8. Bila  sepeda  motor  dipacu  dengan  kecepatan  diatas  ketentuan  yang  ada,  akan
membahayakan pengendara itu sendiri  dan pengguna jalan lain karena sepeda motor  menjadi  sulit  dikendalikan  dan  menghindar  dari  benda  yang  ada  di
depannya. 9.
Tidak  mengendarai  sepeda  motor  di  lajur  cepat  dan  lajur  paling  kanan  dan tidak  menyalip  kendaraan  didepannya  melewati  batas  marka  jalan  yang  tidak
terputus marka solid ditengah jalan. 10.
Tetap  waspada  dan  memperhatikan  kendaraan  dibelakangnya  lewat  kaca spion  ketika  hendak  membelok  ataupun  menyalip  kendaraan  didepannya.
Tidak menyalip kendaraan dari arah kiri kendaraan didepannya. 11.
Mengemudi  dalam  pengaruh  alkohol  dan  narkoba  dapat  megakibatkan seseorang  tidak  dapat  berkonsentrasi  dengan  baik  bahkan  seringkali  timbul
halusinasi  yang  berpengaruh  buruk  pada  menurunnya  kemampuan  seseorang mempersepsikan  kondisi  jalan  dan  lingkungannya  dengan  baik  ketika
mengemudi  yang  pada  akhirnya  meningkatkan  resiko  terjadinya  kecelakaan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, 2013;52-55.
2.1.3 Teori Perilaku
2.1.3.1 Definisi Perilaku
Perilaku  adalah  aksi  dari  individu  terhadap  reaksi  dari  hubungan  dengan lingkungannya.  Perilaku  baru  terjadi  apabila  ada  sesuatu  rangsangan  yang
diperlukan  untuk  menimbulkan  reaksi.  Jadi,  suatu  rangsangan  tertentu  akan
menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu Adnani. 2011:82.
Dalam  Teori  Stimulus  Organisme  SOR,  penyebab  terjadinya  perubahan perilaku  tergantung  kepada  kualitas  rangsang  stimulus  yang  berkomunikasi
dengan  organisme.  Hosland,
et  al
1953  mengatakan  bahwa  perubahan  perilaku pada  hakikatnya  adalah  sama  dengan  proses  belajar  pada  individu  yang  terdiri
dari: 1.
Stimulus  rangsang  yang  diberikan  kepada  organisme  dapat  diterima  atau ditolak.  Apabila  stimulus  tersebut  tidak  diterima  atau  ditolak  berarti  stimulus
itu  tidak  efektif  dalam  mempengaruhi  perhatian  individu,  dan  berhenti  disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu
dan stimulus tersebut efektif. 2.
Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3. Setelah  itu  organisme  mengolah  stimulus  tersebut  sehingga  terjadi  kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap. 4.
Akhirnya  dengan  dukungan  fasilitas  serta  dorongan  dari  lingkungan  maka stimulus  tersebut  mempunyai  efek  tindakan  dari  individu  tersebut  perubahan
perilaku. Dengan  demikian,  perilaku  dapat  berubah  apabila  stimulus  rangsang
yang  diberikan  benar-benar  melebihi  dari  stimulus  semula.  Stimulus  yang  dapat melebihi  stimulus  semula  ini  berarti  stimulus  yang  diberikan  harus  dapat
meyakinkan organisme Notoatmodjo, 2010:83.
Berdasarkan  teori  “S-O-R”,  perilaku  manusia  dapat  dikolompokkan menjadi  2  dua,  yaitu  perilaku  tertutup
Covert  behavior
dan  perilaku  terbuka
Overt  behavior.
Perilaku  tertutup
Covert  behavior
merupakan  respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau
reaksi  ini  masih  dalam  batas  perhatian,  persepsi,  pengetahuankesadaran  atau sikap yang terjadi pada seseorang yang mendapat rangsangan. Sedangkan perilaku
terbuka
Overt behavior
merupakan respon yang terjadi pada seseorang terhadap stimulus  dalam  bentuk  nyata  atau  terbuka.  Responnya  dalam  bentuk  tindakan
yang dapat diamati oleh orang lain Fitriani, 2011:121.
2.1.3.2 F aktor yang Mempengaruhi Perilaku