Kegunaan Analisa Spektroskopi Infra Merah Syarat – Syarat Interpretasi Spektrum Isolasi Amilum Dari Umbi Singkong Manihot Utilissima

2.6.1. Kegunaan Analisa Spektroskopi Infra Merah

Spektrofotometer infra merah pada umumnya digunakan untuk : 1. Menentukan gugus fungsi suatu senyawa organik. 2. Mengetahui informasi struktur suatu senyawa organik dengan membandingkan daerah sidik jarinya. Pengukuran pada spektrum infra merah dilakukan pada daerah cahaya inframerah tengah mid-infrared yaitu pada panjang gelombang 2,5 - 50 μm atau bilangan gelombang 4000 - 200 cm -1 . Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah.

2.6.2. Syarat – Syarat Interpretasi Spektrum

Tidak ada aturan yang pasti dalam menginterpretasikan spektrum IR. Tetapi beberapa syarat harus dipenuhi dalam menginterpretasikan spektrum : 1. Spektrum harus tajam dan jelas serta memiliki intensitas yang tepat. 2. Spektrum harus berasal dari senyawa yang murni. 3. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga akan menghasilkan pita atau serapan pada bilangan gelombang yang tepat. 4. Metoda penyiapan sampel harus dinyatakan. Jika digunakan pelarut maka jenis pelarut, konsentrasi dan tebal sel harus diketahui. Karakteristik frekuensi vibrasi IR sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sangat kecil pada molekul sehingga sangat sukar untuk menentukan struktur berdasarkan data IR saja. Spektrum IR sangat berguna untuk mengidentifikasikan suatu senyawa dengan membandingkannya dengan spektrum senyawa standar Universitas Sumatera Utara terutama pada daerah sidik jari. Secara praktikal, spektrum IR hanya dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsi Dachriyanus, 2004.

2.6.3. Spektrum Infra Merah Bahan Polimer

Molekul polimer dikenal dengan karakteristik rantai yang terdiri dari sejumlah satuan ulangan. Secara teori spektrum infra merah bahan polimer akan tergantung dari karakteristik spektrum dan struktur kimia satuan ulangannya. Beberapa sifat fisik juga mempengaruhi bentuk spektrum bahan polimer, antara lain sifat geometri rantai dan kristalinitas. Bila bahan polimer ditarik ke satu arah maka rantai – rantai molekul akan cenderung terorientasi kearah tarikan, maka vibrasi ikatan yang tegak lurus arah tarikan akan lebih dibatasi dan menjadi tidak peka terhadap serapan radiasi. Tahap awal dari identifikasi bahan polimer, maka harus diketahui pita serapan yang karakteristik untuk masing – masing polimer. Pita serapan yang khas ditunjukkan oleh monomer penyusun material dan struktur molekulnya. Umumnya pita serapan polimer pada spektrum infra merah adanya ikatan C-H regangan pada daerah 2880 cm - 1 – 2900 cm -1 dan regangan dari gugus fungsi lain yang mendukung untuk analisis suatu material Wirjosentono, B., 1995. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Alat – Alat

Nama Alat Merek Gelas Beker Pyrex Gelas Ukur Pyrex Alu dan Lumpang - Ayakan 12 mesh - Desikator - Neraca analitik Tettler Toledo Penyaring Buchner - Statif dan Klem - Corong - Labu Takar Pyrex Spektrofotometer UV-Visibel Shimadzu Spektrofotometer Infra Merah Shimadzu

3.2. Bahan – Bahan

Nama Bahan Merek Kitosan Komersil - Vitamin C p.a.Merck Umbi Singkong komersil - Akuades - Alkohol 96 Teknis HCl p.a.Merck p Universitas Sumatera Utara

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Isolasi Amilum Dari Umbi Singkong Manihot Utilissima

Dikupas kulit umbi lalu dicuci bersih kemudian diparut. Ditimbang sebanyak 100 g lalu dimasukkan ke dalam blender kemudian tambahkan 200 ml akuades, diblender selama ± 30 detik. Disaring, kemudian larutan keruh ditampung dalam gelas ukur 500 mL. Ditambahkan 20 mL akuades lalu diaduk dan dibiarkan mengendap kemudian dekantasi. Ditambahkan 200 mL akuades, diaduk dan biarkan mengendap lalu dekantasi. Ditambahkan 100 mL alkohol 96 sambil diaduk. Disaring dengan penyaring Buchner dan keringkan amilum yang dihasilkan.

3.3.2. Pembuatan Granul Dengan Metode Granulasi Basah