IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Indeks Distribusi Morista H. Hampei
Pola distribusi Hypothenemus hampei dapat dilihat dari dua hal, yaitu pola distribusi dalam satu pohon pola distribusi horizontal dan pola distribusi pada tiap
ketinggian lokasi tumbuhan kopi pola distribusi vertikal. Untuk pola distribusi dalam satu pohon dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Indeks Distribusi H. hampei dalam Satu Pohon dari 5 Ketinggian
Letakcabang padatanaman
kopi IndeksDistribusi
Id Keterangan
Bawah 8,31
Berkelompok Tengah 2,28
Berkelompok H.hampei
Atas 1,36 Berkelompok
Menurut Nurdin, 1992, indeks distribusi suatu genus dapat menjadi acak atau random bila Id = 0, berdistribusi berkelompok bila Id 0 dan berdistribusi
beraturan bila Id 0. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa pola distribusi horizontal H. hampei berkelompok di sektor bawah, tengah dan atas terutama di sektor bawah.
Indeks distribusi pada masing-masing sektor berbeda, indeks distribusi tertinggi terletak di sektor bawah dengan nilai indeks distribusi sebesar 8,31. Hal ini
disebabkan karena sektor bawah tidak terkena cahaya matahari secara langsung sehingga kelembaban udara di sektor bawah menjadi lebih tinggi dan juga
tersedianya buah kopi yang matang sebagai habitat H. hampei. Menurut DPP,
Universitas Sumatera Utara
2004 H. hampei mengarahkan serangan pertamanya pada bagian kebun kopi yang bernaungan, lebih lembab atau di perbatasan kebun. Hal yang sama juga
dikemukakan Nurdin 1992 bahwa penyebaran hewan darat dipengaruhi oleh cahaya, suhu dan kelembaban udara. Selanjutnya Jaramillo et al., 2009
mengemukakan bahwa distribusi H. hampei dipengaruhi oleh temperatur dan ketersediaan tanaman inang. Hasil penelitian Rawai dan Titus 2002 sifat sebaran
serangga H. hampei secara horizontal adalah menggerombol karena tanaman yang terserang cenderung mengelompok pada kondisi lingkungan tertentu dimana
makanan serangga tersedia. Pola distribusi pada tiap ketinggian lokasi tumbuhan kopi pola distribusi
vertikal dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa pola distribusi H.hampei pada ketinggian A,B,C dan D berkelompok di sektor bawah, tengah dan
atas terutama di sektor bawah dengan nilai indeks distribusi A=10,07, B=9,53, C=6,43 dan D=11,85. Hal ini disebabkan karena buah kopi yang matang tidak merata.
Menurut Wachjar 1984 cabang plagiotrop tanaman kopi berumur 1 tahun primordia bunga terbentuk mula-mula pada ruas yang paling tua pangkal selanjutnya pada
cabang umur 2 tahun primordia bunga terbentuk dari pertengahan cabang menuju ke ujung dan pangkal. Berarti kematangan buah tidak merata, H.hampei menyukai buah
yang matang berwarna merah. H.hampei betina terbangnya tidak begitu jauh karena sayap depan waktu
terbang tidak berfungsi. Tersebarnya hama ini karena terbawa dalam buah kopi ke daerah lain Pracaya, 1986. Sesuai dengan yang dikemukakan Purvis et al., 2000
Universitas Sumatera Utara
distribusi mengelompok ditandai dengan jarak individu yang kecil, membutuhkan sumber daya tertentu, sumber daya tidak merata dan kemampuan bergerak terbatas.
Menurut Lasmito et al., 1982 populasi hama di alam jarang sekali dijumpai menyebar secara acak, umumnya mereka akan menyebar secara berkelompok.
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Indeks Distribusi H. hampei pada Setiap Ketinggian
No Ketinggian
Cabang di pohon Indeks Distribusi Keterangan 2.
A 700 Bawah 10.07
Berkelompok Tengah 3.19
Berkelompok Atas 1.84
Berkelompok Rata-Rata 5.19±4.68 Berkelompok
3. 700
B800 Bawah 9.53 Berkelompok
Tengah 2.72 Berkelompok Atas 1.97
Berkelompok Rata-Rata 4.74±4.17
Berkelompok 4.
800 C900
Bawah 6.43 Berkelompok
Tengah 0.74 Berkelompok
Atas 1.05 Berkelompok
Rata-Rata 2.74±3.20 Berkelompok
5. 900
D1000 Bawah 11.85
Berkelompok Tengah 5.61
Berkelompok Atas 1.22
Berkelompok Rata-Rata 6.23±5.34
Berkelompok 6.
E 1000
Bawah 3.68 Berkelompok
Tengah -0.87 Beraturan
Atas 0.71 Berkelompok
Rata-Rata 1.17±2.31 Berkelompok Ketinggian E 1000 m dpl pada sektor tengah pola distribusi H.hampei
beraturan dengan nilai indeks distribusi -0,87. Hal ini disebabkan oleh karena buah kopi yang matang tersedia secara merata pada sektor tengah baik pada cabang utara,
Universitas Sumatera Utara
timur, selatan dan barat, didukung dengan faktor suhu 24,35˚C dan intensitas cahaya 396,67 lux yang rendah dibanding ketinggian A,B,C dan D sehingga faktor
kelembaban tidak begitu berbeda antara sektor bawah, tengah dan atas. Seperti yang disampaikan oleh Suin 2002 bahwa faktor fisik yang hampir merata pada suatu
habitat serta tersedianya makanan organisma yang hidup di dalamnya sangat menentukan organisme tersebut hidup beraturan.
4.2 Komposisi Stadia Perkembangan H.hampei telur, larva, pupa, imago