Hipotesis Penelitian KAJIAN PUSTAKA

71 satu laki-laki dan yang tinggal di asrama yang berjumlah delapan anak yang terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki. Adapun karakteristik siswa tunanetra di MTs Yaketunis Yogyakarta yang menjadi subjek penelitian antara lain: 1. Semua subjek penelitian merupakan siswa tunanetra tipe buta total. 2. Siswa tinggal di rumah dan tinggal di asrama. 3. Memiliki keterbatasan dalam orientasi dan mobilitas terutama dalam menggunakan tongkat saat berpindah tempat di lingkungan yang dikenal maupun yang belum dikenal.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan atau variasi yang ditetapkan peneliti ingin diteliti yang kemudian akan ditarik kesimpulan Sugiyono, 2010: 61. Variabel pada penelitian ini yakni variabel independent atau variabel bebas. Menurut Zainal Mustofa 2009:23 variabel bebas adalah suatu variabel yang variasi nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu keterampilan melawat dengan tongkat pada siswa tunanetra yang tinggal di rumah dengan yang tinggal di asrama. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu: 1. Keterampilan merupakan suatu kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan tepat yang merupakan hasil dari 72 latihan secara berulang-ulang, sehingga ada perubahan kemampuan ke arah yang lebih terampil. 2. Melawat dengan tongkat merupakan salah satu cara seorang tunanetra untuk bergerak atau berpindah tempat di lingkungan yang telah dikenal ataupun yang belum dikenal secara aman, efektif, efisien dan mandiri menggunakan alat bantu tongkat. Teknik dalam menggunakan tongkat dibagi menjadi dua yaitu teknik di dalam ruangan dan teknik di luar ruangan. Pada penelitian ini, teknik melawat tongkat yang dimaksud adalah teknik di luar ruangan yang terdiri dari teknik sentuhan, teknik dua sentuhan, teknik geseran, serta teknik naik dan turun tangga. Teknik melawat dengan tongkat di luar ruangan digunakan karena teknik ini yang biasanya digunakan seorang tunanetra ketika bepergian, sehingga seorang tunanetra harus menguasai teknik ini untuk dapat bepergian di luar secara aman dan efisien. 3. Siswa tunanetra adalah seseorang siswa yang mengalami hambatan pada indera pengelihatan, sehingga mereka sulit atau tidak dapat memperoleh informasi secara visual. Seorang tunanetra memiliki beberapa keterbatasan, salah satunya pada kemampuan orientasi dan mobilitas terutama keterampilan melawat dengan tongkat. Klasifikasi siswa tunanetra yang dimaksud dalam penelitian adalah tipe buta total. Seorang tunanetra tipe buta total tidak memiliki persepsi visual, sehingga sangat membutuhkan kemampuan orientasi dan mobilitas untuk memenuhi kebutuhannya dalam bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain.