Menulis Cerpen Cerita Pendek

418 ragam ekspresi yang baku , misalnya tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce banyolan. Gaya ekspresi menyangkut visi dan pandangan penulis, yang penuangannya umumnya sesuai dengan paham atau aliran yang dianutnya, apakah realisme, ekspresionisme, eksistensialisme, atau absurdisme. Penulis dapat memilih ragam ekspresi yang sesuai dengan pandangannya, meskipun tidak tertutup kemungkinan pandangannya itu justru memberontaki dari gaya ekspresi yang ada dan tersedia. Plot literer adalah plot yang terdapat dalam naskah drama. Plot yang ditulis bukan plot yang diwujudkan oleh gerak eksternal maupun internal yang dilakukan aktor di atas panggung. Jika penulis membuat plot secara kait-mengait dalam rangkaian episodenya, maka disebut plot episodik. Jika cerita berjalan secara kronologis dan kaausal dari A menuju Z, maka disebut plot sirkuler. Jika plot itu tidak berujung, melingkar dari A menuju A kembali atau X menuju ke “entah”, disebut pula plot sirkuler. d. Struktur dramatik Struktur dramatik berkaitan dengan perkembangan dan kaitan antarkonflik yang muncul, memuncak, dan berakhir. Dalam drama konvensional, struktur dramatik seperti konvensi klasik plot menurut Aristoteles atau dapat juga yang dikembangkan Gustav Freitag Harymawan, 1988:18-20 yaitu eksposisi, komplikasi, resolusi, klimaks, dan konklusi. Konklusi dalam tragedi disebut katastrof berakhir dengan kesedihan, sementara dalam komedi disebut denumen berkahir dengan kebahagiaan. Perlatihan a Anda pasti sudah beberapa kali membaca cerpen mungkin juga novel. Pilih salah satu karya tersebut yang memiliki kemungkinan dipentaskan dengan mempertimbangkan unsur-unsur drama. Ubahlah cerita yang sudah Anda baca itu dalam bentuk dialog- dialog drama Berilah beberapa keterangan pementasan. Selamat mencoba b Anda pernah membaca cerita rakyat atau dongeng, bukan? Pilih salah satu cerita rakyat atau dongeng yang paling Anda sukai dan memungkinkan dipentaskan. Buatlah naskah dramanya berdasarkan cerita rakyat atau dongeng tersebut. Selamat mencoba

e. Menulis Cerpen Cerita Pendek

Dalam kegiatan belajar ini Anda diharapkan dapat menulis cerita pendek. Kegiatan belajar ini dibagi menjadi dua subtopik, yakni 1 tentang cerita pendek, dan 2 menulis cerita pendek. 419 Subtopik tentang cerita pendek diharapkan memberikan pemahaman yang utuh tentang unsur-unsur pembentuk cerita pendek. Unsur-unsur pembentuk cerita pendek utama diharapkan akan mampu menjadi dasar bagi penulisan cerita pendek. Contoh teks cerpen yang disajikan dimaksudkan sebagai pembuka tafsir bagi pengembangan topik tertentu menjadi sebuah cerita pendek. 1 Tentang Cerita Pendek Cerpen adalah karya sastra yang popular di masyarakat di samping puisi. Dibandingkan dengan novel, cerpen yang lebih pendek, memungkinkan dibaca orang dalam sekali duduk, di antara kesibukan keseharian. Bukti bahwa pernyataan ini benar adalah kehadiran cerpen yang terbit pada hampir setiap harian atau surat kabar umumnya dimuat pada hari Minggu. Tabloid, majalah, newsletter, atau jurnal bahkan jurnal online juga menyajikan cerpen dalam edisi tertentu. Dan, dibanding puisi, secara umum, masyarakat lebih mudah memahami pesan yang disampaikan penulisnya. Sebelum mengenal seluk-beluk cerpen secara umum, simak dua kutipan teks cerpen di bawah ini. Kutipan cerpen 1: Langit jadi merah. Seekor naga menukik, menyapu bintang-bintang dan matahari. Pucuk-pucuk sayapnya memercik bara. Api bertebaran. Angin berputing. Ketakutan disemprotkan ke udara seperti tinta gurita. Para satria berbaju zirah itu bergelimpangan. Jerit putus asa menyesaki ruang. Makhluk itu marah luar biasa. Rumah-rumah, pohon-pohon, pucuk gunung di kejauhan, jadi remuk tak jelas bentuk. Rata tanah. Semua. Kecuali satu anak yang berdiri tegak tak bergerak. Tangannya menggenggam busur yang selesai teregang. Waiahnya segelap batu, namun matanya seterang kilat. Dari busurnyalah panah besar yang menghunjam di dada sang naga. “Pada Suatu Hari, Ada Ibu dan Radian” karya Avianti Armand Kutipan cerpen 2: Akulah Jibril, malaikat yang suka membagi-bagikan wahyu. Aku suka berjalan di antara pepohonan, jika angin mendesir: itulah aku; jika pohon bergoyang: itulah aku; yang sarat beban wahyu, yang dipercayakan Tuhan ke pundakku. Sering wahyu itu aku naikkan seperti layang-layang, sampai jauh tinggi di awan, dengan seutas benang yang menghubungkannya; sementara itu langkahku melentur-lentur melayang di antara batang pisang dan mangga. Akulah Jibril, malaikat yang telah membagi-bagikan wahyu kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Muhammad, Nabi Isa, Nabi-nabi lain, yang kedatanganku senantiasa ditandai dengan gemerisiknya angin di antara pepohonan atau padang pasir. “Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat” karya Danarto 420 Secara umum cerpen adalah cerita atau narasi, bukan analisis argumentatif, yang fiktif, tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, serta relatif pendek. Ciri utama cerpen adalah 1 cerita yang disampaikan relatif pendek, 2 fiction ‘sifatnya rekaan’, dan 3 bersifat naratifpenceritaan. Penceritaan narasi --- hemat dan ekonomis --- hanya ada duatiga tokoh, satu peristiwa, satu efek bagi pembaca. Tapi satu kesatuan yang utuh dan lengkap --- dapat dilihat dari segi-segi unsur yang membentuknya. Dalam praktiknya, hanya satu saja yang dipentingkan cerpenis dalam karyanya, misal alur atau plot cerita. Sebagai bahan pengayaan, silakan Anda baca cerpen “Seribu Kunang-kunang di Manhattan” karya Umar Kayam.

1. Plot