Deskripsi Area BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Deskripsi Area

3.1.1 Letak dan Luas Area Kabupaten Pakpak Bharat Lampiran 1 secara geografis terletak pada 02 15’00” – 03 32’00” LU dan 90 00’ – 98 31’ BT, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Singkil. Luas keseluruhan wilayah 121.830 Ha, yang terdiri dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, dan Kecamatan Pagindar. Luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya seluas 77.893,39 Ha, dan kawasan hutan lindung seluas 43.936,61 Ha. Luas area produksi kopi arabika yang terbesar adalah Kecamatan Kerajaan dengan luas area 357,20 Ha dan produksi 214,32 ton, diikuti dengan Kecamatan Siempat Rube dengan luas area 289,13 Ha dan produksi 173,50 ton dan Kecamatan Tinada dengan luas area 189,13 Ha dan produksi 128,89 ton BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2008. 3.1.2 Topografi Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya adalah berbukit-bukit dengan kemiringan yang bervariasi pada ketinggian antara 700-1400 m di atas permukaan Universitas Sumatera Utara laut. Luas Kabupaten Pakpak Bharat menurut kondisi tanah yaitu datar 3, berombak 5, curam 5, bergelombang 18, dan terjal 69. 3.1.3 Tipe Iklim Kabupaten Pakpak Bharat beriklim sedang dengan rata-rata suhu 28 o C dengan curah hujan per tahun sebesar 3110 mm. Iklim di Kabupaten Pakpak Bharat tidak menentu, adakalanya musim penghujan dan adakalanya musim kemarau. Musim penghujan biasanya pada bulan Januari, Maret, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember setiap tahunnya BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2008. 3.1.4 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat lahannya cukup luas dan subur sehingga sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Hasil pertanian berupa tanaman sayur-sayuran seperti cabe merah Capsicum annum, kacang panjang Vigna sinensis, terung Solanum melongena, petai Parkia speciosa, jengkol Pithecellobium jiringa, bayam Althernanthera philoxeroides dan lainnya. Tanaman perdagangan bahan eksport seperti kopi arabika Coffea arabica, kopi robusta Coffea robusta karet Ficus elastica, kemenyan Styrax benzoin, kulit manis Cynamomum aromaticum, gambir Uncaria gambir, jahe Zingiber officinale, jeruk Citrus sinensis dan coklat Theobroma cacao. Luas dan produksi tanaman kopi rakyat Kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat pada Tabel 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Luas dan Produksi Tanaman Kopi Rakyat Kabupaten Pakpak Bharat Jenis Tanaman Kopi Robusta Kopi Arabika No Kecamatan Luas Area Ha Produksi Ton Luas Area Ha Produksi Ton 1. Salak 15, 70 23,55 61,30 30,15 2. Sitelu Tali Urang Jehe 83,60 49,40 - - 3. Pagindar - - - - 4. Sitelu Tali Urang Julu 10,65 13,84 49,40 19,70 5. Pergetteng-getteng Sengkut 12,15 17,50 27,30 13,65 6. Kerajaan 274,15 137,57 357,20 214,32 7. Tinada 157,40 78,70 189,10 128,89 8. Siempat Rube 188,11 94,00 289,10 173,50 Jumlah Total 741,76 414,06 973,50 580,21 Sumber : BPS Kabupaten Pakpak Bharat 2008 3.1.5 Penentuan Lokasi Penelitian Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Pakpak Bharat 2008 Tabel 1, bahwa dari 8 kecamatan tersebut yang memiliki produksi kopi arabika terbesar adalah kecamatan Kerajaan dengan luas area 357,20 Ha dan produksi 214,32 ton, diikuti dengan kecamatan Siempat Rube dengan luas area 289,13 Ha dan produksi 173,50 ton dan kecamatan Tinada dengan luas area 189,13 Ha dengan produksi 128,89 ton, sehingga 3 kecamatan tersebut dipilih menjadi kecamatan penelitian. Pengambilan desa penelitian ditentukan berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut dpl dengan 5 ketinggian di tiga kecamatan dan masing–masing kecamatan ditentukan 5 desa sebagai desa pengamatan. Secara keseluruhan lokasi desa contoh sebanyak 15 desa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Lokasi Pengambilan Sampel Berdasarkan Ketinggian Kecamatan Kerajaan Siempat Rube Tinada Ketinggian m dpl Desa A 700 Pardomuan Sirpang Jambu Santar Jehe 700 B800 Sileuh Jambu Buah Rea Prongil Jehe 800 C900 Sarmeme Kuta Jungak Prongil Julu 900 D1000 Pengiringan Mungkur Kuta Babo E 1000 Cipako 1 Res Des Cipako 2 Selanjutnya pada masing-masing desa pengamatan ditentukan kebun pengamatan. Pengamatan langsung di lapangan dilakukan dengan memilih kebun petani yang memiliki tanaman kopi arabika lebih kurang 250 sampai 800 pohon dengan umur tanaman 2-6 tahun. Untuk menentukan pohon pengamatan digunakan metode diagonal sehingga diperoleh lima titik pengamatan. Dari tiap titik pengamatan diambil satu tanaman, sehingga diperoleh lima tanaman pengamatan, empat disudut dan yang kelima di bagian tengah kebun pengamatan. Pengamatan H. hampei dilakukan dengan melihat gejala serangan di lapangan. Menurut Hendiarto 2007 kepadatan populasi serangga juga dapat diperkirakan dari tingkat kerusakan yang dapat diamati seperti banyaknya biji yang terserang. Gejala serangan H. hampei : serangga hama masuk ke dalam buah kopi melalui ujung buah bagian tengah di dekat diskus, buah yang terserang apabila dilihat dari dekat tampak berlubang, apabila dipecah akan terlihat biji kopi hitam dan berlubang, hasil yang diperoleh akan menghasilkan biji berlubang AMARTA, 2010. Universitas Sumatera Utara Untuk metode diagonal besarnya persentase serangan berbanding lurus dengan jumlah serangga hama baik pada stadia telur, nimfa dan imago BBP2TP, 2010.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan KetinggianTempat, Kemiring Lereng Terhadap Produksi Kopi Arabika Sigarar Utang Pada Bebagai Jenis Tanah di Kecamatan Lintong Nihuta

1 34 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) di Dusun Paman Similir Desa Telagah Kecamatan Sel Bingei Kabupaten Langkat

1 52 58

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) dan Kopi Arabika (Coffea arabica) Di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat

9 87 100

Distribusi Pendapatan Dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi

1 48 116

Pengaruh Penjualan Kopi Arabika Dalam Bentuk Buah Panen (Cherry Red) Terhadap Ekonomi Petani Kopi Arabika Desa Tanjung Beringin Di Kabupaten Dairi

31 181 77

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffee sp.), Kentang (Solanum tuberosum L.), dan Kubis (Brassica oleraceae L.), Jeruk (Citrus sp.) di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

0 40 116

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

5 35 84

Kajian Produksi Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) Pada Beberapa Ketinggian , Kemiringan Lereng dan Jenis Tanah di Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 50 89