1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu untuk dapat terus bertahan hidup. Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang No.
20 T
ahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Jelas bahwa pendidikan memiliki fungsi yang sangat kompleks dan dibutuhkan seorang individu, yang kemudian meluas tujuannya,
yaitu tidak hanya untuk individu sendiri melainkan untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Melalui pendidikan diharapkan akan menghasilkan SDM yang
handal yang akan menjadi sumber penggerak pembangunan ekonomi nasional.
2
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN
Tahun 2015-2019
dilampirkan tentang
visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019
yang
mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini,
yaitu ”Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong-royong”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut maka pemerintah mengeluarkan pula misi-misi pembangunan nasional, dan salah satu misi
dalam mencapai visi pembangunan nasional adalah dengan mewujudkan kemandirian ekonomi yang tentunya dimulai dari masyarakat.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi DIY 2015: 1 jumlah total pengangguran terbuka untuk golongan penduduk usia kerja 15 tahun ke atas di
Provinsi DIY sampai bulan Agustus 2015 adalah 80.245 orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang masih sangat besar, sehingga menjadi salah satu tugas
pemerintah untuk mengupayakan pengurangan angka tersebut. Salah satu upaya pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Provinsi DIY
dalam mengatasi lonjakan angka pengangguran adalah dengan menyelenggarakan program Pemagangan Dalam Negeri oleh Departemen Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.22MENIX2009
Tentang Penyelenggaraan
Pemagangan Di Dalam Negeri Pasal 1 ayat 1, pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara
pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman
3
dalam proses produksi barang danatau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Kemudian pada ayat 2
ditambahkan bahwa pemagangan di dalam negeri adalah pemagangan yang diselenggarakan oleh perusahaan yang berdomisili di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Terdapat berbagai jenis kejuruan untuk program Pemagangan Dalam Negeri di Provinsi DIY, salah satunya adalah kejuruan
perbankan yang kemudian dilaksanakan oleh LKP Pusat Training Perbankan DIY.
Sebelum dilaksanakan program pemagangan, terlebih dahulu dilaksanakan pelatihan untuk para peserta. Kaswan 2011: 2 berpendapat
pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Pelaksanaan pelatihan ini adalah sebagai pemberian bekal kepada
para peserta untuk memperlancar pelaksanaan program pemagangan nantinya. Sejatinya dalam setiap pelaksanaan program atau kegiatan terdapat hal
penting yang terkadang terlupakan, yaitu kegiatan evaluasi terhadap program tersebut, tidak terkecuali pada program pendidikan dan pelatihan. Djuju
Sudjana 2006: 7 mengatakan bahwa evaluasi program berguna bagi para pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program akan dihentikan,
diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan. Evaluasi program merupakan kegiatan yang tidak terlepas dari pengelolaan atau manajemen
terhadap program tersebut, sehingga evaluasi program khususnya program pendidikan dan pelatihan menjadi hal yang penting bagi yang membidangi
Manajemen Pendidikan.
4
Terdapat berbagai jenis kejuruan pemagangan yang diselenggarakan oleh pemerintah, dan salah satunya adalah perbankan. Salah satu lembaga
yang mewadahi kebutuhan pendidikan dan pelatihan pada bidang perbankan adalah sebuah Lembaga Pendidikan dan Keterampilan bernama Pusat
Training Perbankan Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Lembaga tersebut kemudian dipilih pemerintah untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan
program pelatihan dan pemagangan dalam negeri. Pusat Training Perbankan DIY dipilih sebagai objek dalam penelitian ini karena lembaga ini dianggap
telah memiliki kredibilitas yang baik dalam bidang pelatihan perbankan, sehingga lembaga ini menarik untuk diteliti lebih jauh lagi.
Alasan dipilihnya Pusat Training Perbankan DIY semakin diperkuat dengan hasil observasi pertama pada Kamis, 12 November 2015. Pada
observasi pertama diperoleh informasi bahwa PusatTraining Perbankan DIY telah berpengalaman dalam bidang pelatihan perbankan dan mulai berdiri
sejak tahun 1994, dan didirikan oleh seorang praktisi perbankan yang berpengalaman di bidangnya. Pusat Training Perbankan DIY merupakan
sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang fokus pada komponen- komponen di bidang perbankan, baik bagi professional banker maupun
masyarakat umum yang ingin memiliki pengetahuan dan ketrampilan perbankan. Lembaga tersebut pun kemudian dipercaya pemerintah sejak tahun
2015 untuk menjadi bagian dari pelaksanaan program pelatihan dan pemagangan dalam negeri.
5
Kemudian dari hasil observasi pada Kamis, 17 Desember 2015, karena Pusat
Training Perbankan
DIY merupakan lembaga swasta milik
perseorangan maka terdapat banyak lembaga yang menjadi pesaing lembaga ini, sehingga lembaga ini pernah pula mengalami masa pasang surut, namun
lembaga tersebut terus diusahakan untuk semakin berkembang dalam menghadapi tantangan. Lembaga tersebut telah mendapatkan berbagai
penghargaan bahkan di tingkat nasional, hal ini menunjukkan bahwa lembaga ini telah diakui dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga diklat
perbankan yang
lain. Terdapat
berbagai macam
pelatihan yang
diselenggarakan oleh Pusat Training Perbankan DIY yaitu, pelatihan untuk calon pegawai bank, untuk pegawai baru, pegawai dan pejabat bank, bahkan
untuk umum pula, dan yang terbaru adalah terdapat program pelatihan dan pemagangan dalam negeri yang bekerjasama dengan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY. Pusat Training Perbankan DIY dalam penyelenggaraan training juga telah bekerja sama dengan berbagai bank dari
seluruh Indonesia, dari sini terlihat bahwa lembaga ini telah memiliki kepercayaan di dunia perbankan Indonesia.
Kemudian bagi peserta pemagangan dalam negeri akan dimagangkan di bank-bank BPR di area
DIY. Berikutnya dari hasil observasi pada Jumat, 15 Januari 2016 diketahui
bahwa jenis pelatihan yang akan segera dilaksanakan adalah pelatihan sebagai pembekalan untuk program pemagangan dalam negeri. Namun dalam
penyelenggaraan berbagai pelatihan-pelatihan sebelumnya di Pusat Training
6
Perbankan DIY masih terlihat adanya kelemahan-kelemahan. Kelemahan yang dimaksudkan antara lain nampak pada penyelenggaraatau pengelola yang
terkadang masih sering kurang sigap dalam persiapan, koordinasi antar pegawai kurang efektif dan kinerja pegawai kurang optimal, evaluasi hasil
belajar yang belum dijadikan prioritas, serta kurang antusiasnya peserta dalam mengikuti program pemagangan dalam negeri. Kemudian yang menjadi
kendala utama yang dikhawatirkan dalam pelaksanaan pelatihan untuk pembekalan pemagangan ini adalah karena latar belakang pendidikan para
peserta yang berbeda-beda sehingga dalam proses pelatihan perlu usaha yang lebih keras lagi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dalam suatu kegiatan pelaksanaan evaluasi program sangatlah penting. Beranjak dari berbagai
permasalahan penyelenggaraan pelatihan perbankan di Pusat Training Perbankan DIY tersebutlah penelitian evaluasi program pelatihan ini
dilaksanakan.
B. Identifikasi Masalah