• Pada tanah liat clay yang mana kurang mengandung oksigen maka akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi karena
terendam air. • Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan tanah
yang padat akan sedikit sekali mengandung oksigen maka lapisan pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang
pancang baja.
c. Tiang pancang komposit.
Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan satu tiang. Kadang-
kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton di atas muka
air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya. Biaya dan kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan menyebabkan cara ini diabaikan.
d. Tiang Pancang Kelompok
Pada keadaan sebenarnya jarang sekali didapat tiang pancang yang berdiri sendiri single pile, akan tetapi kita sering mendapatkan pondasi pondasi tiang
pancang dalam bentuk kelompok pile group. Untuk mempersatukan tiang-tiang pancang tersebut dalam satu kelompok tiang biasanya di atas tiang tersebut diberi
poer footing. Daya dukung kelompok tiang sangat bergantung pada penentuan bentuk pola dari susunan tiang pancang kelompok dan jarak antara satu tiang dengan
tiang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Bila beberapa tiang pancang dikelompokkan, maka intensitas tekanan bergantung pada beban dan jarak antar tiang pancang yang jika cukup besar sering
kali tidak praktis karena poer di cor di atas kelompok tiang pancang pile group sebagai dasar kolom untuk menyebarkan beban pada beberapa tiang pancang dalam
kelompok tersebut. Dalam perhitungan poer dianggapdibuat kaku sempurna, sehingga :
• Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok tiang tersebut menimbulkan penurunan, maka setelah penurunan bidang poer tetap merupakan bidang
datar. • Gaya yang bekerja pada tiang berbanding lurus dengan penurunan tiang-
tiang. •
4. Dinding Penahan Tanah
a. Dinding Penahan Tanah Type Gravitasi, adalah dinding penahan yang dibuat dari beton bertulang atau pasangan batu. Sedikit tulangan beton kadang-
kadang diberikan pada permukaan dinding untuk mencegah retakan permukaan akibat temperatureGambar 2.31
Universitas Sumatera Utara
b. Dinding Penahan Tanah Type Cantilever, dinding yang terdiri dari kombinasi dinding dan beton bertulang yang berbentuk huruf T. Ketebalan dari kedua
bagian ini relative tipis dan secara penuh diberi tulanganGambar 2.32
c. Dinding Penahan Tanah Type Buttress, dinding yang terdiri dari dinding beton bertulang yang dibagian dalam dinding didukung oleh dinding
verticalGambar 2.33
Universitas Sumatera Utara
d. Dinding Penahan Tanah Non Konstruksi Gambar 2.34
5.Cerucuk
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis
tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8
sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam
konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat
Universitas Sumatera Utara
berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat pengikat , papan penutup atau balok poer.
Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :
1. Daya dukung tanah yang cukup rendah. 2. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat
konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang cukup tinggi.
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.35 Pondasi Cerucuk
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pondasi cerucuk dapat dibagi atas :
1. Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi
yang sudah direncanakan. 2. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap
lokasi pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan kedalaman yang direncanakan.
3. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan
dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan kayu cerucuk.
Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual tenaga manusia dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang
sering disebut mesin pancang back hoe. Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah
Universitas Sumatera Utara
melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti persyaratan teknis yaitu :
1. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung
terbesar tidak melebihi 15 cm 2. Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan
juga daya dukung yang makin besar. 3. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu
tidak dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
Jenis kayu yang sering dipergunakan adalah :
1. Kayu Gelam 2. Kayu Medang
3. Kayu Betangor 4. Kayu Ubah
5. Kayu Dolken
2.6. Analisa Stabilitas Lereng Dengan Metode Irisan Method Of Slice