2.2. Vitamin C Asam Askorbat
Vitamin ini digolongkan sebagai vitamin yang larut dalam air. Susunan kimia vitamin C ditemukan pada tahun 1933 oleh ilmuwan Inggris dan Swiss. Isolasi asam askorbat
mula-mula ditemukan oleh King dari USA dan Szent-Gyorgy dari Hungaria. Vitamin ini mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk oksidasi bentuk dehidro dan bentuk reduksi.
Kedua bentuk ini mempunyai aktivitas biologi. Dalam makanan bentuk reduksi yang terbanyak. Bentuk dehidro dapat terus teroksidasi menjadi diketogulanic acid yang
inaktif.
2.2.1. Struktur Vitamin C
Struktur vitamin C dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Struktur Vitamin C
Keadaan vitamin C inaktif sering terjadi pada proses pemanasan bila sayur- sayuran dimasak. Di dalam suasana asam vitamin ini lebih stabil daripada dalam basa
yang menjadi inaktif Prawirokusumo, S., 1991.
2.2.2. Sifat – Sifat Umum Vitamin C
Vitamin C yang mempunyai rumus empiris C
6
H
8
O
6
dalam bentuk murni merupakan Kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192
C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat
Universitas Sumatera Utara
mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan tidak larut dalam benzene, eter, khloroform, minyak dan sejenisnya. Walaupun vitamin C stabil dalam bentuk Kristal,
tetapi mudah rusak atau terdegradasi jika berada dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti Cu dan Fe dan cahaya. Sifat utama dari vitamin C
adalah kemampuan mereduksinya yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam, terutama Cu dan Ag Andarwulan, N., 1992.
2.2.3. Farmakokinetik
Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorpsi. Kadar dalam leukosit dan
trombosit lebih besar dari pada dalam plasma dan sel darah merah. Distribusinya luas keseluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan
jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg. Efisiensi
absorpsi akan berkurang dan kecepatan ekskresi meningkat bila digunakan jumlah lebih besar Rosmiati, H. S.Wardhini, 1987.
2.2.4. Fungsi Vitamin C
Fungsi utama vitamin C adalah sebagai Anti Oksidan. Asam askorbat diperlukan
untuk pembentukan semua jaringan tubuh, terutama untuk pembentukan jaringan ikat. Jaringan ikat adalah bahan pembungkus yang terpisah, yang melindungi dan
menyangga berbagai organ. Asam askorbat membantu absorpsi zat besi dalam usus Gaman, M., Sherrington K.B., 1981.
Vitamin C juga berperan menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Tampaknya vitamin C merupakan
vitamin yang essensial untuk memelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini
untuk melepaskan dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat penting pada
Universitas Sumatera Utara
proses metabolisme. Peranan vitamin C dalam menanggulangi flu telah banyak dilaporkan. Pada binatang percobaan ternyata bahwa kadar vitamin C yang tinggi
dapat meningkatkan sintesis vitamin B kompleks dalam intestin Poedjiadi, A., 1994.
2.2.5. Defisiensi Vitamin C