Kriteria Keruntuhan Menurut Mohr-Coulomb Kuat Geser Tanah Pasir

• Nilai banding overconsolidation adalah nilai banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang ada. Jika OCR = 1, tanah dalam kondisi normally consolidated dan bila OCR1, tanah dalam kondisi overconsolidated.

2.2.1. Kriteria Keruntuhan Menurut Mohr-Coulomb

Mohr 1980 menyuguhkan sebuah teori tentang keruntuhan pada material yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, dan bukan hanya akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum saja. Jadi, hubungan antara tegangan normal dan geser pada sebuah bidang keruntuhan dapat dinyatakan dalam Gambar 2.2. τ = f σ………………………………………………………………….2.1 Gambar 2.2 Bidang Keruntuhan Universitas Sumatera Utara Garis keruntuhan failure envelope yang dinyatakan oleh Persamaan 2.1 di atas sebenarnya berbentuk garis lengkung seperti terlihat pada Gambar 2.3. Untuk sebagian besar masalah-masalah mekanika tanah, garis tersebut cukup didekati dengan sebuah garis lurus yang menunjukkan hubungan linear antara tegangan normal dan tegangan geser. Persamaan itu dapat kita tulis sebagai berikut: τ= c + σ tan ∅…………………………………………………………....2.2 Hubungan diatas disebut juga sebagai kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb, dimana: τ = tegangan geser c = kohesi σ = tegangan normal Gambar 2.3 Garis Keruntuhan Menurut Mohr dan Hukum Keruntuhan dari Mohr Coulomb. Universitas Sumatera Utara Bila tegangan normal dan tegangan geser pada sebuah bidang dalam suatu massa tanah sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan tersebut dapat digambarkan sebagai titik A dalam Gambar 2.3, maka keruntuhan geser tidak akan terjadi pada bidang tersebut. Tetapi bila tegangan normal dan geser yang bekerja pada suatu bidang lain dapat digambarkan sebagai titik B yang tepat berada pada garis keruntuhan, maka keruntuhan geser akan terjadi pada bidang tersebut. Suatu keadaan kombinasi tegangan yang berwujud titik C tidaklah mungkin terjadi karena bila titik tersebut tergambar diatas garis keruntuhan, keruntuhan geser pasti sudah terjadi sebelumnya.

2.2.2. Kuat Geser Tanah Pasir

Kuat geser tanah pasir dapat ditentukan dari salah satu uji triaksial atau uji geser langsung. Kelebihan tekanan air pori akibat adanya beban yang bekerja diatas tanah pasir dalam kondisi jenuh adalah nol. Hal ini disebabkan tanah pasir mempunyai permeabilitas besar, sehingga pada kenaikan beban, air pori relative cepat menghambur ke luar tanpa menimbulkan tekanan yang berarti. Jadi dianggap bahwa kondisi pembebanan pada tanah pasir akan berupa pembebanan pada kondisi terdrainase atau drained. Karena tanah pasir terdiri dari butiran kasar, jika tahanan geser tanah berpasir bertambah, maka akan bertambah pula sudut gesek dalamnya. Menurut Hary C. Hardiyatmo faktor-faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah pasir antara lain: • Ukuran butiran. • Air yang terdapat di antara butiran. • Kekasaran permukaan butiran. Universitas Sumatera Utara • Angka pori atau kerapatan relative. • Distribusi ukuran butiran. • Bentuk butiran. • Tegangan utama tengah. • Sejarah tegangan yang pernah dialaminya. Dari faktor-faktor diatas yang paling besar pengaruhnya adalah angka pori. Karena angka pori akan berpengaruh pada kerapatan. Pada uji geser langsung maupun triaksial, bila angka pori rendah atau kerapatan relative tinggi, kuat geser akan tinggi pula. Pada pasir padat, butiran berhubungan saling mengunci satu sama lain dan rapat. Sebelum kegagalan geser terjadi, hubungan yang saling mengunci ini menabah perlawanan gesek pada bidang geser. Pada pasir yang tidak padat, derajat pengucian antar butir kecil, sehingga kenaikan tegangan geser secara berangsur- angsur akan menghasilkan suatu nilai yang menuju nilai tegangan batas dengan tidak ada nilai tegangan geser puncak.

2.2.3. Kuat Geser Tanah Lempung

Dokumen yang terkait

Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Double Sheetpile dan Geogrid dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (studi kasus : Ruas Jalan Siantar – Parapat KM 152)

32 274 130

Analisis Kinerja Ruas Jalan Ngumban Surbakti Sebagai Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road)

36 292 173

Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Geogrid (Studi Kasus Jalan Medan - Berastagi, Desa Sugo)

25 157 97

Dampak Pembangunan Ruas Jalan Medan-Binjai terhadap Pengembangan Wilayah Kota Binjai

8 142 108

Analisis Dampak Peningkatan Ruas Jalan Simpang Jamburea – Kuta Jungak Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat

3 88 76

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10 ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10.

0 2 18

ANALISA STABILITAS LERENG DAN USULAN PERKUATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Jatimalang – Karanggede Bts, Jateng) ( STA 2+250 ) ANALISA STABILITAS LERENG DAN USULAN PERKUATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Jatimalang – Karanggede Bts, Jateng) ( STA 2+250 ).

0 0 3

TINJAUAN TEKNIS DAN ALTERNATIF PENANGANAN KELONGSORAN LERENG PADA RUAS JALAN TAWANGMANGU-CEMOROSEWU STA. 4+600.

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Double Sheetpile dan Geogrid dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (studi kasus : Ruas Jalan Siantar – Parapat KM 152)

2 7 62

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF PERKUATAN LERENG (STUDI KASUS DI JALAN RAYA KALIWUNGU – BOJA DESA DARUPONO KABUPATEN KENDAL)

0 0 12