Penyakit Tanaman Kopi .1 Hemileia vastatrix Karat daun

selain kopi, termasuk lamtoro, jambu mete, kakao, jeruk, kapas, tomat, singkong, dll. Kotoran kutu putih mengandung gula dari tanaman, jika kotoran dibuang pada daun kopi, jamur dapat tumbuh pada kotoran tersebut dan merusak daun kopi. Kutu putih mempunyai banyak jenis musuh alami, termasuk tawon parasitoid, kumbang kubah, lalat jala dan jamur. Pracaya, 1986. 2.3 Penyakit Tanaman Kopi 2.3.1 Hemileia vastatrix Karat daun Hemileia vastatrix termasuk dalam Famili Urediaceae, Ordo Uredinales. H. vastatrix dapat menyerang mulai dari pembibitan sampai tanaman dewasa. Gejala tanaman yang terserang, daun yang sakit timbul bercak kuning kemudian berubah menjadi coklat. Permukaan bercak pada sisi bawah daun terdapat uredospora seperti tepung berwarna oranye atau jingga. Pada serangan berat pohon tampak kekuningan, daunnya gugur akhirnya pohon menjadi gundul. Pengendalian penyakit dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan dan pengaturan naungan untuk mengurangi kelembaban kebun dan memberikan sinar matahari yang cukup pada tanaman DPP, 2004. 2.3.2 Corticium salmonicolor Jamur upas . Jamur C. salmonicolor Famili Corticiaceae, Ordo Stereales dapat menyerang batang, cabang, ranting dan buah kopi. Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting. Serangan dimulai dengan adanya benang- Universitas Sumatera Utara benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang labalaba. Selanjutnya pada bagian tersebut terjadi nekrosis kemudian membusuk sehingga warnanya menjadi coklat tua atau hitam. Nekrosis pada buah bermula dari pangkal buah di sekitar tangkai, kemudian meluas ke seluruh permukaan dan mencapai endosperma AAK, 1988. Pengendalian jamur upas dengan menghilangkan sumber nutrisi yakni batang dan cabang sakit dipotong sampai 10 cm di bawah pangkal dari bagian yang sakit. Potongan-potongan ini dikumpulkan kemudian di bakar. Memetik buah-buah yang sakit, dikumpulkan dan dibakar atau dipendam. Pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kopi AAK, 1988. 2.3.3 Penyakit akar Ada tiga jenis penyakit jamur akar pada tanaman kopi yang disebabkan oleh Phellinus noxius, Rosellinia bunodes, dan Rigidoporus microporus yaitu 1 jamur akar coklat; 2 jamur akar hitam; 3 jamur akar putih. Gejala tanaman yang terserang warna daun hijau kekuningan, kusam, layu dan menggantung. Seluruh daun menguning kemudian layu secara serempak, akhirnya mengering di cabang. Pengendalian yang disarankan adalah dengan membongkar pohon terserang sampai ke akarnya, lalu membakar. Lubang bekas bongkaran dibiarkan terbuka selama ± 1 tahun. Pohon sehat di sekitar pohon sakit dan pohon- pohon sisipan ditaburi Trichoderma 200 grpohon dan pupuk kandangpupuk organik. Universitas Sumatera Utara Pengendalian ini diulang setiap 6 bulan sampai areal tersebut bebas dari jamur akar DPP, 2004. Universitas Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Deskripsi Area

3.1.1 Letak dan Luas Area Kabupaten Pakpak Bharat Lampiran 1 secara geografis terletak pada 02 15’00” – 03 32’00” LU dan 90 00’ – 98 31’ BT, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Singkil. Luas keseluruhan wilayah 121.830 Ha, yang terdiri dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut, dan Kecamatan Pagindar. Luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya seluas 77.893,39 Ha, dan kawasan hutan lindung seluas 43.936,61 Ha. Luas area produksi kopi arabika yang terbesar adalah Kecamatan Kerajaan dengan luas area 357,20 Ha dan produksi 214,32 ton, diikuti dengan Kecamatan Siempat Rube dengan luas area 289,13 Ha dan produksi 173,50 ton dan Kecamatan Tinada dengan luas area 189,13 Ha dan produksi 128,89 ton BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2008. 3.1.2 Topografi Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya adalah berbukit-bukit dengan kemiringan yang bervariasi pada ketinggian antara 700-1400 m di atas permukaan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan KetinggianTempat, Kemiring Lereng Terhadap Produksi Kopi Arabika Sigarar Utang Pada Bebagai Jenis Tanah di Kecamatan Lintong Nihuta

1 34 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) di Dusun Paman Similir Desa Telagah Kecamatan Sel Bingei Kabupaten Langkat

1 52 58

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) dan Kopi Arabika (Coffea arabica) Di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat

9 87 100

Distribusi Pendapatan Dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi

1 48 116

Pengaruh Penjualan Kopi Arabika Dalam Bentuk Buah Panen (Cherry Red) Terhadap Ekonomi Petani Kopi Arabika Desa Tanjung Beringin Di Kabupaten Dairi

31 181 77

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffee sp.), Kentang (Solanum tuberosum L.), dan Kubis (Brassica oleraceae L.), Jeruk (Citrus sp.) di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

0 40 116

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

5 35 84

Kajian Produksi Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) Pada Beberapa Ketinggian , Kemiringan Lereng dan Jenis Tanah di Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 50 89