395
20. Jati:
Dengan segan menerima, kemudian tertegun ketika membacanya “Maaf, kami sedang latihan akting menangis, jangan ganggu, ya?
Trim’s” Gila Sudah Selesai Hentikan latihan gila-gilaan ini
21. Semua tertawa terbahak-bahak, sementara Jati salah tingkah.
---selesai--- Nah, setelah mencermati teks drama di atas, apa yang dapat Anda
simpulkan tentang teks drama jika dibandingkan dengan teks sastra yang lain cerpen dan novel? Secara fisik, teks drama didominasi oleh unsur
dialog, bahkan ada naskah drama yang sebagian besar hanya terdiri atas dialog. Artinya, melalui dialog yang terdapat dalam teks drama itulah
unsur instrinsik maupun ekstrinsik karya sastra berbentuk teks drama dapat ditemukan.
Drama sebenarnya tidak jauh berbeda dengan karya fiksi yang lain. Kesamaan itu berkaitan dengan aspek kesastraan yang terkandung di
dalamnya. Namun ada perbedaan esensial yang membedakan antara karya drama dengan karya fiksi adalah tujuan utama penulisan naskah
drama adalah untuk dipentaskan. Semi 1988 menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.
Jika Anda cermati secara seksama, drama mempunyai dua aspek esensial, yaitu aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan
dengan seni lakon atau teater. Apabila dirinci lebih dalam lagi, sebenarnya drama memiliki tiga dimensi, yaitu sastra, gerakan, dan
ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti novel atau cerpen, tetapi lebih dari itu dalam penciptaan naskah
drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya.
Mengingat penciptaan drama disusun dengan maksud untuk dipentaskan maka dalam setiap naskah selalu ditemukakn narasi, dalog
dan arahan tentang petunjuk lakuan.
Dalam sebuah naskah drama terdapat hal-hal penting yang harus diketahui bila kita ingin memehaminya. Hal ini bisa disebut sebagai
unsur-unsur drama. Secara lebih rinci bagian berikut akan membahasnya.
a. Alur Drama
Alur dalam sebuah pertunjukanatau drama sama dengan alur novel atau cerpen, yaitu rentetan peristiwa yang terjadi dari awal sampai
akhir. Namun alur drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan alur fiksi. Kekhususan itu disebabkan oleh karakteristik drama itu yang
memang unik. Kekhususan alur drama adalah sebagai berikut Semi, 1988. Alur drama haruslah alur yang dapat dilakonkan oleh para pemain
drama di muka public penonton.
396
Alur drama haruslah jelas agar mudah diikuti oleh penonton. Secara garis besar alur drama adalah sebagai berikut
1 Klasifikasi atau induksi. Bagian ini memberikan kesempatan
kepada penonton untuk mengetahui tokoh-tokoh utama serta peran yang dibawakan mereka, serta member pengenalan
terhadap permulaan problem atau konflik.
2 Konflik. Pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu problem
pokok. DI sini mulai terjadi insiden. 3
Komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam cerita, atau disebut
juga rising
action. Beberapa
watak mulai
memperlihatkan pertentangan saling mempengaruhi, dan berkeinginan membawa kebenaran ke pihak masing-masing
sehingga terjadilah
krisis demi
krisis. Setiap
krisis berkecenderungan melampaui yang lain, namun satu krisis
lahir disebabkan atau diakibatkan oleh yang lain. Itulah sebabnya dinamakan komplikasi.
4 Penyelesaian denoument. Setiap segi pertentangan diadakan
penyelesaian dan dicarikan alan keluar. Penyelesaian bisa sedih bisa juga menggembirakan Semi, 1988 .
b. Pesan Drama
Pengarang memiliki tujuan tertentu melalui karya dramanya. Inilah yang disebut dengan amanat atau pesan. Pesan dalam drama terbagi dua,
yaitu pesan utama dan pesan bawahan. Umumnya pesan berisi ajaran- ajaran moral, misalnya ajakan, saran, atau anjuran kepada pembaca untuk
meningkatkan kesadaran kemanusiaannya. Banyak sedikit dan luas sempitnya pesan bergantung pada persoalan yang dipaparkan pengarang
pada karyanya.
c. Tema Drama
Dalam drama tema memiliki kedudukan yang sangat penting. Semua elemen dalam drama mengacu dan menunjang tema. Tema disebut
sebagai ide sentral atau makna sentral suatu cerita. Tema merupakan jiwa cerita dalam karya fiksi.
Dalam drama tema juga menjadi panduan pengarang dalam memilih bahan-bahan cerita yang menyusunnya. Cara watak-watak
bergerak, berpikir dan merasa, serta cara watak-watak bertentangan antara satu dengan yang lainnya, bagaimana cerita itu diselesaikan,
semuanya menentukan rupa tema yang disampaikan oleh pengarangnya.
d. Latar Drama