72 memperlama proses penyembuhan bahkan ada juga
yang berdampak tidak bisa kedaerah-daerah dingin”. Salah seorang pasien juga menjelaskan mengenai pantangan es tersebut
atau makanan dingin, dia mejelaskan : “...kadang banyak juga pasien yang menggangap
pantangan es itu sepele, padahal es juga berpengaruh besar. Salah satunya saya, pernah mencoba minum-
minuman yang dingin hasilnya tulang saya menjadi linu, semenjak itu saya tidak mau lagi untuk meminum
es”.
Jadi dari keterangan-keterangan diatas dapatlah kita ketahui bahwa pantangan-pantangan yang telah ditetapkan oleh sang penyembuh adalah benar,
bukan dibuat sesuka hati, oleh karena itu pasien harus mengikuti aturan-aturan atau pantangan-pantangan yang telah ada demi ketenangan guru malumtan dan
pasien yang bersangkutan. Semua peraturan-peraturan yang sudah diberitahukan sebelumnya kepada setiap pasien yang datang untuk mengobati penyakitnya. Jika
melanggar maka semua kesalahan bukan terletak pada guru malumta, akan tetapi kesalahan kepada pasien yang tidak mengindahkan aturan-aturan tersebut.
3.4. Konsep Sembuh Menurut Malumta dan Pasien
Sebagai seorang penyembuh guru malumta harus mengusahakan kesembuhan bagi setiap pasien yang datang berobat kepadanya. Menurut guru
malumta ini sembuh adalah sehat seutuhnya tidak memiliki penyakit sama sekali. Begitu juga dengan cara atau proses pengobatan yang dijalani guru malumta,
pasien yang datang dengan keluhan penyakit yang dideritanya seperti terkilirkeseleo, patah tulang atupun lumpuh.
73 Perawatan patah tulang oleh dukun patah memang dapat membantu
penyembuhan tulang yang patah, karena pada dasarnya hampir semua tulang yang patah dapat sembuh. Pengobatan terhadap penyembuhan yang diberikan
pengobatan tradisional malumta ini terhadap kesembuhan pasien sangat diutamakan, terlebih pada pasien yang sudah berputus asa karena dirinya tidak
kunjung sembuh juga. Untuk itu diperlukan kerja keras yang cukup besar untuk mendapatkan hasil yang baik.
Maka yang akan dilakukan oleh guru malumta adalah menyembuhkan penyakit pasien dengan berbagai cara. Hal tersebut akan dilakukan, seperti yang
diungkapkan oleh guru malumta sebagai berikut : “….namanya saja sudah pengobatan tradisional dukun
patah MALUMTA. Yang artinya tanggung jawab sampai dengan sembuh. Nah, dengan itu saya akan
menyembuhkan pasien seperti semula, tanpa ada kekurangan apapun ataupun cacad, asalkan pasien
menuruti apa kataku dan menjauhi laranga-laranganku, karena itu sangat berpengaruh besar bagi kesembuhan
setiap pasien”.
Dari ungkapan
guru malumta tersebut dapat kita ketahui bahwa konsep sembuh yang dimaksud adalah sembuh seutuhnya tanpa cacad atau kembali
seperti semula. Dimana pasien harus benar-benar mematuhi perintah dan larangan-larangannya.
Arti “sembuh” bagi tulang yang patah tidak berarti hanya sembuh saja, tetapi juga harus menyambung dalam posisi yang lurus sebagaimana tulang
normal atau dalam bahasa medis disebut anatomis
9
. Menurut masyarakat konsep
9
Anatomis adalah kondisi sembuh dimana berada dalam posisi yang memungkinkan anggota gerak terlihat dan berfungsi secara normal.
74 sehat adalah keadaan normal yang artinya tidak sakit fisik maupun mental apabila
dia tidak tehalang untuk melakuka segala aktifitas sehari-hari untuk berinteraksi terhadap masyarakat sekitarnya. Jika seseorang mengalami sakit maka akan
datang berobat kepada pengobatan moderen ataupun tradisional untuk mengahrapkan kesembuhan terhadap suatu penyakit yang dideritanya. Seperti
salah seorang pasien patah tulang pada tangan Ibu Agustina yang berobat kepada guru malumta mengatakan :
”Sembuh adalah hal yang sangat diinginkan oleh setiap orang yang mengalami sakit, maka dengan itu saya
datang berobat kemari karena saya yakin bahwa disini saya akan sembuh. Sembuh yang saya inginkan adalah
sembuh seutuhnya tanpa ada cacad sedikitpun dan bisa beraktifitas sehari-hari seperti sebelumnya, karena saya
adalah ibu rumah tangga. segala pekerjaan rumah tangga saya yang mengerjakannya, jadi saya berharap
kesembuhan darisini”.
Dengan pernyataan tersebut berarti ibu itu ingin sembuh seperti semula tanpa mengingatbahwa dia pernah mengalami patah tulang pada tangannya. Tetapi
lain halnya dengan Bapak Pandiangan yang mengalami tulang yang remuk pada paha mengatakan :
“Sembuh secara utuh adalah keingininan setiap manusia, terlebih saya semdiri. Tetapi saya berobat
kemari saya menyerahkan segala sesuatunya kepada guru malumta ini karena saya tahu pasti guru malumta
akan mengusahakan yang terbaik buat penyakit yang saya alami ini dan saya pun ingin sembuh dengan cara
apapun asalkan sakit ini tidak saya rasakan lagi dan bisa beraktifitas seperti semula”.
Dari ungkapan-ungkapan diatas konsep sembuh menurut guru malumta dan pasien adalah berbeda. Semua tergantung kepada setiap orang yang
75 mengalami sakit dan ingin sembuh yang seperti apa. Jika ingin sembuh maka akan
berobat secara teratur dan menjalani setiap aturan yang telah dibuat.
3.5. Pewarisan Malumta