terhadap obyek. Sikap tidak dapat dilihat secara langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu. Allport 1954, yang di kutip Notoatmodjo 2003, menjelaskan bahwa untuk membentuk
sikap seseorang ada 3 komponen pokok yang membentuk, yaitu : a
Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. b
Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c
Kecenderungan untuk bertindak trend to behave. Dalam pembentukan sikap yang utuh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosional
memegang peranan penting dalam pembentukan sikap seseorang. Pembentukan sikap seseorang mempunyai tingkatan, yaitu :
1. Menerima Receiving
Menerima, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh seseorang subjek.
2. Merespons Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
2.2.3. Pendidikan
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapat informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin baik pengetahuan yang dimiliki akan lebih mudah penyampaian komunikasi antara anak dengan
Universitas Sumatera Utara
orang tua, berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya Hidayat, 2005.
2.2.4. Pengetahuan
Tambunan 2000, Pengetahuan sangat mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Pengetahuan merupakana hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Selanjutnya pengetahuan akan sangat
penting pengaruhnya terhadap terbentuknya sikap dan tindakan seseorang.
2.2.5. Tingkat Keaktifan Ibu Ke Posyandu.
Tambunan 2000 mengatakan pada umumnya, praktektindakan dimulai dari adanya bekal pengetahuan, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki tersebut akan membentuk sikap dan
pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau sesuatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Fasilitas dimaksud dapat berupa alatbahan dan keterjangkauan terhadap biayajarak.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan support dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua, dan lain-lain.
Notoatmojo S 1997, mengatakan bahwa tingkat keaktifan ibu ke posyandu kemungkinan disebabkan beberapa hal antara lain ibu tidak sempatterlalu sibuk dengan
pekerjaan. Selain faktor pekerjaan, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga ibu kurangtidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan,
kurangnya dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga Manurung, 2009.
2.2.6. Pendapatan Responden.