Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Pelaksanaan Penelitian Pengamatan H. hampei dilakukan dengan melihat gejala serangan

Untuk metode diagonal besarnya persentase serangan berbanding lurus dengan jumlah serangga hama baik pada stadia telur, nimfa dan imago BBP2TP, 2010.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2010 di kebun kopi masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat di 3 kecamatan dan 15 desa dengan 5 ketinggian berkisar antara 600-1400 m dpl. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali berturut-turut dengan interval waktu 1 kali dua minggu.

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kopi arabika berumur 2-6 tahun, buah kopi yang terserang H. hampei dan alkohol. Alat yang digunakan adalah termometer, higrometer, altimeter, lux meter, lup, kantongan plastik, kamera digital, kain kasa, tali rafia, stoples, skapel, kuas, pinset, buku identifikasi Borror 1990, Chynery 1993 dan alat tulis.

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Pengamatan H. hampei dilakukan dengan melihat gejala serangan

Lampiran 3a pada buah kopi dengan ukuran kira-kira 1,5 x 1 cm Lampiran 3b di lapangan. Untuk menentukan pohon pengamatan guna menentukan pola sebaran spatial dan persentase tingkat serangan H. hampei dalam kebun pengamatan digunakan metode diagonal sehingga diperoleh lima titik pengamatan Gambar 9. Universitas Sumatera Utara Pada masing–masing titik pengamatan ditentukan satu pohon pengamatan sehingga diperoleh lima tanaman pengamatan, empat di sudut dan satu di bagian tengah kebun pengamatan. Gambar 9. Cara Menentukan Tanaman Pengamatan 3.4.1 Pola Sebaran Spatial Untuk menentukan pola sebaran spatial, tiap pohon kopi pengamatan dibagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor bawah, sektor tengah dan sektor atas Gambar 10. Pembagian sektor pengamatan dimulai dari cabang terbawah sampai cabang teratas. Masing-masing sektor pengamatan pada tanaman kopi diambil 4 cabang kopi yang mana ke empat cabang tersebut searah dengan 4 arah mata angin yaitu utara, selatan, barat dan timur Gambar 11. Pada masing-masing cabang diamati dan dihitung jumlah buah kopi terserang, data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui pola sebaran H. hampei. Universitas Sumatera Utara Sektor Bawah Sektor Tengah Sektor Atas Gambar 10. Cara Menentukan Sektor Pengamatan Utara Barat Selatan Timur Gambar 11. Penentuan Ranting dari Tiap Arah Mata Angin, Tajuk dilihat dari Atas 3.4.2 Intensitas Serangan Untuk mengetahui intensitas serangan H. hampei, pada setiap pohon kopi pengamatan dihitung jumlah buah kopi yang terserang pada masing–masing cabang dan total keseluruhan buah kopi yang terdapat pada masing – masing cabang baik buah kopi hijau, kuning, dan merah. Universitas Sumatera Utara 3.4.3 Stadia Perkembangan H. Hampei Untuk pengamatan stadia perkembangan H. hampei, diambil 10 buah kopi yang terserang baik buah kopi hijau, kuning dan merah pada masing-masing kebun pengamatan. Buah kopi yang terserang dibuka dan dilihat stadia perkembangan hama H. hampei. 3.4.4 Pengamatan Parasitoid Untuk melihat parasitoid dari H. hampei, buah kopi yang terinfeksi diambil sebanyak 50 buah pada masing-masing ketinggian. Buah kopi tersebut dimasukkan ke dalam toples dan ditutup dengan kain kassa, setelah 15 hari buah kopi tersebut dibuka dan serangga yang hidup di dalamnya dan yang ada di dalam toples diidentifikasi. Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 2 kali untuk masing-masing ketinggian. Serangga yang diperoleh dibawa ke LIPI untuk diidentifikasi.

3.5 Pengukuran Faktor Lingkungan

Dokumen yang terkait

Hubungan KetinggianTempat, Kemiring Lereng Terhadap Produksi Kopi Arabika Sigarar Utang Pada Bebagai Jenis Tanah di Kecamatan Lintong Nihuta

1 34 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) di Dusun Paman Similir Desa Telagah Kecamatan Sel Bingei Kabupaten Langkat

1 52 58

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) dan Kopi Arabika (Coffea arabica) Di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat

9 87 100

Distribusi Pendapatan Dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi

1 48 116

Pengaruh Penjualan Kopi Arabika Dalam Bentuk Buah Panen (Cherry Red) Terhadap Ekonomi Petani Kopi Arabika Desa Tanjung Beringin Di Kabupaten Dairi

31 181 77

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffee sp.), Kentang (Solanum tuberosum L.), dan Kubis (Brassica oleraceae L.), Jeruk (Citrus sp.) di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

0 40 116

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

5 35 84

Kajian Produksi Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) Pada Beberapa Ketinggian , Kemiringan Lereng dan Jenis Tanah di Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 50 89