Analisis Data Pengujian Aspal

dari spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2006 yang menetapkan persyaratan maksimun sebesar 40. Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa agregat yang digunakan memiliki nilai keausan yang cukup kuat sehingga tidak akan mudah pecah selama pemadatan maupun akibat pengaruh beban lalu lintas. 3. Kelekatan agregat terhadap aspal Hasil uji kelekatan agregat terhadap aspal lebih besar dari 95. Hasil ini memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2006 yang menetapkan batasan minimum 95. Ini menunjukkan agregat yang diuji memiliki sifat kelekatan terhadap aspal yang tinggi sehingga sifat ketahanan terhadap pemisahan aspal film-stripping juga tinggi. Stripping adalah pemisahan aspal dari agregat akibat pengaruh air, dapat membuat agregat ini cocok untuk bahan campuran beraspal. Dari data pengujian, hasil pengujian agregat memenuhi syarat Departemen Pekerjaan Umum 2006.

IV.2.2 Analisis Data Pengujian Aspal

Hasil pengujian terhadap sifat-sifat fisik aspal Pen 6070 dan aspal Retona Blend 55 diperlihatkan pada Tabel IV.2. hasil pengujian menunjukkan bahwa aspal yang dugunakan memenuhi spesifikasi yang disyaratkan Departemen Pekerjaan Umum 2006. 1. Berat Jenis Berat jenis aspal adalah perbandingan berat dari setiap volume material terhadap berat dari air yang volumenya sama pada temperatur pengukuran yang sama Informasi berat jenis aspal digunakan untuk membuat koreksi volume jika volume pengukuran dilakukan pada temperatur tinggi. Selain itu juga sebagai salah satu faktor untuk menentukan kepadatan campuran perkerasan aspal. Dari penelitian berat jenis aspal pen 6070 adalah 1,01 sedangkan aspal Retona Blend 55 adalah 1,1. 2. Uji Kehilangan Berat setelah TFOT Pengujian Thin Film Oven Test TFOT adalah pengujian untuk menilai durabilitas aspal Pen 6070 0.252 dan Retona Blend 55 1,788. Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2006 membatasi untuk aspal Pen 6070 maks. 0,8 dan aspal Retona Blend 55 maks. 2 . Dari pengujian aspal Retona Blend 55 lebih peka terhadap perubahan temperatur dan cuaca. 3. Penetrasi Pengujian penetrasi dilakukan sebelum dan sesudah Thin Film Oven Test TFOT terhadap kedua jenis aspal. Dari pengujian penetrasi standar suhu 25ºC didapat nilai penetrasi aspal sebelum TFOT untuk aspal Pen 6070 74,667 mm dan aspal Retona Blend 55 44 mm, hasil ini memenuhi syarat Departemen Pekerjaan Umum 2006 yaitu untuk penetrasi aspal Pen 6070 pada temperatur 25ºC, 100 gr, 5 detik harus berada dalam rentang nilai 60 – 79, sedangkan untuk aspal Retona Blend 55 harus berada dalam rentang 40 – 60. Dari hasil pengujian, aspal Pen 6070 memiliki nilai penetrasi pada temperatur 25ºC setelah TFOT yaitu sebesar 87 mm mengalami penurunan 14,18 dari penetrasi asli, sedangkan nilai penetrasi aspal Retona Blend 55 sebesar 57,67 mm mengalami penurunan 23,7 dari penetrasi asli. Hasil ini memenuhi syarat spesifikasi Pekerjaan Umum 2006 yang menyaratkan nilai penetrasi minimal 54 dari penetrasi asli untuk aspal Pen 6070, sedangkan untuk aspal Retona Blend 55 dibatasi minimum 55 dari penetrasi asli. 4. Titik Lembek Nilai titik lembek sebelum TFOT menunjukkan aspal Pen 6070 48,5 ºC memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum 2006 48 ºC – 58 ºC dan aspal Retona Blend 55 55,5 ºC memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum 2006 min. 55 ºC. 5. Titik Nyala Nilai titik nyala pada aspal Pen 6070 300 ºC dan aspal Retona Blend 55 323 ºC, nilai ini memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum 2006 untuk aspal Pen 6070 min. 200 ºC dan aspal Retona Blend 55 min. 225 ºC. data ini menunjukkan aspal Retona Blend 55 lebih tahan menahan panas dari pada aspal pen 6070. 6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, C2HCl3 Nilai pengujian kelarutan menunjukkan kemurnian aspal. Nilai kelarutan di dalam C2HCl3 untuk aspal Pen 6070 99,982 dari berat semula dan untuk aspal Retona Blend 55 92,467 . nilai ini memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum 2006 yang mensyaratkan nilai kelarutan aspal Pen 6070 min. 99 dan Retona Blend 55 min. 90. Data ini menunjukkan aspal Pen 6070 lebih murni dari pada aspal Retona Blend 55. 