Prinsip Dasar Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Ringan

17 Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan bagi siswa tunagrahita ringan, hal ini karena matematika secara sadar ataupun tidak selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam menggunakan uang, kasus tersebut menerapkan konsep dan berfikir matematika yang berdasar dengan kemampuan mengenal kuantitas bilangan menurut nilai dan tempatnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar matamatika secara kognitif siswa tunagrahita ringan rendah. Meskipun demikian, potensi kemampuan berhitung yang dimiliki dapat dikembangkan melalui pendidikan khusus dengan memperhatikan tahapan perkembangannya yaitu operasional konkret.

3. Prinsip Dasar Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Ringan

Pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita ringan di dasarkan atas karakteristik kemampuan siswa. Dasar-dasar pembelajaran matematika menurut Wehman Laughlin dalam Mumpuniarti, 2007:121 dapat penulis kemukakan; a. Keterampilan menghitung yang merupakan hubungan dengan kuantitas. Siswa tunagrahita ringan perlu memiliki keterampilan menghitung dalam pemecahan masalah dan aplikasi bidang vokasional. Dengan demikian, pembelajaran menghitung hendaknya diberikan secara fungsional yang dikaitkan dengan kebiasaan sehari-hari. 18 b. Pembelajaran bilangan yang berwujud belajar memberi label yang menandakan suatu elemen-elemen seperti angka kardinal, ordinal dan angka rasional. c. Pengangkaan yang merupakan proses mengekspresikan bilangan yang terkait dengan simbol atau angka. Pengangkaan termasuk kata bilangan, angka romawi, angka hindu arab, pecahan desimal dan nilai tempat. d. Hubungan yang melibatkan korespondensi dua atau lebih tentang suatu susunan. e. Pengukuran yang termasuk penggunaan bilangan untuk mendeskripsikan objek dan unit-unit yang berbeda seperti tentang waktu dan uang. f. Pengoprasian bilangan yang berkaitan dengan manipulasi bilangan. g. Pengoprasian angka rasional. h. Pemecahan masalah yang melibatkan penggunaan hitungan. Pendekatan pembelajaran matemataika siswa tunagrahita ringan tentunya perlu memperhatikan kondisi peserta didik atas dasar kemampuan kognitif yang lemah. Mumpuniarti 2007:139 menyatakan prinsip pembelajaran yang berimplikasi pada pembelajaran pada siswa tunagrahita ringan dapat penulis kemukakan di antaranya; a. Suatu program hendaknya disusun dari tahapan yang sederhana menuju yang lebih kompleks. b. Belajar hendaknya dilakukan secara aktif, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. 19 c. Berikan penguat secara langsung ketika siswa menunjukkan respon yang diharapkan. d. Program hendaknya menyiapkan pengajaran yang bersifat individual, sehingga siswa mampu belajar sesuai dengan kemampuannya. e. Evaluasi yang konsisten dilakukan guna memperoleh refleksi setiap materi pengajaran sehingga dapat memberikan catatan agar diperoleh cara yang efektif dan efisien. f. Materi yang ditetapkan hendaknya mendukung dalam pencapaian tujuan khusus yang telah ditetapkan. g. Materi yang disampaikan dalam batas-batas kemampuan dan bermanfaat bagi siswa. h. Materi disajikan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks dan dari yang konkret ke yang abstrak. Pembelajaran matematika bagi siswa tunagrahita ringan hendaknya menggunakan suatu media yang tepat agar dapat menyampaikan pesan materi yang tepat. Pemilihan media utamanya media bagi siswa tunagrahita ringan dapat menjembatani proses kegiatan belajar mengajar sehingga mampu memotivasi siswa untuk belajar secara aktif. Pemilihan media hendaknya mengikuti prinsip perkembangan belajar siswa tunagrahita ringan yaitu belajar dari yang konkret, semi konkret, semi abstrak dan abstrak. Belajar yang tepat bagi siswa tunagrahita ringan dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga siswa marasa bebas, asyik tanpa ada beban dalam menerima suatu konsep materi yang disampaikan. 20

4. Materi Pembelajaran Matematika Siswa Tunagrahita Ringan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI LINGKUNGAN SEKOLAH LUAR BIASAAL-FITHRI.

0 10 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI METODE MULTISENSORI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

10 39 281

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI SHAPING TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN UDARA BAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS VIII DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

2 4 206

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI I GAMPING.

0 0 275

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103