24
2. Tujuan Evaluasi Program
Scriven dalam Farida Yusuf Tayibnapis 2008: 4 berpendapat evaluasi dapat mempunyai dua fungsi sebagai fungsi evaluasi yang utama, yaitu fungsi
formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan program, orang, produk dsb. Fungsi sumatif, evaluasi dipakai
untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi dari kedua fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kemudian bertujuan untuk
membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan
dukungan dari mereka yang terlibat. Kemudian tujuan evaluasi pelatihan menurut Phillips yang dikutip oleh
Kaswan 2011: 216 menyatakan, evaluasi dapat membantu: a. Menentukan apakah program itu mencapai tujuannya.
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program, yang dapat mengarah pada perubahan, seperti yang dibutuhkan.
c. Menentukan rasio biaya-keuntungan program pelatihan. d. Menentukan siapa yang seharusnya berpartisipasi dalam program
pelatihan di masa yang akan datang. e. Mengidentifikasi peserta yang mana yang paling mendapat manfaat
atau yang paling tidak mendapat manfaat dari program itu. f.
Mengumpulkan data untuk membantu dalam memasarkan program itu di masa yang akan datang.
g. Membangun database untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
Kemudian dapat disimpulkan evaluasi program memiliki tujuan yaitu untuk menentukan pencapaian tujuan suatu program, mengidentifikasi segala
kekurangan dan kelebihan program yang terdiri dari seluruh komponen program yang diharapkan untuk membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan
suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi,
25
menambah pengetahuan dan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, dan tentu membantu manajemen mengambil keputusan.
3. Model Evaluasi Program
Farida Yusuf Tayibnapis 2008: 13 menjelaskan bahwa model evaluasi ialah model disain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi
yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap pembuatannya. Terdapat berbagai macam model yang dapat digunakan untuk pemahaman
tentang evaluasi. Model evaluasi telah dikembangkan oleh beberapa ahli untuk melaksanakan penilaian program. Kaufman dan Thomas yang dikutip oleh
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar 2014: 40-41, membedakan model evaluasi menjadi delapan, yaitu:
a. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler. b. Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.
c. Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael
Scriven. d. Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
e. Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. f.
CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan.
g. CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam. h. Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.
Dari berbagai model evaluasi program tersebut, dalam menentukan model evaluasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan evaluasi pada
program yang dilaksanakan. Masing-masing model evaluasi program memiliki metode tersendiri dalam mengevaluasi, namun demikian secara garis besar
seluruhnya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperoleh informasi yang sesungguhnya terkait berjalannya suatu program untuk fungsi perbaikan.
Sedangkan untuk penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan model evaluasi
26
program yang dikembangkan oleh Stufflebeam yaitu CIPP Evaluation Model, sehingga selanjutnya akan diperjelas terkait model evaluasi CIPP tersebut.
4. Model Evaluasi CIPP