3. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna
terhadap lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi persepsi ada 2 dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal disini meliputi kontras,
perubahan intensitas, pengulangan, sesuatu yang baru dan sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Sedangkan faktor internal meliputi pengalaman atau
pengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi, dan budaya Notoatmodjo, 2005:98.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa perilaku pengendara beresiko yang berdampak timbulnya kecelakaan adalah rendahnya persepsi resiko. Orang
yang memiliki persepsi resiko rendah cenderung berkendaraan penuh resiko, seperti berkendara melebihi kecepatan, memotong kendaraan di depan. Hal
tersebut tentunya akan memiliki potensi timbulnya kecelakaan lalu lintas Agung, 2014:36.
Persepsi merupakan kunci berpikir, mempengaruhi perilaku dan merupakan langkah awal seseorang bertindak. Angka kematian yang tinggi
dikalangan pengendara kendaraan bermotor antara lain dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko kecelakaan yang rendah pada saat berkendara. Pengendara muda
seperti mahasiswa, lebih sering menempatkan diri pada situasi berbahaya seperti berkendara dengan kecepatan tinggi, menerobos lampu merah dan tidak
menggunakan sabuk keselamatan Salihat, 2010:276.
Keselamatan jalan saat ini belum menjadi budaya masyarakat Indonesia. Untuk mengubah persepsi dan paradigma masyarakat tentang keselamatan jalan
harus dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi yang terus-menerus kepada masyarakat, sehingga nilai-nilai keselamatan jalan diadopsi menjadi nilai-nilai
kehidupan. Salah satu metode untuk meningkatkan kesadaran dan budaya keselamatan jalan adalah dengan melakukan pendidikan dan promosi akan
pentingnya keselamatan jalan. Pendidikan keselamatan harusnya dilakukan sejak anak usia dini mengenai pentingnya keselamatan di jalan merupakan cara untuk
membentuk pola pikir dan karakter seseorang sehingga diharapkan mereka menjadi disiplin dalam berlalu lintas Sugiyanto, 2015:66
2.1.3.2.2 F aktor Pemungkin