V.1.4 Hasil Pengujian Marshall
Setelah mendapatkan nilai KAO dari aspal Pen 6070 dan Retona Blend 55, dibuat benda uji untuk mendapatkan nilai-nilai karakteristik campuran AC-WC. Hasil pengujian
dapat dilihat dalam tabel IV.5 dan IV.6.
Tabel IV.5 Hasil Analisis Marshall AC-WC Aspal Pen 6070 Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian Kepadatan; tm
3
2,311 V I M;
5,42 V M A;
15,55 V F A;
65,17 Stabilitas; kg
1007 Kelelehan; mm
3,19 Hasil Bagi Marshall; kgmm
316
Tabel IV.6 Hasil Analisis Marshall AC-WC Aspal Retona Blend 55 Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian Kepadatan; tm
3
2,295 V I M;
5,10 V M A;
16,75 V F A;
69,55 Stabilitas; kg
1193 Kelelehan; mm
3,09 Hasil Bagi Marshall; kgmm
387
IV.1.6 Hasil Pengujian Marshall PRD
Pengujian dilakukan untuk melihat perbandingan nilai VIM pada aspal Pen 6070 dan
Retona Blend 55 pada kondisi PRD. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel IV.7
Tabel IV.7Hasil Analisis Marshall PRD Jenis Aspal
Hasil Pengujian VIM PRD Retona Blend 55
3,15 Aspal Pen 6070
3,72
IV.1.7 Hasil Pengujian Perendaman Marshall
Pengujian perendaman Marshall merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui durabilitas campuran. Uji rendaman panas dilakukan untuk mengukur kinerja
ketahanan campuran terhadap perusakan oleh air. Dari pengujian ini diperoleh stabilitas Marshall campuran setelah dipengaruhi oleh air. Hasil perbandingan antara stabilitas benda
uji setelah perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen, yang disebut Indeks Kekuatan Marshall Sisa Marshall Index of Retained Strength. Hasil pengujian
ditunjukkan pada Tabel IV.8
Tabel IV.8.1 Hasil Analisis Perendaman Marshall Aspal Pen 6070 Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian Stabilitas awal S1 ; Kg
1007 Stabilitas Perendaman 24 jam S2 ; Kg
858 IKS S2S1 ;
85,20
Tabel IV.8.2 Hasil Analisis Perendaman Marshall Aspal Retona Blend 55 Sifat-Sifat Campuran
Hasil Pengujian Stabilitas awal S1 ; Kg
1193 Stabilitas Perendaman 24 jam S2 ; Kg
973 IKS S2S1 ;
81,56
IV.2 Analisis Data Pengujian Agregat dan Aspal IV.2.1 Analisis Data Pengujian Agregat
Hasil dari pengujian sifat-sifat fisik atau karakteristik agregat kasar, agregat halus yang digunakan dalam campuran seperti yang terlihat pada Tabel IV.1, menunjukkan bahwa
agregat yang digunakan memenuhi spesifikasi yang ditentukan Departemen Pekerjaan Umum 2006.
1. Kekekalan bentuk terhadap larutan Magnesium Sulfat
Pengujian pelapukan atau yang dikenal dengan soundness test merupakan pengujian untuk menentukan ketahanan suatu agregat terhadap pelapukan akibat pengaruh
cuaca. Pengujian ini menggunakan larutan magnesium sulfat yang menyebabkan terjadinya pelapukan agregat akibat kristalisasi garam di dalam pori-pori agregat.
Kristalisasi garam tersebut selama proses pengeringan akan mendesak sisi pori agregat dan akhirnya meremukkan partikel-partikel yang lemah. Hasil pengujian yang
dilakukan adalah 6,7 dan memenuhi syarat yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum 2006 yaitu maksimum 12. Dari hasil ini menunjukkan bahwa agregat yang
digunakan tahan dan tidak mudah hancur akibat pengaruh cuaca. 2.
Kekerasan Kekerasan dari agregat kasar diukur dengan uji abrasi menggunakan mesin Los
Angeles, nilai yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah 24,38 dapat memenuhi