X = Pajak atau subsidi atau keduanya
T = Teknologi
Bar garis dibawah huruf pada rumus menunjukkan bahwa variabel ini adalah
konstan cateris paribus. Dengan demikian,
Qs
A
= ø P
A
……….. cateris paribus
2.4. Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah sebuah ukuran akan seberapa besar respon para pembeli dan penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar Mankiw,2006. Selanjutnya
Hanafie 2010 menyebutkan, konsep elastisitas digunakan untuk mengukur secara kuantitatif besar-kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai
akibat dari perubahan harga. Bila jumlah barang disebut X dan harga barang adalah P maka, elastisitas e adalah persentase perubahan X dibagi dengan persentase perubahan P
atau dalam rumus :
e = ∆XX ∆PP
2.4.1. Elastisitas Permintaan
Elasitasitas harga permintaan price elasticity of demand mengukur seberapa besar jumlah permintaan berubah seiring perubahan harga. Permintaan suatu barang dikatakan
elastis jika jumlah permintaan berubah banyak, sedangkan permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah Mankiw,
2006. Putong 2005 mendefinisikan elastisitas permintaan e
d
adalah derajat dalamsatuan angka kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang yang
dimaksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan terhadap persentase perubahan harga. Bila dinyatakan dengan angka maka, ada 3 besaran elastisitas
permintaan : 1 e
d
1 , dinamakan permintaan elastis
2 e
d
1 , dinamakan permintaan inelastis
3 e
d
= 1 , dinamakan permintaan uniter elastis
4 e
d
= ∞ tidak terhingga , dinamakan elastistis
sempurna
Universitas Sumatera Utara
Model matematis untuk mengukur koefisien elastistas permintaan adalah sebagai berikut Mubyarto, 1973
perubahan jumlah barang yang diminta e
d
= perubahan harga
Adapun dalam menuliskan angka elastisitas ini sering kita lihat tanda negatif dimukanya. Ini menunjukkan bahwa harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta dan
sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta Mubyarto,1973. Pengukuran angka elastisitas dalam praktek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. elastisitas pada satu titik didalam kurva permintaan point elasticity, b. elastisitas diantara dua titik pada kurva
permintaan, atau elastisitas busur arc elasticity Dalam Gambar 4 ditunjukkan bahwa garis yang menyinggung kurva permintaan
pada titik A menunjukkan elastisitas harga atas permintaan pada titk A atau dapat dituliskan sebagai :
dQ P
e
d
= x
dP Q
dimana, Q =
Jumlah barang yang diminta P = Harga barang
Harga D
P ₂ B
P A P
₁ C D
Universitas Sumatera Utara
Q ₂ Q
Q ₁
Jumlah Gambar 4.
Kurva Elastisitas Permintaan
Dalam prakteknya menghitung elastistas ini lebih banyak menggunakan cara kedua yang disebutkan diatas, yaitu elastisitas busur arc elasticity. Pada Gambar 4 kurva
diantara 2 titik B dan C. Elastisitas yang dihitung disini merupakan angka rata-rata dari elastisitas titik sepanjang kurva diantara dua titik tersebut Mubyarto, 1973.
∆Q P
₁ + P₂ e
d
= x
∆P Q
₁ + Q
₂
dimana, ∆Q
= Perubahan jumlah yang diminta
∆P = Perubahan harga P
₁ = Harga yang pertama P
₂ = Harga yang kedua Q
₁ = Jumlah yang pertama Q
₂ = Jumlah yang kedua Bilas 1992 menyatakan elastisitas harga permintaan ditentukan oleh berbagai
faktor. Pertama, semakin banyak barang pengganti bagi produk tersebut, semakin elastis permintaannya. Kedua, semakin banyak jenis penggunaan produk tersebut, semakin elastis
permintaannya. Selanjutnya disebutkan. Produk yang mengambil bagian terbesar dari pendapatan konsumen cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibanding produk
yang hanya mengambil bagian pendapatan konsumen dalam ukuran yang relatif kecil. Misalnya, permintaan akan garam bersifat agak inelastis, sedangkan permintaan akan
mobil bersifat lebih elastis.
