Standar Nasional Indonesia SNI, serta membawa surat kelengkapan seperti SIM dan STNK.
5.1.3 Hubungan antara Persepsi dengan Perilaku Keselamatan Berkendara
Safety Riding
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara persepsi dengan perilaku keselamatan berkendara
safety riding
pada mahasiswa FMIPA UNNES dengan nilai
p-value
= 0,022. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Salihat 2010:277 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara persepsi resiko keselamatan berkendara dengan penggunaan sabuk keselamatan dengan nilai
p-value
sebesar 0,000. Angka kematian yang tinggi dikalangan pengendara kendaraan bermotor tersebut antara lain dipengaruhi
oleh persepsi terhadap resiko kecelakaan yang rendah pada saat berkendara. Pengendara muda seperti mahasiswa, lebih sering menempatkan diri pada situasi
berbahaya seperti berkendara dengan kecepatan tinggi, menerobos lampu merah dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, responden yang memiliki persepsi negatif mengenai perilaku keselamatan berkendara
safety riding
64,1 responden tidak aman dalam berkendara, sedangkan responden yang memiliki
persepsi positif, hanya 48,6 responden cenderung untuk lebih berperilaku aman dalam berkendara. Menurut Weymen dalam Salihat 2010:277, semakin sering
seseorang mengendarai kendaraannya, maka semakin banyak pengalaman pribadi mengenai resiko yang dihadapi, pengetahuan mengenai resiko terseubt, dan
persepsi mengenai kemampuan mengendalikan resiko, sehingga semakin baik persepsi mereka terhadap keselamatan berkendara.
Sebaiknya, jika individu merasa aman dengan kendaraan yang dimilikinya maka kemungkinan individu tersebut akan berpersepsi resiko keselamatan
berkendara yang buruk. Oleh sebab itu pihak pengembang otomotif juga mengingatkan calon pengendara bahwa semua kelengkapan keamanan yang ada
pada kendaraan tidak berfungsi maksimal jika pengendara tidak berkendara dengan baik dan mematuhi peraturan lalu lintas. Selain itu, peningkatan
pelaksanaan hukum dan peraturan, seperti penetapan dengan tegas batas kecepatan kendaraan mampu mencegah peningkatan kejadian kematian di jalan
raya yang disebabkan oleh cara berkendara yang tidak aman Salihat, 2010:279.
5.1.4 Hubungan