Melakukan Pengukuran Waktu Kerja

6. Menyiapkan alat-alat pengukura Setelah langkah-langkah diatas dijalankan, maka pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dilakukan penyiapan alat-alat yang diperlukan. Alat-alat tersebut adalah: - Stop watch - Lembaran-lembaran pengamatan - Papan pengamatan - Pena atau pensil dan alat tulis

3.9.2 Melakukan Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu- waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan diatas. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan kenyakinan yang telah ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan. Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Setalah pengukuran tahap pertama dilakukan, maka dilakukan uji keseragaman data, menghitung jumlah pengamatan yang diperlukan, dan bila pengukuran pendahuluan belum mencukupi Universitas Sumatera Utara jumlahnya, maka akan dilakukan pengukuran pendahuluan tahap kedua. Setelah pengukuran tahap kedua selesai, maka akan diikuti lagi dengan ketiga, hal seperti diatas bila perlu dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap ketiga Sutalaksana, 1956. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan mencukupi untuk tingkat kepercayaan dan ketelitian yang dikehendaki. 1. Menguji keseragaman data Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasa digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau tempat kerja lain. Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap sistem kerja yang dipandang telah baik. Namun sering kali operator atau pekerja tidak mengetahui terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem kerja. Memang perubahan merupakan suatu yang yang wajar, karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat dipertahankan tetap harus terus-menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan sistem kerja ini, waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran. Dengan kata lain, harus seragam. Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas pengukur. Ketidakseragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas Universitas Sumatera Utara kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama dan data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda jika berada di luar batas kontrol. Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja, sebelum digunakan untuk perhitungan selanjutnya, lebih dahulu diadakan pengontrolan atau pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data ini, diteliti dengan peta kontrol. Langkah-langkah dalam pengujian keseragaman data, yaitu: a. Menghitung rata – rata �� = ∑ � � ∑ � dimana : x i = Besarnya waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan dilakukan n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan b. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian σ = � ∑� �−� 2 �−1 dimana : N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan � = Waktu rata-rata � = Standar deviasi c. Menentukan batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB, untuk tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95 adalah: Universitas Sumatera Utara BKA = � + 2 � BKB = � - 2 � 2. Menghitung pengukuran yang sebenarnya diperlukan Untuk menentukan jumlah pengkuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95, maka dipergunakan rumus: 2 2 2 40           − = ∑ ∑ ∑ X X X N N Dimana: N’ = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan N = jumlah data settalah dilakukan uji keseragaman data 3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’ N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N’ N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi.

3.9.3 Rating Factor dan Allowance