Pantangan-pantangan dan Ramuan Malumta

71

3.3. Pantangan-pantangan dan Ramuan Malumta

Adapun pantangan-pantangan yang telah ditetapkan oleh penyembuh dan harus benar-benar dipatuhi pasien ada 3 yaitu : 1. Tidak boleh bersetubuh. 2. Dilarang mengkonsumsi daging anjing. 3. Dilarang mengkonsumsi daging babi. Ketiga pantangan-pantangan tersebut haruslah ditaati dan dijalankan oleh setiap pasien yang datang dan mengalami patah tulang, jika pasien ingin sembuh cepat dan tidak ada cacat di bagian tubuhnya tersebut. Menurut pengakuan dari penyembuh mengatakan : “..jika pasien melanggar ataupun tidak mengikuti aturan-aturanku, maka yang sakit tidak akan sembuh. Bahkan akan mengalami cacat atau penyembuhan yang tidak sempurna”. Pantangan agar tidak bersetubuh biasanya dianjurkan hanya untuk pasien yang sudah berumah tangga saja. Pantangan dilarang menkonsumsi daging anjing dan babi tersebut berlaku untuk semua kalangan baik itu suku dan agama. Banyak orang berfikir pantangan dilarangnya mengkonsumsi daging babi dan anjing hanya untuk pasien yang beragama Islam saja, yang beragama Kristen tidak. Padahal titik kesembuhan pasien terletak pada pantangan-pantangan tersebut. Pantangan-pantangan lainnya adalah es, kategori es ini tidak hanya pada minuman es ataupun es batu saja, tetapi buah-buahan yang diambil dari lemari pendingin pun tidak boleh. Alasannya seperti yang dijelaskan oleh penyembuh : “...ya karena es itu kan dingin, sehingga es bisa membuat tulang yang patah menjadi ngilu, sehingga 72 memperlama proses penyembuhan bahkan ada juga yang berdampak tidak bisa kedaerah-daerah dingin”. Salah seorang pasien juga menjelaskan mengenai pantangan es tersebut atau makanan dingin, dia mejelaskan : “...kadang banyak juga pasien yang menggangap pantangan es itu sepele, padahal es juga berpengaruh besar. Salah satunya saya, pernah mencoba minum- minuman yang dingin hasilnya tulang saya menjadi linu, semenjak itu saya tidak mau lagi untuk meminum es”. Jadi dari keterangan-keterangan diatas dapatlah kita ketahui bahwa pantangan-pantangan yang telah ditetapkan oleh sang penyembuh adalah benar, bukan dibuat sesuka hati, oleh karena itu pasien harus mengikuti aturan-aturan atau pantangan-pantangan yang telah ada demi ketenangan guru malumtan dan pasien yang bersangkutan. Semua peraturan-peraturan yang sudah diberitahukan sebelumnya kepada setiap pasien yang datang untuk mengobati penyakitnya. Jika melanggar maka semua kesalahan bukan terletak pada guru malumta, akan tetapi kesalahan kepada pasien yang tidak mengindahkan aturan-aturan tersebut.

3.4. Konsep Sembuh Menurut Malumta dan Pasien