2.5.3 Perkuatan Lereng Dengan Material Lain 1. Geosintetik
Istilah Geosintetik berasal dari kata geo, yang berarti bumi atau dalam dunia teknik sipil diartikan sebagai tanah pada umumnya, dan kata synthetic yang berarti
bahan buatan, dalam hal ini adalah bahan polimer. Bahan dasar geosintetik merupakan hasil polimerisasi dari industri-industri kimiaminyak bumi Suryolelono,
1988 dengan sifat-sifat yang tahan terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan mikro organisme. Polimer utama yang digunakan
untuk pembuatan geosintetik adalah Polyester PS, Polyamide PM, Polypropylene PP dan Polyethylene PE.
Jadi istilah geosintetik secara umum didefinisikan sebagai bahan polimer yang diaplikasikan di tanah.
Konsep perkuatan tanah atau tanah bertulang pertama kali diperkenalkan oleh Vidal pada tahun 1969. Hingga saat ini sistem penulangan tanah banyak digunakan
untuk pembangunan banyak tipe-tipe konstruksi seperti dinding penahan tanah, penahan galian, pangkal jembatan, timbunan badan jalan dan perbaikan stabilitas
lereng alam. Selain itu penulangan tanah telah pula diaplikasikan dalam pembangunan tanggul, bendungan, fondasi rakit, bangunan-bangunan pelengkap
pelabuhan dan lain-lain. Keuntungan yang dapat diperoleh pada penggunaan struktur yang
menggunakan system tanah bertulang antara lain: • Merupakan struktur yang fleksibel.
• Tidak mempunyai resiko besar bila terjadi deformasi struktur. • Mudah dalam pelaksanaan pembangunannya.
• Merupakan struktur yang tahan terhadap gempa bumi.
Universitas Sumatera Utara
• Sering biaya pembangunan lebih ekonomis disbanding dengan struktur konvensional.
• Tipe elemen-elemen penutup dinding depan dapat dibuat dalam bentuk yang bermacam-macam, sehingga memungkinkan untuk menciptakan bentuk
permukaan dinding yang indah.
Penulangan Tanah Untuk Timbunan Baru
Sistem penulangan tanah untuk struktur yang terbentuk oleh tanah timbunan baru dapat dibedakan menurut jenis tulangan yang dipakai untuk memperkuat tanah.
Jenis-jenis tulangan yang dipakai antara lain: a. Tulangan Lajur strip reinforcement
Pada system tulangan lajur, suatu material komposit yang terbentuk diperoleh dengan menempatkan lajur-lajur tulangan metal pada posisi horizontal diantara
lapisan-lapisan tanah urug yang dipadatkan pada Gambar 2.25. Permukaan tulangan metal kadang-kadang dibuat kasar untuk menambah tahanan gesek.
Elemen-elemen penutup dinding depan yang diikatkan dengan tulangan umummnya dibuat dari beton pracetak atau metal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.25. Dinding tanah bertulang dengan tulangan lajur.
b. Tulangan grid grid reinforcement. System tulangan grid terdiri dari rakit batang-batang metal atau polimer yang
terdiri atas lembaran yang berlubang-lubang dalam bentuk empat persegi panjang yang diletakkan dalam posisi horizontal. Skema dari tulangan grid
dapat dilihat pada gambar 2.26. Grid mentransfer tegangan ke tanah melalui: • Tahanan tanah pasif yang timbul pada batang-batang transversalnya.
• Gesekan antara tanah dan permukaan tulangan. Tulangan-tulangan grid yang dibuat dari bahan polimer tahan terhadap ausnya
tulangan oleh pengaruh air tanah dan tanah jelek.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.26 Tulangan Geogrid dan dinding tanah bertulang geogrid
c. Tulangan lembaran sheet reinforcement. Tulangan-tulangan yang berbentuk lembaran umumnya berupa bahan geotekstil.
Tulangan yang terdiri dari lembaran-lembaran geotekstil diletakkan di antara lapisan-lapisan tanah urug yang keduanya membentuk material komposit.
Pada system penulangan ini, transfer tegangan antara tanah dan lembaran- lembaran geotekstil terutama dari gesekan antara kedua material tersebut.
Umumnya geotekstil yang digunakan untuk penulangan tanah dibuat dari polyester atau serat-serat polypropylene. Bila ditinjau dari serat-serat pembentuk
bahannya, geotekstil terdiri dari 2 tipe, yaitu anyam woven dan nir-anyam non-woven. Material tanah urug umumnya dipilih tanah granuler diantara pasir
kelanauan sampai kerikil. Penutup dinding depan dapa dibuat dengan melipat geotekstil atau berupa blok-blok beton pada Gambar 2.27.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.27. Dinding Tanah Bertulangan Geotekstil d. Tulangan batang rod reinforcement
Pada system tulangan angker, tulangan-tulangan dari baja dibengkok pada ujungnya membentuk angker pada Gambar 2.28. Transfer tegangan dari tanah ke
tulangan terutama melalui tahanan tanah pasif dang angker. Namun demikian, terdapat pula pengaruh tahanan gesek disepanjang batang silindernya. Elemen-
elemen penutup dinding bagian depan biasanya dibuat dari beton yang diikatkan pada tulangan-tulangan.
Gambar 2.28. Dinding Tanah Bertulang Sistem Angker
Universitas Sumatera Utara
2. Sheet Pile Turap
Tiang-tiang turap sering digunakan untuk membangun sebuah dinding yang berfungsi sebagai penahan tanah, yang bisa berupa konstruksi berskala besar maupun
kecil. Dinding turap, oleh karena fungsinya sebagai penahan tanah, maka konstruksi ini digolongkan juga sebagai jenis lain dari dinding penahan tanah retaining walls.
Perbedaan mendasar antara dinding turap dan dinding penahan tanah terletak pada keuntungan penggunaan dinding turap pada kondisi tidak diperlukannya
pengeringan air dewatering. Terdapat beberapa jenis tiang turap yang biasa digunakan: a tiang turap
kayu, b tiang turap beton pracetak precast concrete sheet piles, dan c tiang turap baja.
a. Turap Kayu