2.4.2. Elastisitas Pendapatan Banyak
sedikitnya barang yang diminta atau dikonsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan konsumen. Putong 2005 mengatakan bahwa faktor pendapatan merupakan faktor utama
setelah faktor harga yang menentukan jumlah permintaan. Dalam hubungan antara perubahan pendapatan dan permintaan terhadap suatu barang , besaran elastisitas
pendapatan terhadap permintaan income elasticity of demand adalah penting. Dengan
Universitas Sumatera Utara
diketahuinya elastisitas pendapatan terhadap permintaan e ₁, dapat diketahui arah dan
perubahan selera konsumen untuk menentukan pilihan terhadap barang yang dibeli. Mubyarto 1973 menyatakan konsep elastististas pendapatan terhadap permintaan penting
sekali dalam ilmu ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian barang-barang.
Adapun model matematis untuk mengukur koefisien elastistas pendapatan adalah sebagai berikut Mubyarto, 1973
perubahan jumlah barang yang diminta e
₁ = perubahan pendapatan
Hal ini memberi pengertian bahwa pendapatan adalah merupakan satu-satunya faktor
mengubah dan faktor-faktor lainnya terutama harga barang yang bersangkutan adalah tetap tidak mengalami perubahan.
Kalau pada elastistas harga atas permintaan tandanya hampir selalu negatif 0 maka, pada elastistas pendapatan atas
permintaan tandanya hampir selalu positif 0. Untuk barang-barang yang elastis maka angka elastisitasnya lebih besar dari satu, sedangkan yang inelastis lebih kecil dari 1
Mubyarto, 1973. Hanafie 2005 memberikan rumusan elastisitas pendapatan terhadap permintaan
sebagai berikut :
Q ₂ - Q₁ Q₂ + Q₁
e ₁ =
I ₂ - I₁ I₂ +
I ₁
Dimana : Q
₁ =
Barang yang diminta pada periode 1 Q
₂ = Barang yang diminta pada periode 2
I ₁ = Pendapatan pada periode
1 I
₂ = Pendapatan pada periode 2
Putong 2005 dan Hanafie 2010 mengatakan bahwa, jika e ₁ memiliki angka
negatif tergolong barang yang inferior dan apabila positif maka tergolong barang normal. Barang normal yang termasuk barang mewah mempunyai e
₁ lebih besar dari 1, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
barang normal yang merupakan keperluan sehari-hari memiliki e ₁ antara 0 dan 1.
Bilas 1992 mengatakan barang-barang yang dipandang mewah mempunyai elastisitas pendapatan yang tinggi. Selanjutnya disebutkan
bahwa cara termudah untuk menentukan apakah barang itu barang kebutuhan pokok atau barang mewah adalah dengan menggunakan konsep elastisitas pendapatan terhadap
permintaan.
2.4.3. Elastisitas Silang
Mubyarto 1973 menyatakan bahwa barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam fungsi
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya beras dan jagung, keduanya merupakan bahan makanan yang dapat dipertukarkan. Juga beras dengan gandum, gula pasir dengan
gula merah. Karena sifatnya yang dapat dipertukarkan ini maka harga-harganya masing- masing juga berhubungan erat. Dalam hal ini kita berbicara mengenai elastisitas silang
cross elasticity yang diberi definisi sebagai :
perubahan jumlah barang yang diminta atas barang X
e
sl
=
perubahan harga barang Y
Hal ini memberi pengertian bahwa perubahan jumlah barang X yang diminta tersebut adalah semata-mata diakibatkan oleh perubahan harga barang Y.
Hanafie 2005 memberikan pengertian bahwa, elastisitas silang harga terhadap permintaan besaran
elastisitas yang tidak saja menunjukkan perubahan suatu barang yang diminta, tetapi juga terhadap perubahan harga barang lain yang berkaitan dengan barang yang dimaksud.
Q ₂A - Q₁A Q₂A + Q₁A
e
sl
= P
₂B - P₁B P
₂B + P₁B
Dimana : Q
₁A = Barang A baru yang diminta
Q ₂A = Barang A lama
yang diminta P
₂B = Harga B yang baru P
₁B = Harga B yang lama
Universitas Sumatera Utara
Dalam arti ekonomi maka selain besar kecilnya angka elastisitas silang yang lebih penting lagi artinya adalah tandanya. Tanda positif berarti kedua barang adalah barang
pengganti atau subsitusi, sedangkan bila tandanya negatif maka kedua barang adalah saling melengkapi atau komplementer Mubyarto,1973. Rahim dan Hastuti 2008, membuat
ikhtisar mengenai hubungan elatisitas permintaan elastistas harga,silang dan pendapatan seperti pada Tabel 2.