7. Uji Daktalitas Pengujian daktalitas aspal sesuai spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2006 mensyaratkan minimal 100 cm untuk aspal Pen 6070 dan minimal 50 cm untuk aspal Retona Blend 55. Dari pengujian aspal pen 6070 dan aspal Retona Blend 55 didapatkan nilai masing-masing adalah lebih besar dari 100 cm untuk aspal Pen 6070 dan 55,3 cm untuk aspal Retona Blend 55. Pengujian daktalitas setelah TFOT, Departemen pekerjaan Umum 2006 mensyaratkan minimal 50 cm dari pengujian aspal Pen 6070 dan aspal Retona Blend 55, didapatkan nilai lebih besar dari 50 cm untuk kedua tipe aspal. IV. 4 Analisis Data Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak IV.4. 1 Analisis Volumetrik Campuran Volumetrik campuran sangat berpengaruh terhadap sifat campuran beraspal. Analisis volumetrik yang dilakukan meliputi Kepadatan, VIM, VMA, VFB, dan . Menurut , parameter merupakan parameter yang disyaratkan dalam spesifikasi terbaru dari Pekerjaan Umum. Parameter-parameter tersebut sangat menentukan dalam penentuan Kadar Aspal Optimum. Analisis terhadap karakteristik volumetrik campuran sebagai berikut : 1. Kepadatan Berat Isi Density Kepadatan pada campuran meningkat seiring dengan meningkatnya kadar aspal, hingga mencapai nilai maksimum dan setelah itu nilainya akan menurun, tetapi masing-masing jenis variasi aspal memberikan prilaku yang berbeda. Dari hasil pengujian, campuran yang menggunakan Aspal Pen 6070 diperoleh nilai kepadatan 2,311, sedangkan campuran yang menggunakan Retona Blend 55 adalah 2,295. Gambar IV.3 Perbandingan Nilai Kepadatan pen 6070 retona Series1 2,311 2,295 2,285 2,29 2,295 2,3 2,305 2,31 2,315 K e p a d a ta n T m 3 PERBANDINGAN NILAI KEPADATAN 2. Rongga Dalam Campuran Void In Mixture Kandungan VIM menunjukkan persentase rongga udara antara butir agregat terbungkus aspal. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai VIM yang menggunakan Aspal Pen 6070 adalah 5,42, sedangkan campuran yang menggunakan Retona Blend 55 adalah 5,10. Gambar IV.4 Perbandingan nilai VIM VIM pada pemadatan standar Marshall 2 x 75 tumbukan, akan berkurang nilainya akibat pemadatan Refusal pemadatan dengan alat Marshall 2 x 400 tumbukan. Keterbatasan metode Marshall adalah ketergantungannya terhadap kepadatan setelah dilalui kendaraan untuk mencapai rongga udara yang disyaratkan, maka untuk menambah kesempurnaan dalam prosedur perencanaan campuran ditentukan pengujian tambahan yaitu pemadatan ultimit pada benda uji sampai mencapai kepadatan mutlak. Perubahan nilai VIM dari pemadatan standar ke pemadatan refusal dapat dilihat pada Tabel IV.9 dan tabel IV.10. pen 6070 retona Series1 5,42 5,19 5 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 V IM PERBANDINGAN NILAI VIM Tabel IV.9 Perbandingan persentase penurunan VIM Aspal Pen 6070 Kadar Aspal Optimum VIM standar ; 5,42 V I M Refusal; 3,72 Tabel IV.10 Perbandingan persentase penurunan VIM Aspal Retona Blend 55 Kadar Aspal Optimum VIM standar ; 5,10 V I M Refusal; 3,15 3. Rongga Dalam Mineral Agregat Void In Mineral Aggregate VMA merupakan volume rongga antar butiran yang terletak diantara partikel agregat dari suatu campuran perkerasan yang dipadatkan, termasuk di dalamnya rongga udara dan kadar aspal efektif. Nilai VMA menunjukkan banyaknya rongga yang terisi aspal pada campuran sehingga sangat mempengaruhi keawetan campuran. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai VMA dengan menggunakan aspal pen 6070 adalah 15,55, sedangkan nilai yang diproleh dengan menggunakan Retona Blend 55 sebesar 16,75. Gambar IV.5 Perbandingan nilai VMA 4. Rongga Terisi Aspal Void Filled With Asphalt VFA merupakan persentase butiran yang mengisi ruang rongga diantara butiran agregat VMA dan yang akan diisi aspal, VFA tidak termasuk aspal yang diserap. VFA merupakan persentase dari nilai VMA setelah dikurangi dengan VIM. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai VFA dengan menggunakan aspal Pen 6070 sebesar 65,17, sedangkan nilai yang diperoleh dengan menggunakan Retona Blend 55 sebesar 69,55. Gambar IV.6 Perbandingan nilai VFA pen 6070 retona Series1 15,55 16,75 14,5 15 15,5 16 16,5 17 V M A PERBANDINGAN NILAI VMA pen 6070 retona Series1 65,17 69,55 62 63 64 65 66 67 68 69 70 V FA PERBANDINGAN NILAI VFA

