33 Sarwono, 2012: 12 mengungkapkan bahwa pada masa remaja merupakan
suatu masa di mana: a. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda
seksual sekunder sampai mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri atau
karakteristik remaja diantaranya sebagai masa peralihan, perubahan, pencarian identitas diri, usia bermasalah, tidak realistik, dan berada di
ambang masa dewasa. Masa peralihan menekankan pada remaja untuk mempersiapkan diri menuju masa dewasa. Masa perubahan yang terjadi
pada remaja meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, emosional, dan moral sehingga remaja mengalami berbagai masalah karena dituntut untuk lebih
mandiri dari sebelumnya.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Setiap tahap perkembangan manusia terdapat tugas-tugas tertentu untuk dipenuhi. Tugas-tugas yang dimaksud disebut dengan tugas
perkembangan. Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan individu dalam masa tertentu sesuai dengan norma-norma
masyarakat dan kebudayaan. Keberhasilan dalam mencapai tugas perkembangan ini berkaitan dengan keberhasilan individu dalam mencapai
34 tugas perkembangan pada tahap selanjutnya. Pada masa remaja, tugas-
tugas perkembangan tersebut disebutkan Robert Havighurst Hurlock, 1980: 10 sebagai berikut.
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Menjawab dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi. Tugas-tugas perkembangan tersebut dapat dipahami bahwasannya
pada masa remaja terjadi perubahan dan perkembangan. Perubahan yang terkait meliputi perubahan fisik, perubahan struktur sosial, perkembangan
moral dan emosional. Remaja dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan tersebut sebelum memasuki masa dewasa. Sehingga masa
remaja ini merupakan suatu periode untuk mempersiapkan individu memasuki masa dewasa.
4. Siswa sebagai Subyek Layanan Bimbingan dan Konseling
Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan Dwi Siswoyo
dkk, 2011: 96. UU Sisdiknas Tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 4 memberikan definisi tentang peserta didik siswa.
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.”
35 Pengertian ini memberikan maksud bahwasannya siswa atau peserta
didik erat kaitannya dengan pendidikan karena potensi diri siswa dikembangkan melalui pendidikan. Di samping itu, peserta didik siswa
merupakan salah satu komponen penting dari pendidikan. Potensi diri siswa akan berkembang dengan bantuan dari orang lain yang memiliki
kedewasaan dan kewibawaan yaitu pendidik atau guru salah satunya adalah guru Bimbingan dan Konseling.
Pada kurikulum 1975 mengacarakan layanan Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu wilayah dalam sistem persekolahan mulai
dari jenjang SD sampai SMA, yaitu pembelajaran yang didampingi layanan Manajemen dan Layanan Bimbingan dan Konseling Sunaryo
Kartadinata dkk, 2007: 18. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah diperuntukkan bagi siswa
atau peserta didik dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi secara optimal. Hal ini juga sejalan dengan tujuan implementasi
Bimbingan dan Konseling di sekolahmadrasah yang berorientasi pada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi aspek
atau bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara jelas kedudukan siswa sebagai subyek layanan Bimbingan dan Konseling dapat
dilihat pada bagan berikut.
36 Gambar 1. Komponen Program BK
Sumber: Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Formal
Pada penelitian ini, bidang layanan yang terkait yaitu bidang pribadi dan sosial. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional dan kecenderungan
memecahkan masalah termasuk dalam bidang layanan pribadi dan sosial. Bidang layanan pribadi diantaranya mencakup ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, perolehan sistem nilai, kemandirian emosional, pengembangan
keterampilan intelektual,
menerima diri
dan mengembangkannya secara efektif. Bidang layanan sosial diantaranya
mencakup berperilaku sosial yang bertanggung jawab, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mencapai hubungan yang lebih matang dengan
teman sebaya Syamsu Yusuf, 2010: 28-29.
Komponen Program
BK
Pengembangan professional,
Konsultasi, Kolaborasi dan,
Kegiatan Manajemen
Peserta Didik
Dukungan Sistem
Layanan Dasar
Layanan Responsif
Perencanaa n
Individual
37
D. Penelitian Terdahulu