2.4.2. Elastisitas Penawaran Putong
2005 mendefinisikan elastisitas penawaran e
s
adalah derajat kepekaan perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Atau nilai bagi antara
persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga.
perubahan jumlah yang ditawarkan e
s
Jika : 1 e
= perubahan harga
s
1 , dinamakan penawaran elastis 2 e
s
1 , dinamakan penawaran inelastis
3 e
s
= 1 , dinamakan penawaran uniter elastis
4 e
s
= ∞ tidak terhingga, dinamakan penawaran
elastistis sempurna Hasil penelitian Kariyasa 2005 menyebutkan, nilai elastisitas penawaran daging
sapi dalam jangka panjang pendek maupun jangka panjang sangat responsif elastisitas 1 terhadap harga daging sapi dan harga ternak sapi. Jika terjadi kenaikan harga daging
sapi 10 persen maka akan menyebabkan kenaikan produksi penawaran dalam jangka pendek 10,6 persen dan dalam jangka panjang 13,6 persen. Demikian juga sebaliknya, jika
terjadi penurunan harga daging sapi 10 persen maka akan menyebabkan menurunnya produksi daging sapi dalam jangka pendek 11,6 persen dan dalam jangka panjang 14,9
persen.
Tabel 2. Ikhtisar Hubungan antara Elastisitas Harga, Elatisitas Silang, dan Elastistas Pendapatan
Nilai Elastisitas Sebutan
Kenaikan Harga Penurunan Harga Harga
Komoditas Akan Komoditas
Akan Mengakibatkan Mengakibatkan
E
p
1 Elastis
Permintaan menurun Permintaan naik
E
p
1 Inelastis
Universitas Sumatera Utara
Permintaan naik Permintaan menurun E
p
Nilai Elastisitas Hubungan
Kenaikan Harga Penurunan Harga
Komoditas Komoditas A
Silang Komoditas A Mengakibatkan
Mengakibatkan E
= 1 Unitari
Permintaan tetap Permintaan tetap
c
0 atau 1 Subsitusi
Komoditas B yang Komoditas B yang
diminta naik diminta menurun
E
c
0 atau -1 Komplementer
Komoditas B yang Komoditas B yang
diminta turun diminta naik
E
c
Nilai Elastisitas Sebutan
Kenaikan Pendapatan Penurunan Pendapatan
Komoditas Mengakibatkan
Mengakibatkan E
= 0 Netral
Komoditas B yang Komoditas B yang
diminta tetap diminta tetap
i
1 Inferior
Jumlah komoditas yg Jumlah komoditas yg
diminta menurun diminta naik
0 E
i
1 Kebutuhan Pokok Jumlah komoditas yg
Jumlah komoditas yg diminta naik dengan
diminta turun dengan persentase lebih rendah
persentase lebih rendah 1 E
i
Sumber, Rahim dan Hastuti 2008.
Mewah Jumlah komoditas yg
Jumlah komoditas yg diminta naik dengan
diminta turun dengan persentase lebih tinggi
persentase lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga April 2011 meliputi penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penulisan
laporan dalam bentuk tesis.
3.2. Metode dan Analisis Data 3.2.1 Profil Peternakan Sapi Potong
Untuk mengetahui usaha peternakan sapi potong di Sumatera Utara sebagai sumber produksi
daging maka dilakukan survey terhadap antara lain: 1.
Peternakan rakyat, dipilih 77 kelompok peternak di tiga kabupaten, meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Serdang Bedagai. Wawancara
dilakukan secara langsung untuk menjawab pertanyaan yang telah disiapkan. 2.
Perusahaan peternakan, dipilih 3 perusahaan peternakan dan importir daging di wilayah Sumatera Utara.
3.2.2. Analisis Permintaan dan Penawaran
Untuk menganalisis permintaan dan penawaran daging digunakan metode regresi berganda
multiple regression dengan 7 tujuh variabel, yang terdiri dari 6 enam variabel bebas dan 1 satu variabel terikat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa data panel, yaitu data yang memiliki dimensi waktu time series dari tahun 2001 hingga 2010. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Propinsi
Sumatera Utara, Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Utara, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, PD Pasar Kotamadya Medan serta beberapa literatur
dari berbagai instasi yang relevan dengan tesis ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.18 for Windows SPSS=Statistical Product and Service
Solution. Penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu analisis Regresi Linier Berganda dan analisis Elastisitas.
Universitas Sumatera Utara