87 Pada saat itu pula peranan penyembuh tradisional sangat berperan
penting. Khususnya dalam rangka penanggulangan penyakit-penyakit yang diderita setiap masyarakat. Saat ini penyembuh alternatif bukan hanya dapat kita
jumpai di daerah pedesaan saja sebagaimana pengetahuan masyarakat-masyarakat sekarang ini, tetapi penyembuh alternatif juga dapat kita jumpai di daerah
perkotaan seperti halnya di Kota Medan ini.
4.3. Interaksi Antara Penyembuh, Pasien dan Keluarga
Dalam proses pengobatan suatu penyakit terjadi suatu proses interaksi sosial antara penyembuh dengan penyembuh, antara penyembuh dan pasien, dan
antara penyembuh dan keluarga pasien. Ada suatu anggapan bahwa dalam menangani suatu penyakit atau proses penyembuhan penyakit sangat diperlukan
suatu kedekatan atau keakraban antara satu dengan yang lainnya. Keakraban hubungan yang ditandai dengan bentuk-bentuk interaksi yang bersifat inheren
10
. Sebagaimana dalam interaksi sosial yang dibentuk oleh kebudayaan, baik
itu kebudayaan para penyembuh, pesien dan keluarga. Masing-masing mempunyai cara tersendiri bagaimana mereka harus bertingkah laku dalam
tersebut, sesuai dengan interaksi yang mereka lakukan masing-masing. Apabila harapan akan interaksi-interaksi tersebut secara esensial cocok
atau sesuai yaitu pola hubungan yang ditandai dengan pola interaksi yang baik antara para penyembuh dengan pasien maupun terhadap keluarga pasien, maka
hal itu akan mendatangkan hasil yang baik bagi kedua belah pihak yaitu
10
Inheren yaitu suatu hubungan yang erat antara yang satu dengan yang lainnya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001
88 penyembuh dan pasien dalam proses penyembuhan penyakit. Proses
penyembuhan penyakit akan lebih berhasil bila hubungan sosial antara penyembuh, pasien dan keluarga pasien baik dan serasi. Bila terjadi hubungan
yang kurang serasi atau sama sekali tidak serasi antara penyembuh, pasien dan keluarga pasien, maka akan mengakibatkan hasil yang kurang baik dalam proses
penyembuhan. Jadi pola hubungan sosial yang terjalin dengan baik antara penyembuh, pasien dan keluarga pasien sangat diperlukan dalam proses
penyembuhan penyakit Foster dan Anderson, 1986;140-146. Seperti saat peneliti berada pada ruang rawat peneliti juga melihat
keakraban yang terjalin yaitu : “….disela-sela saya melihat-lihat keadaan sekeliling rumah
guru malumta saya melihat salah satu pasien terlihat bercanda-canda dan bercengkrama sangat dekat, sehingga
menimbulkan kedekatan yang sangat hangat. Selain itu juga penyembuh sangat ramah untuk memberikan sapaan kepada
pasien, begitu juga sebaliknya pasien juga akan menyapa penyembuh”.
Dari keterangan diatas tampaklah bahwa interaksi antara penyembuh dan pasien sangatlah dekat. Tetapi bukan hanya penyembuh dan pasien saja yang
harus berinteraksi keluarga pasien juga harus berinteraksi dengan penyembuh dengan cara mengunjungi pasien dan membantu kelengkapan pasien selama
dirawat. Salah satu keluarga pasien mengatakan : “….selama kami disini kami selalu memberikan kesan yang
baik dan berusaha dekat sama guru malumta ini, karena kami sangat perlu bantuan dari dia. Kalau kami punya
makanan seperti roti atau goreng-gorengan kami selalu menawarkan kepada Bapak itu dan Bapak itu menerima apa
yang kami berikan, malah Bapak itu berterimakasih”.
89 Dengan adanya hubungan-hubungan sosial yang mendukung tersebut dan
kerjasama, maka tidak diragukan lagi proses pengobatan akan semakin lancar dan baik sesuai dengan yang diinginkan oleh masing-masing pihak yaitu penyembuh,
pasien, keluarga pasien.
4.4. Peranan Penyembuh dan Peranan Pasien