Sistematika Penulisan Landasan Teori

d. Melakukan perhitungan pada proyek pengerjaan dengan masing-masing alternatif perkuatan yang telah ditentukan. e. Penentuan dan pemilihan metode perkuatan berdasarkan faktor keamanan serta kemudahan proses pengerjaan perkuatan lereng dilapangan.

1.6. Sistematika Penulisan

Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan pada tugas akhir ini terdiri dari 5 lima bab, uraian masing-masing bab adalah sebagai berikut: • Bab I: Pendahuluan Bab ini berisi tentang uraian umum, latar belakang penulisan, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah dan metodologi. • Bab II: Tinjauan Pustaka Bab ini mencakup segala hal yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi penulis untuk membahas tentang .perkuatan lereng menggunakan sheet pile, mini pile dan geotekstile • Bab III: Metodologi Analisis Bab ini menguraikan metode dan perhitungan-perhitungan terkait dalam menentukan perkuatan alternatif tambahan pada lereng tersebut. • Bab IV: Analisis dan Perhitungan Data Bab ini berisikan perhitungan perkuatan lereng menggunakan bantuan program Geo SlopeW 2007. Universitas Sumatera Utara • Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab ini menampilkan rangkuman dari beberapa pembahasan yang diambil dari beberapa literatur, serta memberikan kesimpulan perkuatan apa yang efektif dipergunakan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alternatif. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas loose, yang terletak diatas batuan dasar bed rock. Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic atau oksidasi yang mengendap di antara partikel-partikel. Ruang diantara partikel-partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya. Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi didekat bumi membentuk tanah Hardiyatmo, 2010. Suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal dan tidak dilindungi, kita namakan sebagai talud tak tertahan unrestrained slope. Talud ini dapat terjadi secara alamiah atau buatan. Bila permukaan tanah tidak datar, maka komponen berat tanah yang sejajar dengan kemiringan talud akan menyebabkan tanah bergerak ke arah bawah seperti ditunjukkan dalam gambar 2.1. Bila komponen berat tanah tersebut cukup besar, kelongsoran talud dapat terjadi, yaitu tanah dalam zona a b c d e a dapat menggelincir ke bawah. Dengan kata lain, gaya dorong melampaui gaya berlawanan yang berasal dari kekuatan geser tanah sepanjang bidang longsor. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Kelongsoran Talud Das,1991 Pengertian longsoran landslide dengan gerakan tanah mass movement mempunyai kesamaan. Untuk memberikan definisi longsoran perlu penjelasan keduanya. Gerakan tanah ialah perpindahan massa tanahbatu pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula. Gerakan tanah mencakup gerak rayapan dan aliran maupun longsoran. Menurut definisi ini longsoran adalah bagian gerakan tanah Purbohadiwidjojo,1985. Jika menurut definisi ini perpindahan massa tanahbatu pada arah tegak adalah termasuk gerakan tanah, maka gerakan vertikal yang mengakibatkan lendutan bulging akibat keruntuhan fondasi dapat dimasukkan pula dalam jenis gerakan tanah. Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, maka pekerjaan konstruksi yang ada semakin kompleks. Adanya kompleksitas inilah maka tidak jarang ditemui berbagai masalah dalam suatu pekerjaan konstruksi. Tanah sebagai dasar berdirinya suatu pekerjaan konstruksi sering mengalami masalah pergerakan tanah, terutama terjadi pada tanah-tanah dengan kodisi lunak. Masalah pergerakan tanah khususnya di Indonesia sering terjadi karena keadaan geografi di berbagai tempat yang memiliki Universitas Sumatera Utara curah hujan cukup tinggi dan daerah potensi gempa, disamping faktor lain yang masih perlu diperhatikan seperti topografi daerah setempat, struktur geologi, sifat rembesan tanah dan morfologi serta tahap perkembanganya. Hal ini masih diperparah lagi dengan minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya gerakan tanah seperti melakukan tindakan yang memicu terjadinya kelongsoran atau pergerakan tanah. Secara garis besar beberapa persoalan tanah diklasifikasikan sebagai berikut menurut Hary Hardiyatmo : a. Stabilitas tanah, untuk menganalisa stabilitas tanah perlu diketahui mengenai: • Beban muatan yang bekerja pada tanah. • Besar dan distribusi tekanan akibat muatan terhadap tanah. • Perlawanan dari tanah.  Muatan yang bekerja pada tanah tergantung dari tipe macam struktur dan berat tanah.  Tanah dianggap material yang isotropis, tekanan dapat dihitung secara analisa matematik.  Perlu adanya pengambilan contoh tanah untuk diuji di laboratorium untuk mengetahui karakteristik sifat tanah. b. Deformasi, dapat dalam keadaan plastis atau elastis, sehubungan dengan hal tersebut, perlu diketahui : • Muatan yang bekerja beban bekerja. • Besar dan distribusi beban yang bekerja pada tanah. • Besar dan perbedaan penurunan. c. Kadar air tanah. Universitas Sumatera Utara

2.2. Kuat Geser Tanah

Dokumen yang terkait

Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Double Sheetpile dan Geogrid dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (studi kasus : Ruas Jalan Siantar – Parapat KM 152)

32 274 130

Analisis Kinerja Ruas Jalan Ngumban Surbakti Sebagai Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road)

36 292 173

Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Geogrid (Studi Kasus Jalan Medan - Berastagi, Desa Sugo)

25 157 97

Dampak Pembangunan Ruas Jalan Medan-Binjai terhadap Pengembangan Wilayah Kota Binjai

8 142 108

Analisis Dampak Peningkatan Ruas Jalan Simpang Jamburea – Kuta Jungak Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat

3 88 76

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10 ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10.

0 2 18

ANALISA STABILITAS LERENG DAN USULAN PERKUATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Jatimalang – Karanggede Bts, Jateng) ( STA 2+250 ) ANALISA STABILITAS LERENG DAN USULAN PERKUATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Jatimalang – Karanggede Bts, Jateng) ( STA 2+250 ).

0 0 3

TINJAUAN TEKNIS DAN ALTERNATIF PENANGANAN KELONGSORAN LERENG PADA RUAS JALAN TAWANGMANGU-CEMOROSEWU STA. 4+600.

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Double Sheetpile dan Geogrid dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (studi kasus : Ruas Jalan Siantar – Parapat KM 152)

2 7 62

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF PERKUATAN LERENG (STUDI KASUS DI JALAN RAYA KALIWUNGU – BOJA DESA DARUPONO KABUPATEN KENDAL)

0 0 12