71
perbankan. Namun di lapangan, latar belakang pendidikan tidak dijadikan salah satu persyaratan sehingga peserta yang mengikuti diklat memiliki latar
belakang pendidikan yang bermacam-macam. Latar belakang pendidikan yang bermacam-macam ini menyebabkan kurang efisiennya proses pembelajaran,
sehingga pengajar harus memberikan materi-materi dasar tambahan, sehingga menambah waktu pelaksanaan. Meskipun seluruh materi tetap dapat diterima
dengan baik, dan terdapat niatan memberi kesempatan masyarakat luas, seharusnya latar belakang pendidikan peserta relatif homogeny agar lebih
efektif dan efisien. Dari hasil penelitian telah dibahas dengan membandingkan dengan
kriteria-kriteria evaluasi. Terdapat kriteria yang dapat dipenuhi yaitu ideal jumlah peserta, serta pemenuhan persyaratan peserta. Namun terdapat kriteria
yang belum terpenuhi karena belum menjadi fokus yaitu kehomogenan latar belakang pendidikan peserta. Dengan begitu maka evaluasi komponen peserta
diklat perbankan msuk ke kategori cukup baik.
c. Sarana Prasarana Diklat Perbankan
Sejauh ini PTP DIY dapat memenuhi segala bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan diklat perbankan, terlebih dengan
gedung milik lembaga yang terus ditingkatan kualitasnya. Karena kegiatan diklat sejenis memang menjadi focus lembaga, sehingga lembaga memang
sudah menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan. Sesuai dengan pernyataan dari wawancara dengan RS,
“Ya seperti kegiatan diklat biasanya. Pembelajaran ya di ruang diklat dengan sarana prasarana yang sudah disiapkan, yang pasti tentu lcd
72
proyektor, laptop, dan sound system untuk kepentingan memaparkan materi. Tambah papan tulis, karena Bapak sering memberi penjelasan
dengan papan tulis. Kalau yang lain ya tambahan saja agar peserta nyaman di dalam kelas. Ditambah untuk masing-masing peserta kita
beri fasilitas tas berisi blocknote dan bolpoin untuk menunjang pembelajaran.”
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam diklat tersebut meliputi ruang kelas, peralatan yang berfungsi sebagai media pembelajaran seperti
laptop, lcd proyektor yang ditambah dengan soundsystem, papan tulis, serta uang. PTP DIY ini memiliki satu ruangan diklat berkapasitas 100 orang, dan
satu ruangan diklat berkapasitas 25 orang. Fasilitas tambahan untuk peseta adalah tas disertai blocknote serta bolpoin.
Menurut para peserta sarana dan prasarana sudah sesuai dan memenuhi kebutuhan pelatihan khususnya untuk proses pembelajaran di dalam kelas.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh BW selaku peserta ketika wawancara pada Jumat 13 Mei 2016, “Sesuai. Sarananya memadai. Kelasnya kondusif,
bersih, kelasnya sejuk…”. Namun menurut beberapa peserta untuk ruangan yang dipergunakan agak pengap karena ac terkadang tidak dihidupkan dan
jendela ruangan jarang dibuka. Selain itu fasilitas lain yang menjadi perhatian peserta adalah tempat parkir yang lebih baik diberi cctv untuk keamanan dan
penutup agar kendaraan yang diparkir tidak terkena panas dan hujan. Berdasarkan hasil observasi, seluruh sarana dan prasarana yang ada di
PTP DIY sejauh ini dalam kondisi cukup baik dan terus ditingkatkan. Seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga baik yang digunakan untuk diklat
perbankan kali ini maupun tidak telah didaftar dan didokumentasikan. Hanya saja terdapat beberapa hal yang kurang baik yaitu, salah satu unit laptop yang
73
beroprasi kurang baik, namun kemudian segera dimasukkan ke jasa servis laptop. Kemudian, keadaan buku-buku sebagai sumber belajar tambahan yang
belum dirawat dan di display di sebuah ruang khusus perpustakaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta. Hal tersebut juga menyebabkan beberapa
buku kondisinya menjadi kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, terdapat temuan-
temuan tentang sarana dan prasarana program diklat yang dimiliki oleh Pusat Training Perbankan DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan telah terpenuhi, hanya saja terdapat sarana yang tidak dioptimalkan fungsinya seperti penggunaan ac yang
menyebabkan kenyamanan berkurang, serta buku-buku yang kurang difungsikan juga. Selain itu juga prasarana berupa parkiran yang dirasa kurang
nyaman karena tidak ada pengamanan lebih yang menyebabkan kekhawatiran peserta. Dengan begitu evaluasi dari sarana dan prasarana program yang
tersedia karena terdapat temuan bahwa meskipun sudah lengkap dan tersedia, namun beberapa sarana dan prasarana kurang optimal fungsinya dapat
dikategorikan cukup baik. d. Pembiayaan
Seluruh pembiayaan untuk program diklat ini berasal dari APBN. Pembiayaan yang diberikan pemerintah kepada lembaga meliputi honor
pengajar dan panitia, dana bantuan untuk kegiatan administrasi, serta dana untuk uang saku dan transport peserta ketika mengikuti pemagangan yang
74
diterima sesuai perencanaan, dan nanti akan dilaporkan di akhir kegiatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh RS ketika wawancara yaitu,
“Kalau itu full dari pemerintah. Ini kan program pemerintah, didanai dari APBN kalau gak salah. Jadi, sepengetahuanku nanti ada honor
untuk pengajar dan panitia, dana bantuan untuk kegiatan administrasi diklat macam untuk beli kertas dan lain-lain, kemudian ada dana untuk
masing-masing peserta tapi nanti ketika mereka sudah magang, istilahnya uang saku dan uang transport gitu.”
Namun penulis mengalami keterbatasan untuk melakukan penelitian lebih jauh terkait pengelolaan seperti perencanaan, rincian penggunaan, sampai
pelaporan pembiayaan program ini, terutama dana yang diberikan untuk bantuan kegiatan administrasi. Sehingga tidak banyak hasil penelitian yang
didapatkan dari komponen pengelolaan pembiayaan ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam penyelenggaraan
diklat perbankan tersebut biaya penuh dari pemerintah melalui dana APBN, sehingga tentu terdapat perencanaan dan pelaporan pembiayaan program
diklat yang akan dipertanggungjawabkan kepada dinas terkait. Dengan begitu kriteria pertama yaitu adanya perencanaan dan pelaporan keuangan terpenuhi.
Kemudian dalam penyelenggaraan diklat ini terdapat pembiayaan yang harus dipenuhi dan tercantum dalam perencanaan, pembiayaan tersebut terbagi
atas biaya administrasi dan edukatif. Biaya tersebut adalah pembiayaan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan diklat. Untuk biaya administratif dalam
diklat perbankan ini adalah honor panitia rekrutmen sebesar Rp 300.000,00 dengan PPh 6 sehingga penerimaan sejumlah Rp 282.000,00., uang saku
peserta masing-masing sebesar Rp 310.000,00 dengan PPh 6 sehingga penerimaan sejumlah Rp 291.400,00., uang transport peserta masing-masing
75
sebesar Rp 150.000,00 diterima bersih tanpa potongan, sedanngkan untuk akomodasi dan alat tulis kantor tidak didapatkan informasi terkait rinciannya.
Uang saku dan uang transport untuk masing-masing peserta tidak hanya diterima ketika diklat, namun juga diterima setiap bulan selama program
pemagangan berlangsung. Sedangkan untuk biaya edukatif yang ada hanya honor pengajar sebesar Rp 35.000,00 per jam pelajaran, karena dalam
penyelenggaraan diklat ini tidak terdapat tidak terdapat pengamat, pengawas, dan penguji. Dengan begitu kriteria kedua tentang biaya administratif dan
edukatif dapat terpenuhi. Selama penelitian berlangsung pihak lembaga kurang terbuka terkait
pembiayaan, dan dalam observasi non partisipan pun peneliti tidak banyak dilibatkan dalam pengelolaan keuangan, sehingga dalam penelitian tidak
banyak ditemui hasil tentang komponen pembiayaan. Begitu pula dengan wujud perencanaan dan laporan keuangan program diklat ini, sehingga tidak
dapat dilakukan perbandingan apakah pengeluaran telah sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan hal tersebut maka belum dapat disimpulkan apakah
kriteria ketiga terpenuhi atau belum. Kurang transparannya pengelolaan pembiayaan ini kemudian
menimbulkan asumsi kurang baik dari peneliti seperti kurang sesuainya penggunaan dana dengan perencanaan. Namun penilaian tetap dilakukan
berdasarkan data yang ada. Dari ketiga kriteria dalam evaluasi komponen pembiayaan hanya dua kriteria yang dapat dipenuhi, sehingga dapat dianggap
pengelolaan dalam komponen pembiayaan program diklat ini cukup baik.
76
3. Aspek Process Proses Program Diklat Perbankan