Pengertian Berbelanja di Kantin Keterkaitan Teori Belajar Behavioristik dengan Pembelajaran di

21

C. Pembelajaran Berbelanja di Kantin

1. Pengertian Berbelanja di Kantin

Pembelajaran berbelanja di kantin berarti mengkaitkan proses belajar dengan lingkungan. Dalam pembelajaran tersebut terdapat kegiatan berbelanja yang diaplikasikan secara langsung di lingkungan sekolah yaitu kantin. Pembelajaran berbelanja di kantin berupa aktifitas kegiatan jual-beli yang dilakukan oleh penjual dengan siswa sebagai pembeli. Dengan adanya pembelajaran berbelanja di kantin dapat memberikan pengalaman bagi anak untuk meningkatkan pengetahuannya dalam mencapai suatu tujuan belajar tertentu. Dengan demikian pembelajaran berbelanja di kantin dapat dikategorikan sebagai pembelajaran berbasis pengalaman. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata Erliana Syaodih 2012:139 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman merupakan suatu proses belajar-mengajar yang berfokus atau menekankan pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motorik.

2. Keterkaitan Teori Belajar Behavioristik dengan Pembelajaran di

Kantin Ada beberapa tokoh teori belajar behavioristik, tetapi menurut Asri Budiningsih 2004:25 menyatakan bahwa pandangan beberapa tokoh behavioristik yang paling besar pengaruhnya adalah ialah teori Skinner. Menurut Skinner dalam Nana Sudjana, 1990:85-86 bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus. Rumusnya; B behavior = f fungsi dari S stimulus. Tingkah laku atau respon R akan timbul sebagai reaksi terhadap stimulus tertentu S. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah 22 pengkondisian operan kondisioning operan. Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada enam asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan Bell Gredler, 1994:122. Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut; a. Belajar itu adalah tingkah laku b. Perubahan tingkah-laku belajar secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi- kondisi lingkungan. c. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama. d. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku e. Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok. f. Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk hidup. Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner dalam Santrock, 2007:272 unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan reinforcement dan hukuman punishment. Keterkaitan teori behavioristik 23 dengan pembelajaran berbelanja di kantin yakni kegiatan pembelajaran berbelanja di kantin merupakan stimulus yang diberikan kepada anak supaya anak mengalami respon dalam kemampuan penggunaan uang sehingga terjadi perubahan tingkah laku anak dari kemampuan penggunaan uang yang rendah menjadi dapat untuk mengoperasikan uang. Dalam kegiatan pembelajaran berbelanja di kantin tentunya terdapat prinsip yang digunakan untuk menunjang kegiatan, prinsip tersebut disesuaikan dengan prinsip behavioristik. Prinsip teori behavioristik yang dapat digunakan saat pembelajaran berdasarkan aliran Skinner dalam Mumpuniarti, 2007:41 yakni; a. Perlu adanya tujuan yang jelas atau tingkah laku yang akan dicapai siswa. Tujuan diatur secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. b. Memberi tekanan kepada kemajuan individu sesuai dengan kesanggupannya. c. Penilaian yang terus menerus untuk menetapkan tingkat kemajuan yang dicapai siswa. d. Prosedur pembelajaran dimodifikasi atas dasar hasil evaluasi dan kemajuan yang dicapai. e. Penggunaan positif reinforcement secara sistematis, bervariasi, dan segera manakala respon siswa telah terjadi. 24 f. Prinsip belajar tuntas sebaiknya digunakan agar penguasaan belajar siswa dapat diperoleh sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan tujuan yang ingin dicapai. g. Program remedial bagi siswa yang memerlukan untuk mencapai prinsip belajar tuntas. h. Peranan guru lebih diarahkan sebagai arsitek dan pembentuk tingkah laku siswa.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbelanja di Kantin

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI LINGKUNGAN SEKOLAH LUAR BIASAAL-FITHRI.

0 10 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI METODE MULTISENSORI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

10 39 281

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI SHAPING TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN UDARA BAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS VIII DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

2 4 206

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI I GAMPING.

0 0 275

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103