142
Tahap Tingkah Laku Guru
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap 4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.
d. Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Dalam bukunya Arends
menyebutnya sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar pengembangan model pengajaran langsung John
Dolard dan Neal Miller serta Albert Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan
menirukan tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pengajaran
langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel 2.6 berikut ini akan diberikan sintaks model pengajaran langsung dan peran
yang dijalankan oleh guru pada tiap-tiap sintaks.
Tabel 2.6 Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan
prosedural atau mempresentasikan
pengetahuan deklaratif Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan
benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
143
memberikan umpan balik melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik. 5. Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
e. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan
menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sedangkan,
antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, antara bahasa Indonesia dengan matematika atau
dengan bidang studi lainnya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara
langsung menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan,
guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.
Pengintegrasian diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan. Materi ajar
justru merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara menarik. f. Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.
Yang perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus
diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual.
Tema yang
telah ditentukan
haruslah diolah
dengan perkembangan lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Budaya, sosial, dan
religiusitas mereka menjadi perhatian. Begitu pula, isi tema disajikan secara kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di
lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Kemudian, tema tidak disajikan secara abstrak tetapi diberikan secara
kongkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
144
logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep.
Dari uraian di atas, tampaklah bahwa peran guru amat menentukan dalam mendesain kesuksesan pembelajaran bahasa
Indonesia. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia diharapkan sebagai berikut.
• Guru perlu menekankan bahwa bahasa merupakan sarana berpikir.
Keterampilan berbahasa siswa menjadi tolok ukur kemampuan berpikir siswa.
• Kreativitas siswa perlu diperhatikan oleh guru terutama dalam
kreativitas berbahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. •
Pembelajaran bahasa Indonesia harus menyenangkan siswa. Oleh karena itu minat, keingintahuan, dan gairah siswa perlu mendapatkan
perhatian.
• Ada banyak metode dan teknik yang cocok yang dapat digunakan.
Guru tidak perlu monoton, klise, jenuh, dan kehabisan teknik pembelajaran bahasa Indonesia.
• Guru harus lebih dahulu memperhatikan apa yang diucapkan siswa
sebelum memperhatikan bagaimana siswa mengungkapkan.
g. Metode Kuantum