Penetapan Waktu Baku Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

7 + 0 + 3 + 5+ 2,5 + 0 + 2 = 19,5 Jika dari sampling pekerjaan didapat bahwa kelonggaran untuk hambatan yang terhindarkan adalah 5, maka kelonggaran total yang harus diberikan untuk pekerjaan itu adalah 19,5 + 5 = 24,5.

3.9.4 Penetapan Waktu Baku

2 Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja normal untuk bekerja secara wajar dalam sistem kerja yang terbaik untuk saat itu. Pekerja normal berarti pekerja dengan kemampuan rata-rata dibanding dengan pekerja lainnya dengan beban kerja yang sejenis. Bekerja secara normal artinya ada atau tidak adanya pengamatan, pekerja tersebut tetap bekerja seperti biasanya irama kerjanya tetap. Sistem kerja terbaik dalam hal ini artinya bahwa metode kerja dan lingkungan kerjanya sudah terstandarisasi. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk: 1. Man Power Planning perencanaan kebutuhan tenaga kerja. 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawanpekerja. 3. Penjadwalan produksi dan penganggaran. 4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawanpekerja yang berprestasi. 5. Indikasi keluaran output yang mampu dihasilkan seorang pekerja. 2 Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Surabaya:Guna Widya. Hal 170, 217. Universitas Sumatera Utara Penetapan waktu baku bertujuan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan pekerja dengan kemampuan diatas rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya. Penetapan waktu baku ini melibatkan perhitungan waktu normal, rating factor dan allowance. Rumus untuk menghitung waktu baku adalah: Waktu Baku = WT x PP x RF x 100 TP 100-Allowance Dimana: WT = Waktu total PP = Persen produktif RF = Rating factor TP = Total produk

3.9.5 Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

3 Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan seberapa besar keyakinan si pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Dinyatakan dalam bentuk persen juga. Misalnya tingkat ketelitian 10 dan tingkat keyakinan 95 memberikan arti bahwa pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 3 Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Edisi Kedua. Bandung: ITB. Hal: 153-154 Universitas Sumatera Utara 10 dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang Berpengaruh Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran A. Tenaga yang dikeluarkan 1. Dapat diabaikan 2. Sangat ringan 3. Ringan 4. Sedang 5. Berat 6. Sangat berat 7. Luar biasa berat Bekerja dimeja, duduk Bekerja dimeja, berdiri Menyekop, ringan Mencangkul Mengayun palu yang berat Memanggul beban Memanggul karung berat Tanpa beban Ekivalen beban 0,00-2,25 Kg 2,25-9,00 9,00-18,00 19,00-27,00 27,00-50,00 diatas 50 Kg 0,0-6,0 Pria 6,0-7,5 7,5-12,0 12,0-19,0 19,0-30,0 30,0-50,0 0,0-6,0 Wanita 6,0-7,5 7,5-16,0 16,0-30,0 B. Sikap kerja 1. Duduk 2. Berdiri diatas dua kaki 3. Berdiri diatas satu kaki 4. Berbaring 5. Membungkuk Bekerja duduk, ringan Badan tegak, ditumpu dua kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol Pada bagian sisi, belakang atau depan badan Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki 0,00-1,0 1,0-2,5 2,5-4,0 2,5-4,0 4,0-10 C. Gerakan kerja 1. Normal 2. Agak terbatas 3. Sulit 4. Pada anggota-anggota badan terbatas 5. Seluruh anggota badan terbatas Ayunan bebas dari palu Ayunan terbatas dari palu Membawa beban berat dengan satu tangan Bekerja dengan tangan diatas kepala Bekerja dilorong pertambangan yang sempit 0-5 0-5 5-10 10-5 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang Berpengaruh Lanjutan Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran D. Kelelahan mata 1. Pandangan yang terputus-putus 2. Pandangan yang hampir terus menerus 3. Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah 4. Pandangan terus menerus dengan fokus tetap Membaca alat ukur Pekerjaan-pekerjaan yang teliti Memeriksa cacat-cacat pada kain Pemeriksaan sangat teliti 0,0-6,0 Pencahayaan baik 6,0-7,5 7,5-12,0 12,0-19,0 19,0-30,0 30,0-50,0 0,0-6,0 Buruk 6,0-7,5 7,5-16,0 16,0-30,0 E. Keadaan temperatur tempat kerja 1. Beku 2. Rendah 3. Sedang 4. Normal 5. Tinggi 6. Sangat tinggi Dibawah 0 Temperatur O C 0-13 13-22 22-28 28-38 diatas 38 Diatas 10 Kelembaban normal 10-0 5-0 0-5 5-40 diatas 40 Diatas 12 Berlebihan 12-5 8-0 0-8 8-100 diatas 100 F. Keadaan atmosfer 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Baik 4. Buruk Ruang yang berventilasi baik,udara segar Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan tidak berbahaya Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat-alat pernafasan 0-5 5-10 10-20 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang Berpengaruh Lanjutan Faktor Kelonggaran G. Keadaan lingkungan yang baik 1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 4. Sangat bising 5. Jika factor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas 6. Terasa adanya getaran lantai 7. Keadaan yang luar biasa bunyi, kebersihan, dll 0-1 1-3 0-5 0-5 5-10 5-15 Kontras antara warna hendaknya diperhatikan Tergantung juga pada keadaan ventilasi Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim Catatan pelengkap : Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0-2,5 Wanita = 2-5 Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. XYZ yang terletak di Jalan Raya Pinang Kampai Bukit Batrem, Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Dumai Timur – Riau. Penelitian dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada tanggal 14 Oktober 2013 sampai dengan 14 November 2013.

4.2 Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah sistem pendistribusian yang mempengaruhi dan mendukung perencanaan rute distribusi BBM yang optimal bagi PT. XYZ di Jalan Raya Pinang Kampai Bukit Batrem, Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Dumai Timur – Riau.

4.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1 digambarkan variabel-variabel yang mempengaruhi rute pendistribusian pada lingkungan perusahaan . Universitas Sumatera Utara