orang tua, berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya Hidayat, 2005.
2.2.4. Pengetahuan
Tambunan 2000, Pengetahuan sangat mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Pengetahuan merupakana hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Selanjutnya pengetahuan akan sangat
penting pengaruhnya terhadap terbentuknya sikap dan tindakan seseorang.
2.2.5. Tingkat Keaktifan Ibu Ke Posyandu.
Tambunan 2000 mengatakan pada umumnya, praktektindakan dimulai dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki tersebut akan membentuk sikap dan
pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat berupa alatbahan dan keterjangkauan terhadap biayajarak.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan support dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain.
Notoatmojo S 1997, mengatakan bahwa tingkat keaktifan ibu ke posyandu kemungkinan disebabkan beberapa hal antara lain ibu tidak sempatterlalu sibuk dengan
pekerjaan. Selain faktor pekerjaan, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga ibu kurangtidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan,
kurangnya dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga Manurung, 2009.
2.2.6. Pendapatan Responden.
Universitas Sumatera Utara
Azwar 2000, yang dikutip oleh Manurung 2009, mengatakan pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang dihasilkan dan jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk membiayai
keperluan rumah tangga selama satu bulan. Pendapat keluarga yang memadai akan menunjang perilaku anggota keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan keluarga yang lebih
memadai.
2.3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke posyandu berdasarkan beberapa hasil penelitian.
Menurut Raharjo 2000, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Karakteristik Ibu dan Keaktifan Menimbangkan Anak di Posyandu Desa Jendi Kecematan
Selogiri Kabupaten Wonogiri”, faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu dalam menimbangkan anaknya di posyandu adalah faktor pendidikan ibu, faktor pengetahuan ibu,
faktor status pekerjaan dan faktor jumlah tanggungan keluarga. Menurut Rinaldy 2004, dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau”, faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu
adalah faktor umur balita, faktor jarak ke rumah ke posyandu, faktor dukungan keluarga, dan faktor dukungan tokoh masyarakat seperti kepala desa. Sedangkan faktor kelengkapan sarana
posyandu dan pengetahuan ibu tidak ada hubungan dengan keikutsertaan ibu ke posyandu. Menurut Wahyuni 1994 dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa Faktor yang
Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan di Posyandu Desa Sidorejo Bendosari Sukoharjo”, faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam
kegiatan penimbangan di posyandu adalah faktor usia ibu, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, faktor jumlah tanggungan keluarga dan faktor penghasilan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sinaga 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Menimbangkan Anak ke Posyandu di Desa Simantin Pane Dame
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”, mengatakan faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu menimbangkan anak ke posyandu adalah faktor pendidikan ibu, faktor pengetahuan
ibu, faktor pekerjaan ibu dan faktor sikap ibu. Sementara faktor keterjangkauan ke posyandu, faktor dukungan keluarga, faktor dukungan petugas kesehatan, dan faktor dukungan kepala desa
tidak terbukti secara signifikan ada hubungan antara perilaku ibu menimbangkan anak ke posyandu.
Menurut Manurung 2009, dalam penelitiannya yang berjudul “Keaktifan Ibu dan Pola Pertumbuhan Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun”, faktor pekerjaan ibu,
faktor pengetahuan, faktor pendidikan, dan faktor keterjangkauan ibu ke posyandu mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu.
Menurut Moelyani 2009, dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita di
Posyandu Wilayah Puskesmas Patuk I Patuk Gunung Kidul” mengatakan sikap dan pengetahuan ibu balita tentang kegiatan diposyandu sangat berpengaruh dengan partisipasi ibu balita di
posyandu. Menurut Sambas 2002, dalam penelitiannya yang berjudul ”Faktor – faktor yang
Berhubungan dengan Kunjungan Ibu – Ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur” mengatakan variabel yang berhubungan yaitu : kepemilikan KMS,
bimbingan dari petugas kesehatan, bimbingan dari kader posyandu. Menurut Yudianingsih 2005, dalam penelitiannya yang berjudul ”Beberapa Faktor yang
Berhubungan dengan Kehadiran Ibu Menimbangkan Anaknya di Posyandu Desa Nambangan
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri” mengatakan variabel tingkat pendidikan, pekerjaan, keterlibatan dalam organisasi masyarakat, pengetahuan ibu, jumlah penyuluhan perorangan
dimeja 4, jumlah anak, dan umur anak yang berhubungan dengan kehadiran ibu menimbangkan anaknya di posyandu.
Menurut Kusniati 2009, dalam penelitiannya yang berjudul ”Faktor –Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan Ibu-Ibu Balita ke Posyandu di Desa Ujan Mas Baru