ini, sebagian besar waktu mahasiswa dihabiskan untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya. Terlebih mahasiswa ini hidup terpisah dan jauh dari
jangkauan orang tua, sehingga cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman yang dapat memberikan pengaruh perilaku baik yang positif maupun negatif.
Perilaku dan perasaan seseorang berkaitan erat, selain itu pengaruh kelompok terasa kuat dalam mengubah perilaku individu. Dengan kata lain
kelompok atau dalam hal ini adalah peran teman sebaya seseorang sangat berpengaruh untuk mengubah perilaku seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya
semakin baik perilaku yang ditularkan pada teman sebayanya maka semakin baik pula teman sebaya tersebut menerima masukan sehingga akan terjadi perubahan
perilaku yang positif pada seseorang Adinugroho, 2014:334.
5.1.5 Hubungan antara Keikutsertaan Pelatihan dengan Perilaku
Keselamatan Berkendara
Safety Riding
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara keikutsertaan pelatihan dengan perilaku keselamatan berkendara
safety riding
pada mahasiswa FMIPA UNNES dengan nilai
p-value
= 0,757. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Firmansyah 2013:7 yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara pelatihan mengemudi dengan perilaku
safety driving
pada pengemudi mobil pengangkut semen curah di PT. Prima Karya Manunggal dengan nilai signifikansi sebesar 0,049.
Mengemudikan kendaraan menjadi suatu kegiatan yang kompleks karena memerlukan kemampuan, pengetahuan, kesiapan dan pengalaman tertentu untuk
menghadapi situasi di jalan, menguasai kendaraan, serta menerima pengaruh sebagai respon dari lingkungan di sekitar jalan Adi, 2014:695.
Menurut Rifal 2015:6, pengemudi yang memenuhi standar kompetensi akan dapat menyelenggarakan lalu lintas yang tertib dan merupakan faktor
pendukung dalam upaya meningkatkan keselamatan berkendara. Melalui pelatihan keselamatan berkendara pengemudi diharapkan dapat meningkatkan
kedisiplinan dalam berlalu lintas, sebab rendahnya disiplin pengemudi dalam berlalu lintas ini menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya kecelakaan.
Mengingat besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas, maka dianggap perlu untuk menekan angka kejadian kecelakaan lalu lintas.
Banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh pengemudi disebabkan oleh rendahnya perilaku disiplin berlalu lintas dan ketidaktahuan pengemudi mengenai cara
mengemudi yang baik dan aman di jalan raya. Oleh sebab itu, pemberian diklat pendidikan dan pelatihan mengenai bagaimana cara mengemudi yang benar dan
aman
safety driving,
adalah salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku disiplin para pengemudi agar sesuai dengan tata cara berlalu lintas yang benar dan
aman Firmansyah, 2013:7. Menurut hasil penelitian di lapangan, mayoritas responden tidak pernah
mengikuti pelatihan mengenai
safety riding
dan tidak semua responden yang tidak mengikuti pelatihan berperilaku aman dalam berkendara, hanya ada 42,2 saja
dari total responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan yang dinyatakan
berperilaku aman dalam berkendara, sedangkan 57,8 tidak pernah mengikuti pelatihan lainnya berperilaku tidak aman.
Sebaiknya, perlu dilakukan pendidikan mengenai mengendarai atau mengemudi yang memadai, meliputi pengetahuan tentang interaksi manusia-
kendaraan-lingkungan, mengembangkan keahlian berkendara, dan mempengaruhi secara positif perilaku pengendara. Hal ini akan menciptakan kebiasaan
mengendarai yang lebih aman, dan dapat menurunkan jumlah angka kecelakaan Pamungkas, 2014:13.
5.2 HAMBATAN DAN KELEMAHAN PENELITIANA