan kaki sudah cukup baik. Jalur Pejalan Kaki di Jalan Gatot Subroto dialih fungsikan sebagai lahan parkir sehingga mengakibatkan kualitas permukaan Jalur Pejalan Kaki rusak, dapat dilihat pada Gambar 5.33. Gambar 5.33 Kondisi Kualitas Permukaan Jalur Pejalan Kaki Jalan Gatot Subroto Medan Saat ini Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Keterangan A. Material permukaan jalur pejalan kaki licin B. Banyak terdapat genangan air di permukaan jalur pejalan kaki C. Permukaan jalur pejalan banyak berlubang D. Permukaan jalur pejalan kaki sudah cukup baik Gambar 5.32 Persepsi pengguna jalan terhadap kualitas permukaan jalur pejalan kaki jalan Gatot Subroto Medan yang ada saat ini Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Tanaman peneduh pada jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto seharusnya milihan jenis pohon yang menurut Arnold 1980, tinggi dan diameter tajuk merupakan hal paling penting diperhatikan. Pada beberapa tempat ketinggian cabang pohon yang nyaman berjalan di bawahnya berkisar 2,4–4,5 meter. Pergerakan kendaraan membutuhkan kejelasan pandangan sehingga diperlukan pohon peneduh jalan dengan ketinggian cabang minimum 4,5 meter. Pohon berukuran kecil 5,5–10, 5 meter dapat digunakan sebagai tirai screening, dan seringkali digunakan sebagai penambah tekstur dan warna pada suatu kawasan. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya keberadaan pohon peneduh tidak terawat sehingga mengganggu pemandangan kota 46 Gambar 5.34. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya penempatan pohon peneduh tidak merata 35. Ada juga menimbulkan perpsepsi penggunanya pohon peneduh diatas trotoar mengganggu kontiuitas pejalan kaki 11. Sebagian kecil pejalan kaki merasa keberadaan pohon peneduh sudah cukup baik 8 Gambar 5.35. Gambar 5.34 Kondisi tanaman peneduh di jalur pejalan kaki Jalan Gatot Subroto Medan pada saat ini Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Pengguna kenderaan bermotor memanfaatkan jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto sebagai tempat parkir serta tempat berjualan bagi PKL. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya karena tidak ada penyekat khusus untuk pemisah antara area jalur pejalan kaki dengan kenderaan bermotor 77. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya karena tidak adanya kontinuitas jalur pejalan kaki pada pertemuan jalur masuk kenderaan 15. Dan juga menimbulkan perpsepsi penggunanya karena elevasi dan kemiringan ramp pada jalur pejalan kaki terlalu rendah 8 Gambar 5.36. Bertentangan dengan teori Pushkarev, 1975, pada tahap tertentu arus pejalan kaki akan mengurangi kapasitas jalan yang ada, sehingga jalan perkotaan perlu diberi fasilitas pejalan kaki seperti trotoar, tempat penyeberangan, jembatan penyeberangan dan pagar pengaman. 8 11 35 46 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Jumlah Responden A B C D Keterangan A. Keberadaan pohon peneduh tidak terawatt sehingga mengganggu pemandangan kota B. Penempatan pohon peneduh tidak merata C. Pohon peneduh di atas trotoar mengganggu kontiniutas pejalan kaki D. Keberadaan pohon peneduh sudah cukup baik Gambar 5.35 Persepsi pengguna jalan terhadap kondisi tanaman peneduh di jalur pejalan kaki jalan Gatot Subroto Medan pada saat ini Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Daya tarik untuk mau berjalan pada jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto memiliki beberapa elemen. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya dikarenakan rasa aman dari keberadaan kenderaan bermotor 24. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya karena pemandangan yang ada di sisi kanan dan kiri Jalan Gatot Subroto Medan 11. Dan juga menimbulkan perpsepsi penggunanya tidak ada daya tarik pada jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto 65 Gambar 5.37. Bertentangan dengan teori Gallin, 2001, pelayanan fasilitas pejalan kaki dimaksudkan untuk memperkirakan level atau tingkatan pelayanan fasilitas pejalan kaki yang berhubungan langsung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas, kenyamanan dan keamanan yang mencerminkan tingkat persepsi pengguna mengenai fasilitas pejalan kaki yang bersahabat dengan mengharapan 8 15 77 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Jumlah Responden A B C Keterangan A. Karena tidak ada penyekat khusus untuk pemisah antara area jalur pejalan kaki dengan kenderaan bermotor B. Karena tidak adanya kontiniutas jalur pejalan kaki pada pertemuan jalur masuk kendaraan C. Karena elevasi dan kemiringan ramp pada jalur pejalan kaki terlalu rendah Gambar 5.36 Persepsi pengguna jalan terhadap pengguna kendaraan bermotor yang dapat memanfaatkan jalur pejalan kaki yang ada di Jalan Gatot Subroto sebagai tempat perlintasannya Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki yang merupakan sebuah lingkungan pejalan kaki yang ideal dan jumlah faktor negatif yang mempengaruhi tingkat pelayanan sangat sedikit. Keberadaan rambu dan marka jalan di Jalan Gatot Subroto. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya rambu dan marka di sudut jalan menyulitkan penyeberang jalan 28. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya pemandangan terhadap kenderaan yang datang menjadi terbatas 29. Perpsepsi penggunanya keberadaan rambu dan marka jalan tidak mengganggu 43 Gambar 5.38. Hal ini sudah adanya jembatan penyeberangan yang berada pada Jalan Gatot Subroto sebanyak empat titik lokasi yang di letakan Jembatan Penyeberangan Orang. 65 11 24 10 20 30 40 50 60 70 Jumlah Responden A B C Keterangan A. Rasa aman dari keberadaan kendaraan bermotor B. Pemandangan bangunan yang ada di sisi kanan dan kiri jalan Gatot Subroto Medan C. Tidak ada daya tarik pada jalur pejalan kaki jalan Gatot Subroto Medan Gambar 5.37 Persepsi pengguna jalan terhadap elemen yang dapat memberikan daya tarik bagi pengguna jalan untuk mau berjalan kaki di Jalan Gatot Subroto Medan Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara Keberadaan jalur pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto pada malam hari ditinjau dari aspek keamanannya. Kondisi itu menimbulkan persepsi penggunanya kurangnya lampu penerangan pada jalur pejalan kaki menyebabkan muculnya tindakan kriminalitas 45. Juga menimbulkan perpsepsi penggunanya tidak adanya pos keamanan dan petugasnya di kawasan tersebut menimbulkan ras tidak aman bagi pengguna jalur pejalan kaki 53 dan perpsepsi penggunanya jalur pejalan kaki Jalan Gatot Subroto Medan cukup aman dilalui pada malam hari 2 Gambar 5.39. Dari kondisi yang ada saat ini jalur penjalan kaki pada ruas Jalan Gatot Subroto dapat dikatakan berada pada Level C, merupakan kondisi dasar lingkungan pejalan kaki dengan faktor-faktor negatif yang mempengaruhi tingkat pelayanan dalam jumlah yang besar atau Level D, merupakan kondisi lingkungan pejalan kaki yang buruk dan terdapat faktor-faktor negatif yang mempengaruhi tingkat pelayanan 43 29 28 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Jumlah Responden A B C Keterangan A. Rambu dan marka di sudut jalan menyulitkan penyeberang jalan B. Pemandangan terhadap kenderaan yang datang menjadi terbatas C. Keberadaan rambu dan marka jalan tidak mengganggu Gambar 5.38 Persepsi pengguna jalan ditinjau dari keleluasan memandang secara visual, keberadaan rambu dan marka jalan di jalan Gatot Subroto Medan Sumber: Dokumen Peneliti Oktober 2013 Universitas Sumatera Utara dalam skala yang luas, masalah keamanan perlu menjadi perhatian pada level ini. Gallin 2001.

5.5 Persepsi Pejalan Kaki di Jalan Gatot Subroto Berdasarkan Faktor-faktor