Keselamatan jalan saat ini belum menjadi budaya masyarakat Indonesia. Untuk mengubah persepsi dan paradigma masyarakat tentang keselamatan jalan
harus dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi yang terus-menerus kepada masyarakat, sehingga nilai-nilai keselamatan jalan diadopsi menjadi nilai-nilai
kehidupan. Salah satu metode untuk meningkatkan kesadaran dan budaya keselamatan jalan adalah dengan melakukan pendidikan dan promosi akan
pentingnya keselamatan jalan. Pendidikan keselamatan harusnya dilakukan sejak anak usia dini mengenai pentingnya keselamatan di jalan merupakan cara untuk
membentuk pola pikir dan karakter seseorang sehingga diharapkan mereka menjadi disiplin dalam berlalu lintas Sugiyanto, 2015:66
2.1.3.2.2 F aktor Pemungkin
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat Adnani, 2011:80. Faktor pemungkin dalam perilaku
keselamatan berkendara
safety riding
meliputi keikutsertaan pelatihan
safety riding
, pengalaman berkendara, kepemilikan SIM serta fasiltas dan sarana yang memadai.
Dalam hal ini, yang akan diteliti adalah keikutsertaan pelatihan
safety riding.
Pelatihan diperoleh dari pendidikan, yang mana jika seseorang mempunyai latar berlakang pendidikan yang baik maka akan bersikap disiplin terhadap
peraturan lalu lintas yang berlaku. Pengemudi dengan pendidikan yang memadai akan dapat memberikan keputusan-keputusan yang preventif terhadap kondisi
lingkungan sekitar saat mengemudi, lebih mementingkan kepentingan umum atau
keselamatan orang lain, dan sekaligus menjada keamanan dirinya sendiri Rifal, 2015:4.
Dengan adanya pelatihan, diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang nantinya dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berkendara yang
aman. Dengan kata lain, seseorang yang telah mengikuti pelatihan
safety riding,
kemungkinan akan berperilaku lebih aman dalam berkendara Firmansyah, 2013:7.
2.1.3.2.3 F aktor Pendorong
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga
disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan Notoatmodjo, 2012:19. Faktor penguat
dalam perilaku keselamatan berkendara
safety riding
meliputi dukungan keluarga, peran teman sebaya, dan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
2.1.4 Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Keselamatan Berkendara
Safety Riding 2.1.4.1
Pengetahuan
Pengetahuan mahasiswa tentang keselamatan berkendara diukur melalui pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan sejauh mana pengetahuan
mahasiswa tentang keselamatan berkendara pada saat mengendarai sepeda motor. Pengendara yang memiliki pengetahuan yang baik dalam berkendara lebih