IV.4.2 Analisis Nilai Empiris Marshall

Dokumen yang terkait

Perbandingan Lama Rendaman Campuran Aspal AC-WC Dengan Memakai Air Laut Dan Air Tawar Teradap Karakteristik Marshall

16 90 146

Studi Eksperimental Dan Simulasi Ansys 12 Pembuatan Aspal Polimer Dengan Perbandingan Campuran Polistirena Pada Aspal 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 Dengan Agregat 300 Gr Pasir”

4 59 230

Studi Perbandingan Penggunaan Retona Blend 55 Dan Aspal PEN 60/70 Terhadap Rancangan Campuran

32 230 87

Pengaruh Penggunaan Limbah Serbuk Besi Terhadap Campuran Aspal Jenis AC-WC

18 180 82

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Lama Rendaman Campuran Aspal AC-WC Dengan Memakai Air Laut Dan Air Tawar Teradap Karakteristik Marshall

0 1 52

BAB I PENDAHULUAN - Perbandingan Lama Rendaman Campuran Aspal AC-WC Dengan Memakai Air Laut Dan Air Tawar Teradap Karakteristik Marshall

0 1 10

1. Data Perhitungan Daya Serap Air - Studi Eksperimental Dan Simulasi Ansys 12 Pembuatan Aspal Polimer Dengan Perbandingan Campuran Polistirena Pada Aspal 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 Dengan Agregat 300 Gr Pasir”

0 0 110

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Eksperimental Dan Simulasi Ansys 12 Pembuatan Aspal Polimer Dengan Perbandingan Campuran Polistirena Pada Aspal 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 Dengan Agregat 300 Gr Pasir”

0 1 35

Studi Eksperimental Dan Simulasi Ansys 12 Pembuatan Aspal Polimer Dengan Perbandingan Campuran Polistirena Pada Aspal 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 Dengan Agregat 300 Gr Pasir”

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Eksperimental Dan Simulasi Pengaruh Variasi Campuran Polistirena Dan Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Menggunakan Program Ansys 12

1 2 35